nusabali

Cak Solo dan Legong Bapang Saba Tampil Memukau di Arma Fest 2024

  • www.nusabali.com-cak-solo-dan-legong-bapang-saba-tampil-memukau-di-arma-fest-2024

GIANYAR, NusaBali - Penampilan Cak Solo dan Legong Bapang Saba regenerasi tampil memukau pada penutupan Arma Fest 2024, Minggu (15/9) malam. Pembina Sanggar Seni Saba Sari I Gusti Ngurah Agung Giri Putra menjelaskan, Cak Solo ini berbeda dengan Cak yang biasanya melibatkan banyak penari. Seperti namanya, Solo berarti sendiri.

"Cak solo dapat diartikan tari kecak yang ditarikan oleh seorang penari," jelasnya.

Tarian ini terinspirasi dari kecak yang dikemas dengan tarian satu penari, yakni Dewa Memet. Cak ini menggambarkan tentang Hanoman sedang memeriksa keadaan jembatan Situbanda, agar dapat dilewati oleh pasukan Rama Dewa menuju kerajaan alengka.

Tari ini dibuat dengan spontanitas saat karya kolaborasi Sekaa Legong Saba dengan Eberhard Schoener dari Jerman Barat sekitar tahun 1980an di Puri Taman Saba. Pencipta dan sekaligus penari pertama dari tari ini adalah I Gusti Ngurah Serama Semadi, yang saat ini merupakan penerus dari Legong gaya Saba.

Sementara Legong Bapang Saba Regenerasi merupakan warisan kesenian secara turun temurun sejak tahun 1911-an di Saba oleh alm I Gusti Gede Oka. Sanggar Seni Saba Sari menampilkan Tari Legong Bapang Saba yang menggambarkan karakter keras berwibawa dalam pelegongan. Legong ini diciptakan sekitar 1930-an oleh I Gusti Bagus Jelantik yang kemudian diteruskan dan dipopulerkan oleh I Gusti Gede Raka. Pada penampilan kali ini tari Legong bapang dikemas dengan konsep regenerasi penari dari tahun 1945-an asuhan I Gusti Gede Raka, tahun 1980-an oleh I Gusti Ngurah Serama Semadi hingga kini. 

Tarian ini dibawakan oleh anak-anak, remaja, dewasa, ibu-ibu hingga lansia, menggambarkan tentang eksistensi Legong gaya Saba yang konsisten hingga saat ini.

GM ARMA Museum & Resort Made Suhartana meyakini bahwa ARMA Fest merupakan salah satu bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya Bali, yang semakin ke sini semakin terdesak dengan budaya-budaya luar yang masuk ke Bali. "Acara ini juga merupakan bukti kekuatan budaya dan kreativitas yang abadi, dan kami berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi terhadap keberhasilannya. Ucapan terima kasih juga kepada – Bapak I Made Sutama, selaku Project Leader dari ARMA Fest 2024," ungkapnya.7nvi

Komentar