Sektor Pariwisata Mendominasi
Sektor pariwisata mendominasi sengketa antara pekerja dan pengusaha di Bali.
Perselisihan Pekerja dan Pengusaha di Bali
DENPASAR, NusaBali
Indikasinya di Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali, dalam setahun tidak kurang lima persoalan bertalian dengan pariwisata yang dibidani Apindo, diselesaikan sehingga tak sampai mencuat. “Ya dominan memang yang berkaitan dengan persoalan pariwisata,” kata Ketua Apindo Bali I Nengah Nurlaba, Kamis (17/8). Menurut Nurlaba, hal itu logis, karena perekonomian Bali didominasi sektor pariwisata. Termasuk para anggota Apindo, banyak yang bergerak di sektor wisata. Di antaranya usaha perhotelan dan restoran.
Contoh persoalan yang muncul bagaimana status pekerja, jika hotel jeda operasi karena ada pekerjaan rehab atau perbaikan yang memerlukan waktu relatif lama. “Ini yang biasanya dikonsultasikan, walau sesungguhnya semua sudah tahu aturannya,” ungkap Nurlaba.
Sejauh ini kata Nurlaba, sebelum mencuat persoalan sudah dapat diselesaikan. “Tetap dengan mempertimbangkan hak-hak karyawan dan kemampuan perusahaan,” katanya. Semuanya sudah diatur Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, yang antara lain mengatur tentang pekerja dan sistem pengupahan.
Walau demikian, sudah ada rambunya tetap saja persoalannya cukup pelik. “Beda dengan perusahaan yang sama sekali pailit,” kata Nurlaba. Jika perusahan pailit atau bangkrut total, penanganannya penyelesaiannya lebih simple, lebih gampang. “Karena memang bangkrut bagaimana lagi,” tandas Nurlaba.
Sementara itu Kadisnakertrans dan SDM Provinsi Bali Ni Made Wiratni, mengiyakan persoalan hubungan industrial sektor pariwisata mendominasi sengketa ketenagaankerjaan di Bali. Untuk Provinsi Bali, rata-rata sekitar 25-40 kasus persoalan ketenagaankerjaan yang ditangani atau dimediasi Disnakertrans dan SDM. “Di antaranya soal PHK,” kata Wiratni. Selain itu ada persoalan hubungan industrial dari sektor lain, termasuk sektor ritel. “Memang dari sektor pariwisata yang banyak,” ujar Wiratni. *k17
Komentar