Incumbent Tarung Pilkada 2024, Ombudsman Sebut Seluruh Wilayah Bali Rawan Ketidaknetralan ASN
DENPASAR, NusaBali.com - Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Bali, potensi ketidaknetralan Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi perhatian, terutama di daerah yang salah satu kontestannya juga seorang incumbent.
Salah satu institusi pengawas yang menaruh perhatian pada netralitas ASN di Pilkada 2024 ini adalah Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Bali. Sebagai lembaga yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, ketidaknetralan ASN akan mempengaruhi kinerja public service.
Kepala Perwakilan Ombudsman Bali Ni Nyoman Sri Widhiyanti menjelaskan, pihaknya tidak bisa menyebut spesifik daerah mana saja yang rawan sebab belum dilakukan pemetaan. Namun, daerah dengan kontestan pilkada incumbent atau mencalonkan kembali menjadi atensi.
"Kami tidak bisa menyebut Kabupaten A atau B karena sebenarnya semuanya juga rawan. Karena kalau dilihat, saat ini kan incumbent banyak yang maju lagi," beber Sri Widhiyanti, ditemui di Kantor Perwakilan Ombudsman Bali, Jalan Melati Nomor 14, Denpasar, Jumat (13/9/2024).
Ya, melihat bakal pasangan calon kepala daerah di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi di Bali hampir seluruhnya ada kontestan incumbent. Atau setidaknya wakil kepala daerah dari rezim sebelumnya maju lagi sebagai calon kepala daerah. Ada juga calon dari eks pejabat tinggi strategis di rezim saat ini.
Di Badung, dari dua bakal pasangan calon kepala daerah yang mendaftar ke KPU, ada pasangan incumbent I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta. Sebelumnya, Adi Arnawa menjabat Sekretaris Daerah, ASN tertinggi di Kabupaten Badung, sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Pilkada Bangli bisa dibilang diramaikan tiga incumbent yakni Bupati dan Wakil Bupati aktif Sang Nyoman Sedana Arta-I Wayan Diar dan eks Sekretaris Daerah IB Giri Putra. Giri Putra sebelumnya adalah pejabat tinggi aktif di rezim Sedana Arta-Diar dan mengundurkan diri setelah memutuskan maju pilkada.
Untuk Buleleng, ada I Nyoman Sutjindra-Gede Supriatna. Sang calon kepala daerah merupakan eks Wakil Bupati Buleleng di dua periode sebelumnya, 2012-2017 dan 2017-2022. Sedangkan, sang calon wakil adalah Ketua DPRD Kabupaten Buleleng di dua periode sebelumnya, 2014-2019 dan 2019-2024.
Pilkada di Denpasar juga diisi pasangan calon incumbent yakni IGN Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa. Keduanya adalah Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang masih aktif hasil dari Pilwalkot Denpasar tahun 2020 silam.
Sama seperti di Denpasar, Pilkada Gianyar juga diramaikan pasangan calon incumbent hanya saja sudah tidak aktif. Pasangan I Made 'Agus' Mahayastra-AA Gde Mayun merupakan Bupati dan Wakil Bupati Gianyar yang baru menjabat satu periode hasil Pilkada Gianyar 2018 silam.
Di Karangasem, Bupati aktif I Gede Dana kembali maju di Pilkada 2024 meski tanpa didampingi Wakil Bupati aktif I Wayan Artha Dipa. Meski tidak maju sepaket hasil Pilkada Karangasem 2020 lalu, Artha Dipa juga tidak berlaga di pilkada kali ini dan mengaku tetap di gerbong pengusung I Gede Dana.
Mirip dengan di Buleleng, Pilkada Klungkung juga diramaikan dengan eks Wakil Bupati rezim sebelumnya yang mencalonkan kembali. I Made Kasta adalah Wakil Bupati Klungkung dua periode bersama I Nyoman Suwirta yang telah lolos ke DPRD Provinsi Bali pasca loncat dari Gerindra ke PDIP.
Pilkada Tabanan selayaknya Pilkada Bangli juga diisi incumbent yang pencah kongsi. Bupati aktif I Komang Gede Sanjaya maju pilkada tanpa wakilnya I Made Edi Wirawan yang akhirnya juga tidak berlaga di pilkada kali ini. Sanjaya lantas didampingi I Made Dirga, eks Ketua DPRD Tabanan.
Incumbent juga kembali maju di Pilkada Jembrana yakni Bupati dan Wakil Bupati aktif I Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna. Namun, mereka pecah kongsi dan sama-sama maju dengan pasangan berbeda, yang mana menambah bumbu drama dan tensi Pilkada Jembrana kali ini.
Sementara itu, di level provinsi, ada pasangan Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta. Koster terbilang incumbent lantaran baru sekali menjabat Gubernur Bali di periode 2018-2023 bersama wakilnya Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace). Pilkada Bali 2024, Koster tandem dengan Giri, rekan separtai yang juga Bupati Badung aktif.
Dengan laga politik yang diramaikan incumbent semacam ini, Ombudsman berharap tidak ada konflik kepentingan. Sebab, ketidaknetralan ASN juga didorong tekanan/pemaksaan dari atasan. Dalam kasus ketidaknetralan ASN, Ombudsman melihat dari dua sisi yaitu pelaku dan korban.
"Jangan sampai juga, bukan karena keingiannya, ada pemaksaan yang menggiring mereka (ASN) berbuat tidak sesuai UU ASN," tegas Kepala Perwakilan Ombudsman Bali Sri Widhiyanti. *rat
Kepala Perwakilan Ombudsman Bali Ni Nyoman Sri Widhiyanti menjelaskan, pihaknya tidak bisa menyebut spesifik daerah mana saja yang rawan sebab belum dilakukan pemetaan. Namun, daerah dengan kontestan pilkada incumbent atau mencalonkan kembali menjadi atensi.
"Kami tidak bisa menyebut Kabupaten A atau B karena sebenarnya semuanya juga rawan. Karena kalau dilihat, saat ini kan incumbent banyak yang maju lagi," beber Sri Widhiyanti, ditemui di Kantor Perwakilan Ombudsman Bali, Jalan Melati Nomor 14, Denpasar, Jumat (13/9/2024).
Ya, melihat bakal pasangan calon kepala daerah di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi di Bali hampir seluruhnya ada kontestan incumbent. Atau setidaknya wakil kepala daerah dari rezim sebelumnya maju lagi sebagai calon kepala daerah. Ada juga calon dari eks pejabat tinggi strategis di rezim saat ini.
Di Badung, dari dua bakal pasangan calon kepala daerah yang mendaftar ke KPU, ada pasangan incumbent I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta. Sebelumnya, Adi Arnawa menjabat Sekretaris Daerah, ASN tertinggi di Kabupaten Badung, sebelum akhirnya mengundurkan diri.
Pilkada Bangli bisa dibilang diramaikan tiga incumbent yakni Bupati dan Wakil Bupati aktif Sang Nyoman Sedana Arta-I Wayan Diar dan eks Sekretaris Daerah IB Giri Putra. Giri Putra sebelumnya adalah pejabat tinggi aktif di rezim Sedana Arta-Diar dan mengundurkan diri setelah memutuskan maju pilkada.
Untuk Buleleng, ada I Nyoman Sutjindra-Gede Supriatna. Sang calon kepala daerah merupakan eks Wakil Bupati Buleleng di dua periode sebelumnya, 2012-2017 dan 2017-2022. Sedangkan, sang calon wakil adalah Ketua DPRD Kabupaten Buleleng di dua periode sebelumnya, 2014-2019 dan 2019-2024.
Pilkada di Denpasar juga diisi pasangan calon incumbent yakni IGN Jaya Negara-I Kadek Agus Arya Wibawa. Keduanya adalah Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang masih aktif hasil dari Pilwalkot Denpasar tahun 2020 silam.
Sama seperti di Denpasar, Pilkada Gianyar juga diramaikan pasangan calon incumbent hanya saja sudah tidak aktif. Pasangan I Made 'Agus' Mahayastra-AA Gde Mayun merupakan Bupati dan Wakil Bupati Gianyar yang baru menjabat satu periode hasil Pilkada Gianyar 2018 silam.
Di Karangasem, Bupati aktif I Gede Dana kembali maju di Pilkada 2024 meski tanpa didampingi Wakil Bupati aktif I Wayan Artha Dipa. Meski tidak maju sepaket hasil Pilkada Karangasem 2020 lalu, Artha Dipa juga tidak berlaga di pilkada kali ini dan mengaku tetap di gerbong pengusung I Gede Dana.
Mirip dengan di Buleleng, Pilkada Klungkung juga diramaikan dengan eks Wakil Bupati rezim sebelumnya yang mencalonkan kembali. I Made Kasta adalah Wakil Bupati Klungkung dua periode bersama I Nyoman Suwirta yang telah lolos ke DPRD Provinsi Bali pasca loncat dari Gerindra ke PDIP.
Pilkada Tabanan selayaknya Pilkada Bangli juga diisi incumbent yang pencah kongsi. Bupati aktif I Komang Gede Sanjaya maju pilkada tanpa wakilnya I Made Edi Wirawan yang akhirnya juga tidak berlaga di pilkada kali ini. Sanjaya lantas didampingi I Made Dirga, eks Ketua DPRD Tabanan.
Incumbent juga kembali maju di Pilkada Jembrana yakni Bupati dan Wakil Bupati aktif I Nengah Tamba dan I Gede Ngurah Patriana Krisna. Namun, mereka pecah kongsi dan sama-sama maju dengan pasangan berbeda, yang mana menambah bumbu drama dan tensi Pilkada Jembrana kali ini.
Sementara itu, di level provinsi, ada pasangan Wayan Koster-I Nyoman Giri Prasta. Koster terbilang incumbent lantaran baru sekali menjabat Gubernur Bali di periode 2018-2023 bersama wakilnya Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace). Pilkada Bali 2024, Koster tandem dengan Giri, rekan separtai yang juga Bupati Badung aktif.
Dengan laga politik yang diramaikan incumbent semacam ini, Ombudsman berharap tidak ada konflik kepentingan. Sebab, ketidaknetralan ASN juga didorong tekanan/pemaksaan dari atasan. Dalam kasus ketidaknetralan ASN, Ombudsman melihat dari dua sisi yaitu pelaku dan korban.
"Jangan sampai juga, bukan karena keingiannya, ada pemaksaan yang menggiring mereka (ASN) berbuat tidak sesuai UU ASN," tegas Kepala Perwakilan Ombudsman Bali Sri Widhiyanti. *rat
1
Komentar