Sastra Bali Modern Makin Semarak
Generasi baru tak hanya menulis, mempublikasikan karya baru, tetapi juga membentuk pembaca dan penggemar baru.
Tahun 2015, Jumlah Terbitan Capai 17 Judul
DENPASAR, NusaBali
Sastra Bali modern (SBM) terus berdenyut, bahkan terbitan tiap tahunnya terus meningkat. Para pengarang tak lagi didominasi generasi tua, namun diambil alih generasi muda. Tercatat, di tahun 2015 ada 17 judul buku SBM yang terbit dan beredar di pasaran. Jumlahnya meningkat dibanding tahun 2014 yang hanya 12 judul.
Sebanyak 17 judul itu, 5 merupakan kumpulan cerpen (kumcer), 6 antologi puisi, dan 6 novel atau roman pendek. Pustaka Ekspresi menyumbangkan terbitan sebanyak 9 judul. Nyoman Manda, peraih tiga kali sastra Rancage memborong dengan menulis lima novel. Sementara Wartawan NusaBali, I Made Sugianto, yang dua kali menerima Rancage menyumbangkan 1 novel bertema sejarah ‘Ki Baru Gajah’.
Pengamat SBM dan juri penghargaan sastra Rancage, Prof Dr I Nyoman Darma Putra M Litt mengatakan, lahirnya generasi baru membuat denyut SBM berlanjut. Mereka tak hanya menulis, mempublikasikan karya baru, tetapi juga membentuk pembaca baru dan penggemar baru. “Penulis dan pembaca baru ini menjadi pilar kehidupan sastra Bali modern,” ungkap Darma Putra di Denpasar, Minggu (10/1).
Menurut Darma Putra, karya para penulis muda ini memotret dan mengomentari perubahan sosial di Bali. Tak mengherankan jika dalam karya mereka banyak tema dan latar kekinian seperti soal internet, facebook hingga muda-mudi yang bekerja di kapal pesiar. Tema ini tak tampak pada karya penulis pendahulunya karena kepedulian dan pengalaman hidup mereka berbeda.
Meski demikian, menurut juri Rancage sejak tahun 2000 ini, antara penulis muda dan senior memiliki persamaan dalam memuliakan nilai kearifan lokal dan agama. Dikatakan, latar belakang dan pengalaman penulis tiap-tiap pengarang berbeda sehingga SBM kaya akan gaya bahasa, dari yang lugas jelas hingga gaya simbolik berlapis-lapis estetik. Semua membuktikan kekayaan khasanah sastra Bali adalah alam luas yang menantang digali. Meminjam judul antologi puisi Made Suarsa, Darma Putra mengumpamakan kekayaan khasanah itu sebagai ‘gunung menyan segara madu’. Artinya pendakian dunia sastra akan memberikan keharuman, yang menyelami merasakan manisnya sastra.
Darma Putra menambahkan, selain terbitnya buku, dinamika kehidupan SBM juga ditandai dengan hadirnya karya sastra di media massa lokal. Tak kalah pentingnya hadirnya penerbit yang aktif dan dedikatif dalam mencetak buku SBM, seperti Pustaka Ekspresi. “Penerbit ini membuat siklus kreativitas menulis SBM menjadi lengkap, dari menulis sampai menjadikannya buku untuk diterima dan disimak pembaca,” ulas Darma Putra. 7 k21
TERBITAN SASTRA BALI MODERN 2015
Kumpulan Cerpen
Judul Pengarang Penerbit
Kacunduk Ring Besakih IGG Djelantik Santha Pustaka Ekspresi
Jen Idup di Bali Made Suar Timuhun Pustaka Ekspresi
Swecan Widhi Komang Alit Juliarta Pustaka Ekspresi
Jro Lalung Ngutah IBW Widiasa Keniten Buku Arti
Calonarang Made Suarsa Paramita Surabaya
Kumpulan Puisi
Judul Pengarang Penerbit
Lelakut Putu Supartika Pustaka Ekspresi
Bubu Aryawan Kenceng Pustaka Ekspresi
Rwa Bhinneda Aryawan Kenceng Pustaka Ekspresi
Ombak Rare Bali Tudekamatra Pustaka Ekspresi
Angripta Rum Gede Gita Purnama Pustaka Ekspresi
Sang Kinasih Ni Kadek Widiasih Buku Arti
Novel/Roman
Judul Pengarang Penerbit
Ki Baru Gajah I Made Sugianto Pustaka Ekspresi
Uug Nyoman Manda Pondok Tebawutu
Buung Nyoman Manda Pondok Tebawutu
Ngelingkung Nyoman Manda Pondok Tebawutu
Tresnane Leket di Batur Nyoman Manda Pondok Tebawutu
Nayung Kenyem Manis Nyoman Manda Pondok Tebawutu
1
Komentar