Sumber Gempa di Daratan Desa Sidan, BPBD Imbau Masyarakat Waspada
GIANYAR, NusaBali - Gempa bumi berkekuatan 4,9 SR dirasakan cukup keras, Sabtu (7/9) sekitar pukul 09.51 Wita. Sumber gempa bumi ada di Desa Sidan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar.
BPBD Gianyar mengimbau masyarakat tetap waspada sebab pusat gempa bersumber di daratan, bukan di laut.
Dari hasil pemantauan hingga pukul 12.35 Wita, telah terjadi 5 kali gempa bumi susulan, dengan kekuatan (M) terkecil 1,8 dan terbesar 2,6. “Terjadi 5 kali gempa aftershock (susulan) setelah gempa utama (mainshock) terjadi di Gianyar,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar I Gusti Ngurah Dibia Presasta.
BPBD Gianyar mencatat ada sejumlah kerusakan bangunan dampak gempa bumi di kedalaman 10 kilometer ini. Dominan genteng bangunan jatuh dan tembok retak. Di antaranya, Balai Banjar Bukit Sari Desa Sidan; bangunan SMPN 3 Gianyar; bangunan SDN 1 Temesi, bangunan SDN 3 Sidan; kantor Dinas Pariwisata Gianyar; tembok Perpustakaan SDN 5 Pering retak dan pengubug atap kamar mandi SDN 3 Pering jatuh. “Nihil informasi korban jiwa,” kata Dibia.
Sebagai upaya antisipasi dampak bencana gempa bumi, Dibia mengatakan BPBD Gianyar berupaya rutin melakukan edukasi ke masyarakat, baik tatap muka langsung serta melalui media sosial.
Masyarakat juga diminta aktif memantau situs website BMKG terkait kondisi alam di Gianyar. “Masyarakat kami minta secara mandiri menyiapkan jalur evakuasi bilamana terjadi gempa. Bilamana ada yang kurang dipahami mengenai gempa, silakan hubungi kami, kami siap selalu turun berikan edukasi,” ujar Dibia.
Sementara itu Sri, guru SDN 3 Sidan mengatakan saat gempa terjadi seluruh muridnya ketakutan dan panik. Getaran yang dirasakan sangat keras. Dan Sri pun belakangan mengetahui bahwa pusat gempa di daratan Desa Sidan. “Situasinya anak-anak tiba-tiba ketakutan, panik, getarannya keras, ada bangunan yang rusak. Di sudut gentengnya itu jatuh, bergeser. Katanya sih memang di sini pusat gempa,” ujarnya.
Selain itu, getaran gempa bumi yang cukup keras juga dirasakan oleh krama Desa Batuan, Kecamatan Sukawati yang sedang melangsungkan prosesi ngaben massal. Krama sedang duduk persiapan prosesi di halaman bale payadnyan. Ketika itu, Ida Sulinggih sedang mengalunkan mantra dan genta. Sehingga hanya segelintir orang yang beranjak dan berteriak, sebagian besar lainnya masih dalam posisi duduk meskipun cukup terkejut. Sejumlah piranti upakara pun bergoyang, namun tidak sampai ada yang terjatuh.
Di Kabupaten Badung, akibat kejadian ini genteng rumah milik salah satu warga Banjar Pemijian, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Badung, rontok sebagian.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung I Wayan Darma, mengungkapkan pasca gempa pihaknya langsung berkoordinasi dengan aparat kecamatan, desa, dan kelurahan. Hingga sore dilaporkan bahwa ada satu rumah warga terdampak gempa.
“Hingga sore tadi (kemarin) laporan dari Bapak Camat Petang ada dampak dari gempa, yakni jatuhnya sebagian atap dan genteng kamar milik penduduk Banjar Pemijian atas nama Ida Bagus Made Putra Astawa. Sementara laporan yang kami terima, baru itu saja dampak akibat gempa. Di kecamatan lain, Astungkara nihil,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Beruntung dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Mengingat saat gempa terjadi, anggota keluarga langsung keluar rumah mencari tempat yang aman. Kondisi rumah warga tersebut pun sudah dicek langsung oleh BPBD Badung dan pihak terkait untuk ditindaklanjuti.
“Saya sudah meminta kepada Bapak Kabid Kedaruratan dan Logistik untuk segera membantu warga mengirimkan terpal untuk menutup sebagian atap rumah yang gentengnya jatuh, agar pemilik rumah yang tidur di kamar itu jadi aman,” kata mantan Camat Petang ini.
Kepala Balai Besar Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho dalam keterangannya menyampaikan, hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi ini berkekuatan M4,9. Episenter terletak pada koordinat 8,52° LS; 115,35° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 2 km timur laut Gianyar, Bali pada kedalaman 10 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di darat.
“Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault),” kata Cahyo Nugroho.
Cahyo Nugroho juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” ujarnya. 7 nvi, ind, a
Komentar