ASKI Minta Kampus Terjun Tangani Kopi
DENPASAR, NusaBali - Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Kopi Indonesia (DPD ASKI Bali) berharap kalangan kampus, terjun mengurus ‘per-kopi-an Bali. Maksudnya membantu memperluas budidaya, merehab kebun-kebun kopi yang sudah ada, pendampingan petani, dalam budidaya sampai pasca panen.
Hal tersebut tidak lepas, dari nilai strategis komoditas kopi. Tidak saja komoditas dengan nilai ekonomis tinggi, yang tak kalah penting fungsi strategis terhadap lingkungan, yakni sebagai penghijauan, penahan tanah dan menyerap air dan ‘menyimpan’ cadangan air.
“Karena itu kita mengapresiasi kampus maupun perguruan tinggi yang rela berperan untuk itu,” ujar Ketua DPD ASKI Bali, Dwi Atmika Arya Rumawan, Selasa (10/9).
Menurutnya, kampus jelas punya sumber daya manusia (SDM), baik mahasiswa, dosen, kemudian memiliki ‘ilmu pengetahuan’ . Apalagi kampus atau fakultas rumpun pertanian dalam arti luas. “Kolaborasi antara mahasiswa, akademisi dan petani tentu sangat positif jika bisa diwujudkan,” ujarnya.
Dwi Atmika mengatakan, masih sangat banyak lahan luas di kawasan pegunungan di Bali, yang potensial untuk budidaya tanaman kopi. Contohnya di Melaya (Jembrana) kami dapat permintaan keperluan bibit kopi untuk 6 hektare. Itu baru di satu tempat saja, belum di tempat lain. Karena itu, kampus lah diharapkan terjun dan berperan. Pengabdian kemasyarakatan dan kampus atau mahasiswa, tentu bermanfaat dan dampaknya berkelanjutan. “Apalagi kalau sampai mau melakukan pendampingan pasca hingga pasca panen,” ujarnya.
Peran pemerintah, kata jelas perlu. Namun demikian, tentu tak bisa hanya bertumpu kepada bantuan pemerintah saja.
Dwi Atmika mengatakan belum banyak tahu, sudah berapa banyak kampus yang ‘mau’ mengurus ‘perkopian’. Namun mengingat sumber daya yang dimiliki kampus, itulah yang membuat ASKI berharap agar perguruan tinggi ikut terjun mengurus kopi.
Harga kopi Bali saat ini kata Dwi Atmika masih tinggi, sehingga menjanjikan. Untuk kopi robusta Rp80.000 sampai Rp90.000 perkilo.
“Naik 3 kali lipat dari sebelumnya,” ujar Dwi Atmika. Sedangkan kopi Arabica harganya relatif stabil Rp120.000 sampai Rp125.000 per kilogram.
Sebelummya Dwi Atmika menyampaikan rata-rata produkvitas kopi Bali sekitar 5 kilogram per pohon, dibawah produkvitas kopi nasional yang mencapai 7 kilogram per pohon. Sedangkan rata-rata produkvitas kopi dunia 10 kilo per pohon. K17
1
Komentar