Upaya Pelestarian Wayang, Prasi, dan Baligrafi

Lomba Budaya yang meliputi Lomba Membuat Wayang, Baligrafi, Prasi dan Macecimpedan salah satu upaya pelestarian dan menggali bakat generasi muda. 

 

Khusus untuk lomba Prasi, Baligrafi dan Membuat Wayang masing-masing diikuti oleh 27 orang peserta dari 9 kecamatan yang berusia 15-25 tahun. Sedangkan lomba macecimpedan diikuti oleh siswa SD yang setiap kecamatan diwakili oleh 2 pasang peserta. 

 

Kepala Dinas Kebudayaan Buleleng I Nyoman Wisandika mengatakan, lomba budaya ini sudah menjadi agenda tahunan. Hanya saja setiap tahunnya diupayakan peningkatan kuantitas dan kualitas lomba. Seperti tahun ini ada tambahan lomba prasi (menggambar di daun lontar) yang baru dilaksanakan pertama kali di tahun ini. 

 

“Lomba ini adalah bagian penguatan, pelestarian budaya kita. Tidak menutup kemungkinan tahun depan ada jenis lomba yang lain. Melalui kegiatan ini kita mengenalkan kembali dan mengajak generasi muda untuk mengenal dan mempelajari warisan budaya yang kita miliki,” ucap Wisandika. 

 

Selain target pelestarian, Lomba Budaya ini juga secara tidak langsung memupuk jiwa sportifitas generasi muda yang berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Seorang peserta lomba wayang Sugiarini mengatakan, ini adalah kali keduanya mengikuti lomba yang sama. Siswa SMA Candimas Pancasari ini mengaku suka dan hobi di bidang seni. 

 

“Karena saya suka seni, jadi kalau ada memahat, menggambar saya bisa. Tahun kemarin sudah ikut. Termotivasi untuk belajar dan mendalami kebudayaan kita seperti membuat wayang ini. Supaya tradisi terus berjalan,” kata Sugiarini. 

 

Dia menyebut tidak ada persiapan khusus. Sugiarini hanya mengasah keterampilan memahat wayang dan teknik pewarnaan, belajar dari pengalamannya mengikuti lomba tahun lalu. “Targetnya sih kalau bisa juara, tapi kalau tidak ya tidak apa-apa juga, ini buat pengalaman saja,” papar dia.7 k23