Pelihara Perkutut, Warga Raih Jutaan Rupiah

Menurut Ketut Sudara awalnya hanya memiliki beberapa ekor burung ini. Namun karena banyak permintaan dan hobi untuk menambah koleksi hingga saat ini jumlah burung perkutut yang dipelihara kini mencapai 75 ekor.

"Jumlah peminat burung perkutut juga kian meningkat. Kami dimanfaatkan dan untuk terjun melakukan jual beli burung perkutut," jelasnya, Minggu (8/9).

Kata Ketut Sudara, burung perkutut yang dipelihara tidak hanya dari Bali. Namun,  banyak juga didatangkan dari luar Bali.

Burung Perkutut yang saat ini dipelihara terdiri dari perkutut asli lokal alam dengan berbagai jenis. Seperti Katurangan Kalung Atep,  Pancoran Mas, Banyu Mili, Jambul, Rupo Cahyo, Tunjung Biru. Selain itu, juga ada dari hasil  ternakan dengan berbagai jenis seperti,  Putih kapas atau Albink,  Putih Lurik, Bangkok, Cemani, Moka, Sillver Biasa dan Jambul. "Untuk harga mulai dari  dari Rp 150.000 sampai Rp 5 juta  tergantung jenis, suara, bulu dan postur tubuh," ungkapnya.

Dengan harga tersebut, diakui dalam sebulan rata-rata bisa laku sekitar 25 sampai 27 ekor dengan pendapatan  mencapai Rp 3 juta sampai Rp 5 juta per bulan. 

"Burung yang paling mahal biasanya jenis burung perkutut putih kapas jambul, lokal alam yang berkaturangngan," sebutnya.

Sementara jenis burung perkutut yang paling langka dan susah di cari, jenis Perkutut Sri Tumpuk lokal alam yang kotorannya menumpuk di satu titik. Karena keunikannya itu, harga jenis Perkutut ini rata-rata juga mencapai jutaan.

Ditambahkan, tingginya  minat masyarakat untuk memelihara burung perkutut, selain karena memang hobi juga dipercaya sebagai penjaga rumah dan pembawa rejeki. Karena itu, kedepan pihaknya juga mengaku akan mengembangkan usahanya dengan menernak burung perkutut.

Di sisi lain, dalam perawatan burung perkutut, ada tantangannya yang mesti dihadapi. Untuk perawatan burung perkutut harus telaten terutama harus kena sinar matahari, dimandikan seminggu dua kali dan pemberian pakan secara teratur. 7esa