11.795 Mahasiswa Mulai Disebar ke Sekolah di Seluruh Indonesia
Program Kampus Mengajar Angkatan 8
JAKARTA, NusaBali - Program Kampus Mengajar kembali hadir dengan angkatan kedelapan, membawa semangat baru dari ribuan mahasiswa di seluruh Indonesia yang ingin berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, program ini telah melaksanakan tujuh angkatan sebelumnya.
Pada Selasa (3/9) mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 8 resmi dilepas untuk mulai bertugas di sekolah-sekolah yang telah ditentukan. “Dengan penuh rasa haru dan bangga, kami kembali menerjunkan lebih dari 11 ribu mahasiswa peserta Program Kampus Mengajar Angkatan 8 yang merupakan putra-putri terbaik bangsa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Abdul Haris.
Pada angkatan 8, terdapat total 11.795 mahasiswa yang terpilih menjadi peserta dan 1.490 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang siap terjun ke sekolah penugasan. Ribuan mahasiswa tersebut berasal dari 757 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Para mahasiswa ini akan ditugaskan di 2.907 sekolah di seluruh Indonesia, yang terdiri dari 1.983 Sekolah Dasar (SD), 761 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 163 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selama program berlangsung, para mahasiswa akan berperan sebagai mitra guru, membantu dalam proses pembelajaran, terutama untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa.
“Kemampuan literasi dan numerasi merupakan bekal penting untuk siswa-siswi agar dapat memahami pembelajaran secara utuh. Untuk itu, diperlukan strategi dan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar kemampuan literasi dan numerasi dapat terus diperkuat,” ungkap Iwan Syahril, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.
Selain penguatan literasi dan numerasi, Program Kampus Mengajar juga dapat membantu mempersiapkan siswa-siswi SMK dalam menghadapi dunia kerja setelah lulus nanti. Hal tersebut disampaikan Pelaksana tugas Direktur Jenderal Vokasi, Tatang Muttaqin.
“Kehadiran mahasiswa telah menjadi katalisator dalam berbagai aspek pembelajaran. Mahasiswa tidak hanya membantu siswa-siswi SMK dalam penguatan soft skill, tetapi juga meningkatkan motivasi belajar siswa. Mahasiswa juga berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan adaptasi teknologi siswa, sebagai sebuah keterampilan yang sangat dibutuhkan di era digital ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, berharap agar kemitraan yang terjalin antara pihak perguruan tinggi, mahasiswa, guru, dan tenaga pendidik di sekolah penugasan dapat menghasilkan dampak positif bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Salah satu upaya yang paling efektif dalam meningkatkan dampak positif Program Kampus Mengajar, berdasarkan data yang berhasil dihimpun, adalah dengan mengimplementasikan Rencana Aksi Kolaborasi (RAK) secara dua arah. Hal ini mengutamakan proses interaksi aktif dalam pembelajaran dengan siswa di sekolah,” ujar Dirjen Nunuk. 7
Komentar