nusabali

Pasar Hewan di Pempatan Kurang Berfungsi Optimal

  • www.nusabali.com-pasar-hewan-di-pempatan-kurang-berfungsi-optimal

AMLAPURA, NusaBali - Bangunan Pasar Hewan, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Karangasem, telah diperbaiki. Namun pasar ini belum optimal berfungsi. Pasar ini dibangun tahun 2007. Awalnya dibuka, ramai transaksi.

Namun kemudian sepi dan sempat tutup. Kali ini  pembeli dan penjual yang datang jauh berkurang. "Pasar Hewan di Desa Pempatan masih dibuka, hanya saja transaksi relatif sepi. Pengusaha sapi biasanya ambil sapi di Pasar Desa Pempatan mulai berkurang," jelas Pj Perbekel Pempatan, Pande Ketut Arimbawa  kepada NusaBali di Amlapura, Minggu (8/9).

Pengusaha sapi, katanya, lebih mengoptimalkan mencari sapi untuk dikirim ke luar Bali, di Pasar Beringkit.

"Makanya aktivitas transaksi di Pasar Hewan Desa Pempatan, relatif sepi," tambahnya.

Padahal Pasar Hewan tersebut sangat strategis, mempertemukan pedagang dari Karangasem, Bangli, dan Klungkung, lokasinya luas dan mudah dijangkau.

Pasar Hewan Desa Pempatan dibangun dengan biaya Rp 518 juta, diresmikan Minggu (21 Januari 2007). Pasar ini bantuan dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan RI, dengan kapasitas 500 ekor sapi. Pasar yang memanfaatkan tanah negara di jalur sepi, Desa Pempatan menuju Desa Besakih,  terdiri dari 3 bale los, dua timbangan, satu ruang jaga, kondisi atapnya sempat keropos di beberapa bagian, telah diperbaiki. Pasar itu dibangun pada zaman pemerintahan Bupati Karangasem I Wayan Geredeg.

Secara terpisah, Ketua KTNA (Kontak Tani dan Nelayan Andalan) Karangasem di Desa Pempatan I Wayan Sumatra mengatakan, transaksi di Pasar Hewan Desa Pempatan itu, sifatnya musiman. Transaksi ramai, jelang hari raya Idul Adha, Idul Fitri dan hari natal. Sekali transaksi bisa mencapai 200 ekor sapi.

"Kalau sehari-hari pasar tetap buka, tetapi bukan pasar hewan, tetapi pasar desa, dibuka tiap hari Kajeng," jelas I Wayan Sumatra.

Sebab, Pasar Desa Pempatan dengan Pasar Hewan berdampingan. "Aktivitas transaksi selalu ada, tetapi bukan semata-mata jual beli sapi," tambahnya.

Kadis Koperasi UKM dan Perindag Karangasem I Gede Loka Santika mengakui, sepi transaksi ternak sapi. "Pengusaha sapi, cenderung membeli langsung ke peternak, begitu sebaliknya peternak lebih memilih jual sapinya di kandang," kata I Gede Loka Santika.

Sebab, jika peternak membawa sapinya ke Pasar Hewan Desa Pempatan, lokasinya cukup jauh dan berisiko. Karena harus melintasi jalan rusak, salah-salah bisa kaki sapi patah harganya bisa jatuh. Di samping itu, menjual sapi di Pasar Hewan Desa Pempatan justru lebih murah di bandingkan dijual di kandang.

"Jual sapi di Pasar Hewan Desa Pempatan, berisiko, selain lokasinya jauh, kena retribusi, begitu hasil survei belakangan ini," tambahnya.7k16

Komentar