De Gadjah: Kami Bukan Berjanji tapi Menempatkan Diri Agar Bandara Buleleng Terlaksana
Paket GAS Serap Aspirasi Masyarakat Buleleng
SINGARAJA, NusaBali - Pasangan Calon Gubernur (Cagub) Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Putu Agus Suradnyana, bertemu sejumlah elemen masyarakat Buleleng, Jumat (6/9) malam.
Paslon yang mendeklarasikan paket GAS (Gadjah-Agus Suradnyana) menyerap aspirasi masyarakat Buleleng untuk pembangunan Bali dan Buleleng yang lebih baik.
Bertempat di Villandra wilayah Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, pertemuan dihadiri berbagai elemen masyarakat, mulai dari praktisi pariwisata, akademisi, pemerhati poleksosbudhankam, mahasiswa, komunitas pemuda, UMKM hingga pelaku seni dan olahraga. Seluruh perwakilan elemen masyarakat diberikan kesempatan berbicara bebas untuk menyampaikan saran, masukan, dan inisiatif untuk pembangunan Buleleng dan Bali ke depan.
Di bidang pariwisata, salah seorang praktisi pariwisata Pantai Penimbangan Putu Dedy Yastika memberikan saran agar pemimpin Bali ke depan dapat mengatur jalur perlintasan wisatawan ke Bali Utara. Terutama wisatawan domestik dari luar Pulau Bali. Buleleng dengan potensi yang tidak kalah dengan Bali Selatan hanya menjadi perlintasan saja. Sehingga perlu mengubah arus lalu lintas pariwisata yang masuk melalui Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.
“Wisatawan domestik yang datang dari Jawa langsung dari Negara (Kabupaten Jembrana) ke Tabanan, Denpasar, baliknya lewat Buleleng. Sehingga Buleleng cuman dapat kuah-kuahnya saja. Bagaimana ke depan biar wisdom ini diarahkan dulu ke Buleleng,” usul Dedy.
Praktisi pariwisata Pemuteran Gede Sentana juga menyebut untuk memimpin Bali, zonasi pariwisata harus jelas. Buleleng jangan membuat segmen dan zonasi pariwisata sama dengan yang sudah ada. Perwakilan HIPMI Buleleng juga menegaskan Bali saat ini perlu kebijakan khusus, terutama dalam kepemilikan akomodasi pariwisata yang saat ini 80 persennya dikuasai orang luar Bali. Persoalan ini membuat orang Bali tidak bisa menjadi pemain di tanah sendiri. Belum lagi soal aksesibilitas Buleleng yang jauh dari Bandara Ngurah Rai juga berdampak pada kunjungan wisatawan.
Pada bidang pendidikan, Wakil Rektor II Undiksha Prof Dr Wayan Artanayasa, menyebut marwah sebagai kota pendidikan akhir-akhir ini agak menurun. Hal itu disebabkan pengelolaan dan kewenangan pendidikan berbeda-beda. Pemkab hanya punya kewenangan PAUD, SD, dan SMP. SMA/SMK menjadi tanggung jawab pemprov dan perguruan tinggi kewenangan pemerintah pusat.
“Khususnya Buleleng ada beberapa perguruan tinggi. Itu berdampak pada pendapatan Buleleng. Contoh, kami mengelola 18 ribu mahasiswa di Buleleng. 80 persen itu kos. Bank itu terima kasih sama Undiksha, karena kos-kosan tumbuh. Ini efek yang besar sebenarnya,” tutur Artanayasa.
Pemerhati sekaligus akademisi Dr dr Ketut Putra Sedana menyarankan Buleleng memiliki banyak sekolah, namun belakangan pendidikan sedang dihantui dengan persoalan budi pekerti. Putra Sedana yang akrab disapa dr Caput ini menginginkan Buleleng menjadi Kota Pendidikan Plus dengan menekankan pendidikan budi pekerti dan keagamaan melalui sekolah bernuansa Agama Hindu.
“Mudah-mudahan ke depannya saat jadi pemimpin masih tetap sama. Artinya seorang pemimpin itu yang kita lihat kepala daerah, ada dua mata, dua telinga, satu mulut, dua lubang hidung, dan 4 alat gerak. Banyak melihat, banyak mendengar, banyak merasakan, dan banyak lagi beri contoh, sedikit bicara. saya yakin itu akan jadi pemimpin yang dicintai masyarakat,” harap dr Caput.
Menyusul KONI Buleleng yang diwakili dr Gede Budiawan mengemukakan Buleleng dengan jumlah penduduk dan luas wilayah sangat potensial mencetak atlet dan olahragawan berprestasi. Hanya saja usaha melahirkan atlet berprestasi Buleleng masih kekurangan fasilitas latihan yang memadai. Banyak cabor yang bernaung di bawah KONI Buleleng belum memiliki venue.
“Calon pemimpin Bali, kami berharap olahraga ini bisa menjadi ujung tombak. Karena kemajuan itu maju dalam ekonomi dan olahraga. Kita punya SDM luar biasa, contohnya Desak Rita atlet panjat tebing kelas dunia. Buleleng jangan jadi lumbung suara saja, tapi bangun Buleleng secara tulus,” harap Budiawan.
Deretan aspirasi masyarakat Buleleng dijawab satu per satu oleh Paslon GAS. Cawabup Agus Suradnyana yang berdarah Buleleng menyebut komitmennya mencalonkan diri sebagai Cawagub mendampingi De Gadjah ingin saling melengkapi. Yang menjadi dorongan terkuatnya maju di Pilkada 2024 tidak lain karena ada persoalan di Bali dan Buleleng khususnya yang perlu diperjuangkan.
Komitmen di bidang pendidikan, kesehatan, dan pariwisata yang diutarakan oleh elemen masyarakat, dijawab Agus Suradnyana dengan sejumlah bukti pembangunan selama menjadi Bupati Buleleng. Di antaranya mewujudkan rumah sakit pendidikan kerja sama Fakultas Kedokteran Undiksha dengan RSUD Buleleng. Undiksha pun telah memetik hasil kesungguhan tersebut dengan meluluskan 49 dokter muda kompeten.
Soal aksesibilitas yang selama ini menyumbat perkembangan pariwisata dan ekonomi Buleleng perlu solusi yang komprehensif. Agus Suradnyana menyebut soal jalur kunjungan wisdom akan dikaji traffic-nya. Agus Suradnyana pun memastikan jika menang Pilgub apapun yang memberi kontribusi untuk Buleleng akan dilakukan bersama.
Terkait Bandara Bali Utara, bupati periode 2012-2022 ini memastikan akan terbentuk begitu ada linieritas antara pimpinan di pusat dengan di daerah baik pemprov dan pemkab. Dia menampik jika persoalan bandara hanya menjadi jargon saat perhelatan politik. Menurutnya rencana pembangunan bandara Bali Utara sudah dilakukan. Mulai dari studi kelayakan, bahkan sempat masuk Program Strategis Nasional (PSN). Hanya saja akhirnya dicoret demi kepentingan politik.
“Bandara dipastikan dibangun karena ini instruksi Pak Prabowo. keputusan politik menjadi domain utama pusat,” kata Agus Suradnyana.
Hal itu ditegaskan kembali oleh Cagub De Gadjah. Pembangunan bandara Bali Utara di Buleleng sudah dinyatakan secara tersurat dan tersirat. Bahkan sata HUT Gerindra Februari lalu, Presiden terpilih Prabowo Subianto sudah memerintahkan mencari teknokrat yang merancang bandara di Bali Utara. “Dulu memang dijanjikan, tapi diingkari. Kami De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana, bukan untuk berjanji tapi menempatkan diri bagaimana agar bandara itu terlaksana,” tegas De Gadjah.
Lalu soal potensi Buleleng di bidang olahraga juga diapresiasi De Gadjah. Sebagai paslon yang diusung KIM Plus dan pribadi yang suka berolahraga, dia menjanjikan akan membangun stadion di setiap kecamatan Buleleng. Tempat ini bisa dipakai untuk penyaluran hobi olahraga maupun tempat pementasan seni dan budaya.
“Buleleng punya banyak potensi di semua bidang. Di bidang pendidikan juga ada SMAN Bali Mandara, itu mahakarya pendidikan berkualitas. Kalau terpilih kami siap menduplikasi SMAN Bali Mandara bangun di kabupaten lain seperti di Jembrana dan Karangasem,” ucap De Gadjah. @ k23
Komentar