Palinggih di Penataran Besakih Diplaspas
AMLAPURA, NusaBali - Upacara mlaspas sejumlah palinggih di Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, pada Wraspati Wage Sungsang, Kamis (19/9), dipuput Jro Gede Artayasa. Lokasi palinggih diplaspas di Mandala III dan Mandala IV Pura Penataran Agung Besakih.
19 palinggih yang dipugar di Mandala III dan Mandala IV Pura Penataran Agung Besakih, namun baru sebagian diplaspas. Sedangkan palinggih yang diplaspas kemarin, meru tumpang solas (tingkat sebelas) linggih Ida Ratu Maspahit, di Mandala III, dan meru tumpang solas linggih Ida Bhatara Sunaring jagat di Mandala IV, dan lain-lain.
Upacara mlaspas kemarin juga bertepatan piodalan di linggih Ida Ratu Maspahit dan Ida Bhatara Sunaring Jagat. “Jadi upacaranya serangkaian, mlaspas palinggih lan aci, serta ngingsirang Ida Bhatara Lingsir dari palinggih meru tumpang tiga, karena meru tumpang tiga itu akan dipugar sehubungan telah bocor,” jelas Jro Gede Artayasa, yang juga pemucuk pamangku di Pura Penataran Agung Besakih.
Kata Jro Gede Artayasa, ada 19 palinggih dipugar mulai dari Mandala III, Mandala IV, Mandala V dan mandala VI, dibagi tiga tahap. Namun, sebagian besar telah diplaspas. Pemugaran palinggih tahap III misalnya, di Mandala IV untuk palinggih Ida Bhatara Sunaring Jagat juga meru tumpang solas, bale pesandekan Ida Bhatara Ratu Subandar dan palinggih Ida Bhatara Ratu Gede Sakti.
Pemugaran tahap I dipugar sebanyak 5 palinggih, yakni palinggih penegtegan, palinggih surya candra, bale agung, mudra bale gajah dan mudra bale kulkul, disusul tahap II sebanyak 10 palinggih.
Sedangkan pemugaran tahap II, palinggih kiwa, palinggih tengen, palinggih Ida Ratu Mas Magelung, 2 palinggih pepelik, palinggih Widyadara dan palinggih Widyadari, palinggih maangin-angin majeng kelod, palinggih maangin-angin majeng kauh, dan palinggih Ida Ratu Malesung.
Jo Gede Artayasa mengatakan palinggih meru tumpang tiga, linggih Ida Bhatara Lingsir, rencananya dipugar mulai, Jumat(20/9), target agar tuntas sebelum Galungan. “Hanya memperbaiki kebocoran. Mesti segera dituntaskan agar kebocoran tidak menjalar ke bagian lainnya,” katanya.
Pada akhirnya, lanjut Jro Gede Artayasa, semua palinggih yang bocor, yang mengalami kerusakan, segera diperbaiki. Perbaikan berikutnya, usai Galungan, di Mandala I, yang nanti dipugar, bale pegambuhan, di mana bale tersebut sebagai tempat mementaskan tari gambuh, bale palegongan tempat mementaskan tari legong dan bale pegat.
Sedangkan di Mandala II, yang dipugar nanti, bale gajah atau bale pawedaan, bale peselang, meru tumpang solas (tingkat 11) sebagai stana Ida Bhatara Manik Maketel, meru tumpang sia (tingkat 9) stana Ida Bhatara Bagus Kubakal, bale gong, dan Bale Agung.
Rata-rata atap ijuk bangunan itu telah ditumbuhi lumut, terlihat hijau dan bagian ijuknya telah keropos. "Nanti kami datangkan ijuk dari luar Bali, karena tidak lagi mendapatkan ijuk di wilayah Bali, mengingat puluhan ton memerlukan ijuk,” tambahnya.7k16
Komentar