Mahasiswa Unipas Ajak Paslon Diskusi Program Pembangunan Buleleng
SINGARAJA, NusaBali - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja mengundang pasangan Calon Bupati (Cabup) - Calon Wakil Bupati (Cawabup), berdiskusi program pembangunan Buleleng, Rabu (18/9) kemarin.
Agenda ini dimanfaatkan mahasiswa sebagai kaum intelek untuk melihat, menggali dan mencermati potensi paslon.
Tahap pertama yang dihadirkan paslon yang diusung PDI Perjuangan, yakni Cabup dr I Nyoman Sutjidra - Cawabup Gede Supriatna. Tahap kedua pada Jumat (20/9) mendatang akan dihadirkan paslon yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Cabup I Nyoman Sugawa Korry dan Cawabup Gede Suardana. Seluruh civitas akademika diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan atau gagasan.
Rektor Unipas Singaraja Dr I Nyoman Gede Remaja, SH, MH usai acara mengatakan sebagai insan akademik, perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk ikut serta mengawasi dan mencermati masa depan pembangunan Buleleng, yang akan ditentukan oleh paslon terpilih.
“Para tokoh politik yang notabene sebagai paslon Pilkada Buleleng juga punya kewajiban memberikan pendidikan politik pada mahasiswa. Kami dari pihak akademisi juga harus bisa melihat, menggali dan mencermati potensi dari paslon yang akan menentukan nasib Buleleng,” terang Remaja.
Kehadiran dan hasil diskusi ini diharapkan mampu memberi gambaran kepada mahasiswa dan civitas akademika Unipas menentukan pilihan dalam Pilkada 2024 ini. Sementara itu dalam diskusi cenderung fokus ke bidang pertanian Buleleng. Paslon yang dikenal dengan paket JOSS (Jengah Optimis Sukseskan Sutjidra-Supriatna) ini mengaku sudah menyiapkan sejumlah program untuk memajukan pertanian Buleleng.
Cabup Sutjidra memaparkan yang menjadi prioritas pengembangan pertanian soal pencegahan alih fungsi lahan pertanian, tidak hanya disulap menjadi gedung komersial, tetapi juag alih fungsi ke varietas tanaman. Sutjidra menyebut upaya untuk mencegah alih fungsi lahan semakin mengkhawatirkan sebenarnya Buleleng sudah memiliki payung hukum berupa Peraturan Daerah Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Perda LP2B).
“Kami pastikan nanti berikan subsidi di pupuk dan bibit, pengurangan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak), selain juga optimalisasi subak untuk memaksimalkan pertanian kita. Ini penting, kalau tidak dijaga akan menjadi ancaman ketahanan pangan kita ke depan,” ucap Sutjidra.
Supriatna menambahkan dalam pengembangan pertanian, berangan-angan bisa mewujudkan iradiator gamma. Teknologi ini akan mendukung hilirisasi produk pertanian agar dapat bertahan lebih lama. Lumbung-lumbung pangan masyarakat juga akan diperkuat dan difasilitasi oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda), untuk memastikan seluruh produk pertanian terserap.
“Yang terpenting petani mendapat kepastian harga saat waktu panen anjlok. Mudah-mudahan ini bisa dilaksanakan sehingga ketahanan pangan betul-betul terjaga. Produksi buah-buahan, sayur mayur yang potensinya kita punya juga bisa diserap hotel dan restoran besar kalau ada teknologi iradiator gamma,” terang Sutjidra.7 k23
1
Komentar