Sapi Berkeliaran Kembali Marak, Upaya Pendekatan Kepada Pemilik Kembali Dilakukan
MANGUPURA, NusaBali - Pemerintah Kecamatan Kuta Selatan terus berupaya menertibkan sapi liar yang berkeliaran di kawasan Pura Geger, Desa Adat Peminge, Kecamatan Kuta Selatan.
Sapi-sapi tersebut diduga dilepasliarkan oleh pemiliknya, sehingga kembali menjadi perbincangan publik karena menimbulkan keresahan.
Camat Kuta Selatan I Ketut Gede Arta, mengungkapkan bahwa pihaknya kini kembali melakukan pendekatan kepada pemilik sapi guna menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. “Hari ini (kemarin) saya minta petugas trantib turun ke lapangan. Kita masih menunggu perkembangan dari hasil penertiban ini,” ujar Gede Arta, Senin (23/9) pagi.
Sebelumnya, Gede Arta mengaku sudah berkomunikasi dan melakukan pendekatan kepada pemilik sapi. Pemilik berjanji akan mengandangkan sapi-sapi mereka. Namun, keluhan tentang keberadaan sapi liar kembali muncul di lokasi yang sama. Masyarakat khawatir keberadaan sapi yang berkeliaran bebas dapat menimbulkan potensi kecelakaan lalu lintas (lalin) serta membuat area sekitar Pura Geger menjadi kotor.
Selain itu, ada juga kekhawatiran wisatawan asing yang tidak terbiasa melihat sapi di negara mereka bisa merasa takut atau terganggu. Sementara bagi pengendara yang melintas, ditakutkan akan mengakibatkan kecelakaan seperti yang pernah terjadi di Balangan.
Jika pendekatan persuasif ini tidak berhasil mencapai kesepakatan, lanjut Gede Arta, masalah ini akan disampaikan ke Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk ditangani bersama dengan Dinas Peternakan. Langkah ini diperlukan agar tindakan tegas dapat diambil demi menjaga ketertiban dan kenyamanan wilayah. Masih menurut Gede Arta, permasalahan sapi liar sebenarnya bukan hal baru di Kuta Selatan. Gede Arta mengungkapkan, masalah serupa pernah muncul di daerah Balangan, Kutuh, dan Pecatu. Namun, laporan terkait sapi liar di daerah tersebut sudah berkurang, bahkan tidak ada lagi. Saat ini, pemerintah kecamatan masih terus melakukan pendekatan agar kejadian serupa tidak lagi terulang, terutama di kawasan Pura Geger yang menjadi perhatian utama.
“Kami akan tanya kendalanya apa, apakah masalah pakan atau hal lainnya yang menjadi kendala kenapa sampai liar. Biar tidak mengganggu keselamatan,” ujar Gede Arta.
Dikonfirmasi terpisah, Kasi Trantib Kecamatan Kuta Selatan Kadek Agus Alit Juwita, mengatakan dari hasil pengecekan sama sekali tidak ditemukan adanya sapi berkeliaran di sekitar Pura Geger pada Senin (23/9) pagi. Yang ada, hanya sisa-sisa kotoranya pada sejumlah titik.
“Atensi kami laksanakan bersama-sama dengan Linmas Kelurahan Benoa. Hasilnya nihil sapi (berkeliaran, Red), yang ada cuma sisa kotorannya saja. Namun demikian, koordinasi tetap akan kami lakukan dengan lurah dan bendesa setempat untuk memastikan pemilik sapi yang dikeluhkan, apakah orang yang sama atau berbeda,” imbuhnya. 7 ol3
Komentar