nusabali

Karateka Bali Coki Hattrick Emas PON

  • www.nusabali.com-karateka-bali-coki-hattrick-emas-pon

MEDAN, NusaBali - Karateka Bali, Cokorda Istri Agung Sanistyarani yang turun di Kelas Kumite -55 Kg Putri berhasil menyabet medali emas pada PON XXI/2024 Aceh dan Sumatera Utara.

Raihan emas ini setelah menumbangkan lawannya asal DKI Jakarta pada partai final yang digelar di GOR Serbaguna Unimed, Medan, Sumatera Utara pada Rabu (18/9) sore. Dengan kemenangan ini, Coki sudah tercatat jawara selama tiga kali berturut-turut alias hattrick kemenangan selama PON.

Ketum Pengprov FORKI Bali, Armand Setiawan mengapresiasi atas raihan emas oleh Cok Istri Agung Sanistyarani atau akrab disapa Coki pada PON XXI/2024 ini. Raihan emas tersebut melengkapi capaian dari karateka andalan Bali ini selama tiga kali PON berturut-turut. Dia pun tak segan menyebut bahwa Coki merupakan legenda karate Bali. "Saya mengapresiasi atas raihan emas ini. Ya, Coki ini legenda, aura ketika bermain berbeda. Kemenangan kali ini merupakan hattrick di PON mulai dari 2016, 2021 dan 2024," ungkapnya ditemui usai pertandingan, Rabu kemarin.

Menurut dia, selain menargetkan emas di PON, Armand Setiawan juga ingin menciptakan legenda-legenda baru, termasuk mendapatkan medali pada perorangan di nomor KATA putri untuk pertama kalinya. Sejauh ini, kata dia total medali yang diraih baru menyamai rekor di PON Jabar dengan total 7 medali. Meski demikian, masih ada peluang pada nomor-nomor berikutnya. "Besok (hari ini,red) masih ada peluang medali. Ya, peluangnya fitty-fitty, karena DKI Jakarta dan Sumut kuat. Ya, harapannya bisa meraih hasil yang maksimal," tambahnya. Sementara, Cok Istri Agung Sanistyarani mengaku belum layak untuk predikat ‘legenda’ yang diberikan oleh Ketum Forki Bali itu. 

Meski demikian, dia tetap bersyukur atas raihan emas dan berterimakasih kepada Ketum Forki dan jajarannya karena memberikan kesempatan dan persiapan luar biasa untuknya serta Tim Karate PON Bali agar bisa berprestasi di PON XXI 2024. "Kalau dibilang legenda, tidak lah ya. Masih banyak atlet lain dari Bali yang layak mendapat predikat sebagai legenda. Tapi saya berterimakasih untuk itu," bebernya.

Soal memiliki aura yang ditakuti oleh karateka daerah lain, hal berbeda justru dirasakan Coki sendiri. Bahkan, dia tidak memungkiri kalau tetap ada tekanan yang luar biasa dari tuan rumah dan karateka daerah lain. Kebetulan Coki juga sudah mengetahui bagaimana kekuatan lawan-lawannya di Kumite -55 kg putri. Persiapan matang Tim Karate Bali yang dipimpin Armand Joger menjadi salah satu kunci raihan medali hingga saat ini. 

"Itu yang saya lumayan deg-degan ya. Tapi saya bersyukur bisa melewati tekanan ini," kata karateka asal Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung ini. Disinggung terkait pensiun dari Karate, dia mengaku kalau sejatinya memang harus ada regenerasi. Apalagi usianya sudah tidak muda lagi. Tahun ini dia sudah berusia 30 tahun pada Desember mendatang. Namun tidak menutup kemungkinan di PON XXII 2028, NTB-NTT, ia masih memperkuat Bali kembali. "Kemungkinan. Karena tahun depan secara usia memasuki kepala tiga. Saya inginnya ada generasi penerus lain. Tapi kalau dibutuhkan untuk Bali, ya kita lihat nanti saja. Yang jelas untuk panggilan Timnas Karate, saya siap," pungkasnya. 7 dar

Komentar