Desa Pakraman Ababi Gelar 3 Kali Nyepi Setahun
Desa Pakraman Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem bisa jadi merupakan satu-satunya desa adat di Bali yang menyelenggarakan upacara Nyepi lebih dari dua kali dalam setahun.
Kemarin Laksanakan Nyepi Luh
AMLAPURA, NusaBali
Desa Pakraman Ababi menggelar Nyepi sampai tiga kali dalam setahun, yakni Nyepi Tahun Baru Saka, Nyepi Luh, dan Nyepi Muani. Khusus Nyepi Luh, dilaksakan sebagai wujud menghormati kaum perempuan, di mana segala aktivitas selama sehari penuh hanya dilakukan laki-laki.
Nyepi Tahun Baru Saka yang dilaksanakan Desa Pakraman Ababi sama seperti desa-desa lainnya di Bali, yakni setahun sekali sehari pasca Tilem Kasanga (bulan mati ke-9 sistem penanggalan Bali). Sedangkan Nyepi Luh dilaksanakan setahun sekali sehari pasca Tilem Kapitu (bulan mati ke-7 sistem penanggalan Bali), dikaitkan dengan upacara piodalan di Pura Kedaton, Desa Pakraman Ababi.
Sebaliknya, Nyepi Muani (Nyepi Purusa) dilaksanakan sebulan berikutnya, yakni sehari pasca Tilem Kaulu (bulan mati ke-8 sistem penanggalan Bali). Nyepi Muani ini selalu dilaksanakan sehari setelah Karya Usaba di Pura Dalem, Desa Pakraman Ababi.
Sama seperti Nyepi Luh, saat Nyepi Muani giliran para lelaki yang melaksanakan Catur Brata Penyepian, sementara aktivitas sehari penuh hanya dilakukan kaum perempuan. Ca-tur Brata Penyepian tersebut masing-masing Amati Gni (tidak hidupkan api), Amati Karya (tidak melakukan aktivitas kerja) Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelungan (tidak mencari kesenangan).
Catur Brata Penyepian untuk Nyupi Luh dan Nyepi Muani dilaksanakan hanya selama 12 jam, sejak pagi pukul 06.00 wita hingga petang pukul 18.00 Wita. Ini beda dengan Nyepi Tahun Baru Saka di mana Catur Brata Penyepian dilaksanakan full selama 24 jam, sejak pagi pukul 06.00 Wita hingga keesokan harinya pagi pukul 06.00 Wita (ngembak geni).
Untuk tahun 2016 ini, Nyepi Luh di Desa Pakraman Ababi telah dilaksanakan pada Radite Wage Wariga, Minggu (10/1), sehari setelah Tilem Kapitu. Sehari sebelum Nyepi Luh, telah dilaksanakan upacara piodalan di Pura Kedaton pada Saniscara Pon Gumbreg, Sabtu (9/1). Pelaksanaan Nyepi Luh, Minggu kemarin, dikoordinasikan langsung Kelian Desa Pakraman Ababi, I Made Sudiarsa.
Pelaksanaan Nyepi Luh ditandai dengan suara kulkul (kentongan adat) dan persembahyangan bersama di Pura Kedaton. Saat persembahyangan di Pura Kedaton itu pula, kaum perempuan yang baru menempuh mahligai rumah tangga (menikah) dikukuhkan sebagai krama pengarep (anggota utama) Desa Pakraman Ababi.
Selama seharian kemarin, warung-warung di wewidangan Desa Pakraman Ababi tidak boleh buka. Sebab, kaum perempuan dari segala usia melaksanakan Catur Brata Penyepian, terutama yang paling ditekankan Amati Lelungan (tidak pergi ke mana-mana). “Ini sebagai bentuk penghormatan kepada kaum perempuan,” jelas Bendesa Made Sudiarsa, Minggu kemarin.
“Sedangkan Nyepi Muani untuk penghormatan terhadap kaum lelaki akan digelar bulan depan, seusai karya Usaba di Pura Dalem,” imbuhnya. Ketentuan Nyepi Luh dan Nyepi Muani itu sendiri berlaku di seluruh 4 banjar adat yang ada di Desa Pakraman Ababi, yakni Banjar Ababi, Banjar Gunaksa, Banjar Tanah Lengis, dan Banjar Uma Anyar. 7 k16
1
Komentar