Disdikpora Jaring 169 Orang Siswa DO
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 169 orang siswa Drop Out (DO) di jenjang SD dan SMP terjaring Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng.
Mereka didorong untuk dapat kembali ke sekolah, meski hanya memungkinkan di jalur pendidikan non formal kesetaraan.
Kepala Disdikpora Buleleng Made Astika Selasa (10/9) mengatakan, seratusan siswa DO ini terjaring Posko Drop Out (DO) yang sudah bekerja sejak awal tahun ajaran baru 2024-2025. Koordinator Wilayah (Korwil) di masing-masing kecamatan memetakan siswa yang ada di SD dan SMP yang tidak melanjutkan atau memilih putus sekolah.
Dari total 169 orang siswa yang terdata DO, sebanyak 87 orang di SD dan 82 orang lainnya di jenjang SMP. “Data ini tersebar di sembilan kecamatan, tetapi yang paling banyak itu ada di Kecamatan Seririt, Kubutambahan dan Gerokgak ada di angka dua digit, kalau yang kecamatan lain itu tidak lebih dari 10 per jenjang,” ucap Astika.
Pendekatan pun sudah dilakukan korwil kecamatan didampingi sekolah. Siswa DO yang terjaring ini rata-rata beralasan putus sekolah karena sudah tidak ada niat untuk bersekolah atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Beberapa mengaku terkendala kesulitan ekonomi keluarga.
“Yang sudah tidak ada niat bersekolah dari keterangan orang tuanya juga tidak memaksa karena tingkat pendidikan kurang sehingga tidak maksimal memberi pemahaman pentingnya pendidikan pada anak yang bersangkutan. Yang tidak ada niat ini kebanyakan karena sudah merasa mampu mencari uang sendiri. Tetapi tetap kami upayakan untuk ditarik ke sekolah,” ucap Astika.
Seratusan siswa DO ini diarahkan ke program pendidikan non formal kesetaraan, karena di satuan pendidikan formal dapodik sudah ditutup di akhir Agustus lalu. Astika menyebut Buleleng saat ini punya 11 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Siswa DO ini masih bisa berproses untuk melanjutkan pendidikannya di program kejar paket hingga Bulan November mendatang.
Pendidikan Non Formal Kesetaraan disebut Astika merupakan solusi paling tepat persoalan DO. Proses pembelajaran yang lebih fleksibel akan memudahkan mereka untuk sekolah sambil bekerja. Sementara itu data Kemendikbud Ristek melalui sistem pendeteksi dapodik, di Buleleng ditemukan Anak Tidak Sekolah (ATS) terakumulasi sejak tahun 2013-2023 sebanyak 998 orang. Siswa ini terdeteksi melalui Data Pokok Kependidikan (Dapodik) yang diverifikasi dan divalidasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK).7 k23
1
Komentar