Semarak Lomba Penjor Meriahkan Hari Raya Galungan di Desa Kesiman Petilan
DENPASAR, NusaBali.com – Dalam rangka merayakan Hari Raya Galungan, Desa Kesiman Petilan, Denpasar Timur, menggelar lomba Penjor yang diikuti oleh warga desa, Rabu (25/9/2024). Lomba ini merupakan tradisi tahunan yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade dan menjadi ajang apresiasi bagi kreativitas warga dalam memenjor.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Kesiman Petilan, I Gede Yogi Pramana, atau yang akrab disapa Jro Yogi, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah berjalan sejak tahun 2013.
"Lomba Penjor Galungan ini sudah kami adakan selama kurang lebih 12 kali. Tujuannya adalah untuk memberikan apresiasi kepada warga yang memiliki hobi memenjor, serta sebagai bentuk pelestarian budaya Bali dan agama Hindu dalam menyambut Hari Raya Galungan," ujarnya.
Antusiasme warga dalam membuat Penjor sangat tinggi. Penjor-penjor ini dihias dan dipasang di depan rumah masing-masing peserta. Penilaian dilakukan mulai pukul 15.00 WITA oleh tim juri yang menilai dari beberapa aspek, seperti kelengkapan Penjor, harmonisasi penataan, kreativitas, dan keindahan.
"Kami ingin memberikan ruang bagi warga untuk mengekspresikan kreativitas mereka, namun tetap mengikuti pakem-pakem Penjor Galungan, seperti adanya pala gantung, pala bungkah, pala wija, yang terdiri dari hasil bumi seperti padi, umbi-umbian, dan buah-buahan," tambah Jro Yogi.
Lomba ini hanya diikuti oleh warga Desa Kesiman Petilan, dengan masing-masing banjar mendaftarkan Penjor mereka untuk dinilai. Meski jumlah peserta tahun ini cenderung menurun, Jro Yogi tetap optimis dan berharap kegiatan ini dapat terus berkembang di masa depan.
"Kami melihat ada pasang surut dalam semangat membuat Penjor, terutama dengan adanya perubahan zaman. Saat ini banyak yang cenderung membeli Penjor jadi, serba praktis. Itu menjadi tantangan bagi kami agar masyarakat, khususnya generasi muda, tidak melupakan budaya memenjor sebagai wujud Yadnya," ungkapnya.
Jro Yogi berharap, melalui lomba ini, semangat membuat Penjor secara mandiri dapat terus terjaga, dan nilai-nilai Galungan sebagai kemenangan Dharma melawan Adharma bisa lebih bermakna di tengah tantangan zaman.
"Semoga ke depan, lomba ini bisa kami kembangkan lebih luas lagi, tidak hanya di tingkat desa, tapi juga menyebar lebih jauh. Saya juga berharap bahwa warga, terutama anak muda, dapat lebih terlibat aktif dalam pelestarian tradisi ini," tutup Jro Yogi.
Lomba Penjor Galungan di Desa Kesiman Petilan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana pelestarian budaya dan perayaan kebersamaan di Hari Raya Galungan, yang diperingati sebagai simbol kemenangan kebaikan atas kejahatan. *m03
Komentar