nusabali

Kinerja Ekspor Bali Alami Penurunan

  • www.nusabali.com-kinerja-ekspor-bali-alami-penurunan

Nilai ekspor Bali Januari-Agustus 2024 baru mencapai Rp 2,6 triliun

DENPASAR, NusaBali
Kinerja  ekspor Bali pada Januari-Agustus 2024  baru mencapai  171.442.505,49 dollar. Nilai tersebut merupakan  kumulatif dari hasil 4 ‘komponen’  ekspor yakni   hasil industri, kerajinan, pertanian dan perkebunan. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 (Januari-Agustus 2023) nilai ekspor Bali mengalami penurunan (-12,91 persen).

Nilai ekspor Bali Januari-Agustus 2023   sebesar 196.860.460,73 dollar AS (Rp 2,9 triliun). Sedangkan Januari-Agustus 2024, nilai ekspor Bali baru 171.442.505,49 dollar (Rp 2,6 triliun).

Ekspor hasil pertanian yang  terdiri  11  jenis antara lain  buah-buahan, ikan hias hidup, kakap, kerapu, nener, tuna, lobster, rumput laut hingga  sirip  ikan hiu  berkontribusi paling besar yakni 42,97 persen.

Diposisi kedua ekspor hasil kerajinan senilai 47.927.898,27 dollar AS (27,96 persen). Nilai ekspor hasil industri sebesar  45.539.998,00 dollar AS (26,56 persen) penyumbang  ketiga.  Dan di posisi keempat ekspor  dari hasil perkebunan; kakao, kopi, panili. Total nilai ekspor hasil perkebunan  399.002,10 dollar AS (0,23 persen).

Diluar 4 komoditas tersebut,  Bali mencatat ekspor lain-lain dengan nilai 3.915.014,41 dollar (2,28 persen).

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PLN) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, Ni Wayan Lestari menjelaskan nilai ekspor Bali tersebut tidak menggambarkan ekspor Bali secara keseluruhan. Alasannya, nilai ekspor yang terekap di Disperindag merupakan nilai ekspor sebatas Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan Disperindag.

“Jadi bukan gambaran nilai ekspor Bali secara keseluruhan. Karena ekspor  tersebut berdasarkan SKA (Surat Keterangan Asal) yang diterbitkan Dinas Perindustiran dan Perdagangan Provinsi Bali,” katanya Kamis (19/9).

Ekspor Bali  tak hanya dari pintu Disperindag, namun juga di stakeholder lain. Dari 4  jenis komoditas  ekspor (hasil industri, kerajinan, pertanian dan perkebunan), tiga jenis mengalami penurunan, yakni ekspor hasil industri, kerajinan dan pertanian. Yang nilai ekspornya naik hasil perkebunan.

Untuk  ekspor hasil industri turun (19,14 persen) dari  56.316.163,12-dollar pada Januari-Agustus 2023, dan kini  baru mencapai 45.539.998,00 dollar AS per Januari-Agustus 2024.

Kemudian nilai  ekspor hasil kerajinan turun (-15,54). Pada Januari-Agustus 2023 nilai ekspornya  tercatat 56.748.569,75 dollar. Sedangkan pada Januari-Agustus 2024 baru   45.539.998,00-dollar AS.

Selanjutnya  ekspor hasil pertanian turun (-10,14 persen).  Komoditas ekspor hasil pertanian, terdiri  11  jenis yakni buah-buahan, ikan hias hidup, kakap, kerapu, nener, tuna, hingga sirip ikan hiu. Januari-Agustus 2024, ekspornya baru mencapai   73.660.592,71. Sedangkan pada Januari-Agustus 2023 sebesar  81.972.750,60 dollar.

Nilai ekspor yang menunjukkan peningkatan adalah ekspor hasil perkebunan, terdiri dari kakao, kopi, panili. Total nilai ekspor perkebunan pada Januari-Agustus 2024 399.002,10-dollar AS. Sedangkan pada Januari-Agustus 2023 hanya 75.088,21. Hanya saja secara keseluruhan kontribusi ekspor hasil perkebunan adalah paling kecil yakni hanya 0,23 persen dari seluruh nilai ekspor Bali.

Terhadap posisi ekspor komoditas tersebut, Ni Wayan Lestari mengatakan itu semua tentu data sementara.   “Itu baru 8 bulan (Januari-Agustus). Masih ada perubahan atau dinamika dalam 4 bulan ke depan,” terangnya.

Jadi  terang Ni Wayan Lestari,  besar kemungkinan masih ada 'pergerakan' naik atau turun ekspor. Namun demikian, pihaknya optimistis akan terjadi kenaikkan  volume dan nilai ekspor. “Kita semua tentu berharap dan mendorong, ekspor Bali terus membaik, sehingga neraca perdagangan luar negeri Bali semakin positif,” jelasnya.

Mengacu trend dan  sisa waktu yang ada sampai dengan pengujung tahun (2024), Wayan Lestari  optimistis  ekspor Bali akan meningkat. K17

Komentar