nusabali

I Putu Aris Sanjaya Putra asal Sidetapa, Buleleng yang Berjaya di Kompetisi Bartender Diageo World Class 2024

Dulu Karyawan Minimarket, Kini Jadi Bartender Berkelas Dunia

  • www.nusabali.com-i-putu-aris-sanjaya-putra-asal-sidetapa-buleleng-yang-berjaya-di-kompetisi-bartender-diageo-world-class-2024

DENPASAR, NusaBali - I Putu Aris Sanjaya Putra,28, berhasil mengukir sejarah internasional untuk tanah air. Yowana Bali asal Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng ini jadi orang Indonesia pertama yang menjuarai Diageo World Class 2024, kompetisi bartender terbesar di dunia yang berlangsung di Shanghai, China 9-13 September 2024 lalu.

Seperti apa perjalanan karier Aris Sanjaya hingga sukses menjuarai Diageo World Class, berikut penuturannya kepada NusaBali.

Tidak takut bermimpi dan menikmati proses jadi jalan sukses I Putu Aris Sanjaya Putra. Sampai satu dekade silam, Aris masih bekerja sebagai karyawan minimarket. Lalu pada, Kamis (12/9) lalu, ia jadi juara dunia kompetisi bartender di Shanghai, China.

Aris menyabet gelar posisi kedua di Diageo World Class 2024, kompetisi bartender bergengsi dan terbesar di dunia. Ia jadi orang Indonesia sekaligus orang Asia Tenggara pertama yang masuk tiga besar kompetisi mixology berumur 15 tahun ini. Orang-orang memang hanya melihat hasil. Namun, proses di balik kesuksesan ini telah dipupuk selama satu dekade terakhir. Itu semua berawal dari angan-angan dan mimpi seorang karyawan minimarket di Jalan Raya Seririt-Singaraja, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng. 

"10 tahun lalu saya masih kerja di minimarket. Di depan minimarket itu kebetulan ada bar dan saya berangan-angan, 'kapan ya saya bisa kerja di sana' sambil memadang dari seberang," beber Aris kepada NusaBali saat dihubungi, Senin (16/9). 

Suatu ketika Aris berhenti dari pekerjaannya di dunia retail dan melamar ke Kantin 21 Bar Lovina yang ada di seberang tempat kerja lamanya. Masuk ke bar, Aris tidak lantas jadi juru racik minuman beralkohol. Berbulan-bulan ia bekerja sebagai tukang cuci gelas dan pramusaji. Mungkin sudah menjadi jalannya. Seorang bartender yang bekerja di bar itu sakit dan tidak bisa bekerja. Sejak saat itu, ia mulai ditarik dan berlatih di belakang meja bar Kantin 21. Sedikit demi sedikit, ilmu bartender itu ia dalami. 

"Sebenarnya, ayah saya juga dulunya bartender tapi tidak diteruskan. Sekarang, selain saya, adik-adik saya semuanya jadi bartender," ungkap Aris mengisyaratkan, bakat dan ilmu bartendernya juga diturunkan dari gen keluarga. Selama di Lovina, Aris mengaku ilmu didapat dari proses interaksi dengan tamu bar. Ia juga belajar flair bartending seperti juggling dan lainnya. Namun, roh bartender yakni mixology baru benar-benar ia dalami ketika bertemu 'seorang guru' saat bekerja di Potato Head Bali's Akademi Bar. 

Seorang guru atau mentor itu adalah Dre Masso, mixologist kelas dunia. Dre dikenal suka berbagi ilmu dengan bartender berkembang. Kata Aris, Dre memiliki visi membangun dunia mixology yang berkelanjutan. Visi ini mempengaruhi gaya racikan Aris, terutama saat babak final Diageo World Class Indonesia 2024. Saat babak final nasional, Juni lalu, Aris mengangkat konsep koktail bertajuk Future Margarita. Konsep ini menciptakan koktail margarita masa depan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sisa bahan jus lemon, jeruk nipis, dan madu hasil budidaya petani tradisional di Payangan, Gianyar. "Ketika saya masuk Akademi Bar di Potato Head sekitar tahun 2017 itulah saya lebih banyak belajar, dari seorang mentor kelas dunia, Dre Masso," imbuh Aris yang juga alumnus H&C International (HI) Campus Singaraja ini. 

Dua tahun kemudian pasca masuk Akademi Bar, Aris sempat mencoba mengikuti Diageo World Class 2019. Ia berhasil terpilih jadi salah satu kontestan seleksi nasional dan berakhir di posisi kedua sehingga belum bisa mewakili Indonesia. Usai berkompetisi, Aris lantas sempat bekerja di bar luar negeri selama empat tahun, yakni di Vietnam. Kembali ke tanah air, kini Aris menjadi bar manager di Sycro BASÉ, Ubud, Gianyar. Lantas, ia kembali ke arena Diageo World Class 2024 dan berhasil jadi wakil Indonesia ke babak final tingkat dunia di Shanghai. 

Setelah pulang dengan gelar bartender terbaik kedua di dunia versi Diageo World Class 2024, Aris punya cita-cita mulia yakni membangun akademi bartender untuk anak muda Pulau Dewata. Harapannya, tumbuh bartender muda dan berbakat dari Bali. 

Selain jadi bar manager di Sycro BASÉ Ubud, Aris juga tengah merintis proyek sosial bertajuk Island Bartender atau Islander Bali. Ini adalah gerakan sosial untuk menyoroti potensi lokal yang berkaitan dengan dunia bartending dan mixology. "Islander itu meng-highlight penyuplai lokal dan bagaimana kita belajar mengolahnya. Sementara ini, baru pada tahap itu. Tapi, tim Islander akan membuatnya lebih besar, dengan organisasinya, supaya bisa mencakup lebih banyak lagi," jelas Aris. 

Kata pria kelahiran Desa Sidetapa, Kecamatan Banjar, Buleleng ini, gerakan Islander ini pada hakekatnya akan berlabuh pada cita-cita membangun akademi bartender. Namun, Aris mengakui perlu waktu dan dukungan finansial untuk sampai ke titik itu. 

Untuk diketahui Aris Sanjaya menyabet posisi kedua World Class Global Bartender 2024. Ia hanya kalah dari wakil Kanada, Keegan McGregor. Babak final tingkat dunia Diageo World Class 2024 berlangsung di Shanghai, China, 9-13 September waktu setempat. Bartender berbakat dari 44 negara berkumpul di kota pelabuhan China untuk merebut gelar World Class Bartender of the Year. Aris jadi salah satu yang terbaik dengan dua gelarnya. 

Selain World Class Global Bartender, dia juga meraih penghargaan World Class People's Choice Award. Penghargaan ini didapat setelah mayoritas dari 700 tamu yang diundang menjajal pop-up bar para kontestan memilih bar besutan Aris sebagai favorit mereka. Perlu dicatat, Diageo World Class ini mengkhusus pada kompetisi bartender di bidang mixology, seni mencampur minuman bukan pada atraksi bartender yang luas dikenal masyarakat. Kompleksitas campuran, rasa, dan filosofi di baliknya menjadi poin penting yang dinilai dewan juri. 

Sebelum ke babak final level dunia di Shanghai, Aris harus bersaing dengan bartender terbaik nasional lebih dulu. Diageo World Class mengatur, kontestan tidak boleh mewakili negara tertentu yang bukan negara asalnya. Ini juga jadi alasan Aris vakum mengikuti kompetisi ini selama bekerja di Vietnam. Babak final nasional digelar di Jakarta pada Juni lalu. Aris berhasil terpilih menjadi satu dari 16 bartender terbaik tanah air yang diundang untuk diseleksi jadi wakil Indonesia. Racikannya yang bertajuk Future Margarita jadi kunci kelolosannya pada tahap seleksi nasional. 7 ol1

Komentar