Pastika Siapkan Tenda buat Pasien Katarak
Gubernur Bali Made Mangku Pastika tegaskan RS Indera sudah tidak ada masalah dari sisi teknis, tapi persoalannya adalah politis.
Sebut Persoalan Politis, Khawatir RS Indera Disegel Pemkot
DENPASAR, NusaBali
Gubernur Pastika pun ajak DPRD Denpasar terjun ke lokasi rumah sakit khusus mata di Jalan Angsoka Denpasar ini. Khawatir RS Indera disegel Pemkot Denpasar, Gubernur siapkan tenda untuk para pasien buta katarak.
Persoalan politis di balik masalag RS Indera ini diungkapkan Gubernur Pastika saat terjun ke lokasi pengembangan rumah sakit khusus untuk pasien buta katarak tersebut, Minggu (10/1) siang. Pastika meminta anggota DPRD Denpasar ikut hadir ke lokasi. Ajakan disampaikan per telepon melalui Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar, I Wayan Mariyana Wandira, Sabtu (9/1) lalu.
Akhirnya, Minggu kemarin Mariyana Wandira hadir memenuhi ajakan Pastika tinjau RS Indera Denpasar. Maryana Wandira hadir bersama Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Demokrat, AA Ketut Asmara Putra, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Denpasar AA Susruta Ngurah Putra, dan sejumlah anggota parlemen lainnya dari non Fraksi PDIP. Sedangkan Pastika kemarin didampingi Kepala Inspektorat Provinsi Bali I Ketut Teneng, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr I Ketut Suarjaya, Karo Protokol Setda Provinsi Bali I Gede Darmawa, dan Kepala Badan RS Indera dr Ni Made Yuniti.
Pastika mengatakan, pihaknya sen gaja menelepon Mariyana Wandira supaya anggota DPRD Denpasar bisa datang langsung ke lapangan, melihat situasi bahwa persoalannya bukan teknis lagi. “Kalau teknis, sudah selesai. Persoalannya politis. Silakan sudah teman-teman dari Dewan yang hadir sekarang untuk menyelesaikannya,” pinta Pastika.
Gubernur juga menyebutkan, dendam terhadap seorang Made Mangku Pastika sudah sampai ke tulang sumsumnya, sehingga RS Indera jadi korban. “Saya juga nggak tahu apa alasannya. Tapi, dendamnya ke saya sampai ke tulang sumsum,” ujar Pastika.
Pastika yakin kalau dirinya selesai menjadi Gubernur Bali tahun 2018 nanti, izin RS Indera pasti keluar. “Kayaknya kalau saya sudah nggak jadi Gubernur 2018, izinnya keluar. Tapi, masa saya tunggu sampai 2018?” ujar Pastika. “Menolong orang buta dan miskin itu yadnya. Jadi, hari ini dengan kerendahan hati saya minta Pemkot Denpasar kabulkan permohonan kita. Kalau perlu, saya harus ngaturang guru piduka juga tidak masalah. Cuma, ritual ngaturang guru piduka itu ke mana? Itu persoalan,” selorohnya.
Bagaimana kalau Pemkot Denpasar memaksa stop pembangunan RS Indwra? Jika itu yang terjadi, Pastika mengatakan pihaknya akan menghentikan aktivitas pembangunan basement RS Indera yang berlokasi di sebelah selatan GOR Ngurah Rai Denpasar tersebut. “Kalau disegel, saya sudah siapkan tenda untuk para pasien yang mau antre. Orang tua yang mau operasi buta katarak nanti kita tampung di tenda saja,” tegas Pastika.
Pastika mengatakan, antisipasi siapkan tenda untuk pasien buta katarak ini mau tak mau harus dilakukan. Masalahnya, segala upaya sudah dilakukan, namun tetap saja mentok. “Saya hanya membaca di media bahwa teman-teman dari Fraksi PDIP DPRD Denpasar tuding pembangunan RS Indera itu bikin macet. Saya cek, tidak terbukti itu. Setelah ini, alasan apa lagi ini?” tanya Pastika.
Menurut Pastika, RS Indera dijamin tidak akan bikin macet kalau beroperasi. Sebab, yang dibangun rumah sakit mata, bukan untuk opname. Habis operasi, pasien langsung pulang. “Beda dengan rumah sakit lain. RS Indera ini memang nanti akan sangat modern. Anak-anak kita yang berkacamata, bisa ganti pakai lasic nanti, sehingga nggak perlu pakai kacamata lagi. Ibarat hotel, RS Indera statusnya bintang lima.”
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Denpasar Mariyana Wandira mengatakan tidak ada alasan lagi Pemkot menolak pengembangan RS Indera. “Kota Denpasar harusnya bersyukur, karena tidak keluarkan anggaran, justru Pemprov Bali bisa menyediakan layanan rumah sakit mata,” ujar Mariyana Wandira sembari menyebut pihaknya telah memberitahukan anggota Fraksi PDIP DPRD Denpasar (berjumlah 18 orang) untuk hadir bersama-sama ke RS Indera, namun mereka tak datang.
Sedangkan Ketua Fraksi Demokrat DPRD Denpasar, AA Susruta Ngurah Putra, kemarin tunjukkan rekomendasi Dinas Perhubungan Denpasar yang menyatakan persoalan lalulintas di seputar RS Indera tak ada masalah. Kajian dari sisi lalulintas itu, rekomendasinya ditandatangani Kadis Perhubungan Denpasar, I Gede Astika. “Secara kajian lalulintas, sudah tak masalah,” tegas Susruta.
Susruta pun mengetuk hati para wakil rakyat dan pejabat di Pemkot Denpasar supaya bisa berlapang dada untuk beroperasinya RS Indera. “Masak kita biarkan orang tua dan pasien buta katarak dioperasi di tenda-tenda, sementara kita duduk nyaman di ruangan ber AC? Kita mintalah keterbukaan hati teman-teman di Denpasar,” lanjut politisi Demokrat asal Puri Gerenceng ini. 7 nat
Komentar