Palinggih Sang Hyang Tiga Terbakar
Tigasan dan atap Palinggih Sang Hyang Tiga di Pura Paibon Purwa Sari di Batannyuh Kelod, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, terbakar. Sumber api belum diketahui.
AMLAPURA, NusaBali
Palinggih Sang Hyang Tiga di Pura Paibon Purwa Sari di Lingkungan Batannyuh Kelod, Kelurahan/Kecamatan Karangasem, terbakar pada Minggu (20/8) sekitar pukul 12.30 Wita. Penyebab terjadinya kebakaran belum diketahui. Sebab sejak Sabtu (19/8) tidak ada pangempon mabanten, tidak juga disebabkan korsleting listrik.
Kebakaran dengan cepat diatasi warga setempat, dengan memadamkan kobaran api menggunakan air PDAM yang ada di areal pura. Kebakaran baru diketahui setelah warga yang bermukim di belakang Pura Paibon Purwa Sari, I Ketut Mustika dan I Komang Sukarma, melintas menyaksikan adanya kepulan asap muncul dari Palinggih Sang Hyang Tiga.
Komang Mustika melaporkan kasus itu ke Kelian Pangempon Pura Paibon Purwa Sari I Gede Sumayasa, selanjutnya secara spontan warga memadamkan api menggunakan air dari keran PDAM.
Gede Sumayasa juga melaporkan kasus itu ke Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, menyusul datang tiga mobil pemadam kebakaran dipimpin Kadis Pemadam Kebakaran I Nyoman Sutirtayasa. Ternyata saat petugas damkar tiba, api telah padam.
Petugas tidak sempat membentangkan selang air. Di samping itu kendaraan tidak bisa menjangkau lokasi, karena untuk menuju lokasi mesti melalui lorong sejauh sekitar 180 meter. Petugas hanya mengecek lokasi, serta mendata kerugian dan barang-barang yang terbakar.
Di lokasi kejadian, yang terbakar hanyalah berupa tigasan (kain ditumpuk) dan atap palinggih yang terbuat dari genteng. Palinggih dengan ukuran 2 x 3 meter lokasinya paling timur pura. Menurut Kelian Gede Sumayasa, kerugian diperkirakan mencapai Rp 120 juta.
“Saya kira bukan disebabkan percikan api dupa sebagai penyebab kebakaran. Sebab, sejak Sabtu tidak ada yang mabanten. Listrik juga di sini tidak korslet, saya tidak mengerti apa penyebab kebakaran itu,” tuturnya. Pangempon I Gede Gatra dan I Nengah Mudi juga mengaku heran atas penyebab kebakaran itu. “Dari mana ya, asal usul api yang membakar palinggih?,” kata Nengah Mudi.
Gede Sumayasa menyatakan akan segera menggelar paruman melibatkan pangempon dari Lingkungan Batannyuh Kelod dan Lingkungan Dukuh, terkait upaya perbaikan dan rencana lainnya. *k16
Kebakaran dengan cepat diatasi warga setempat, dengan memadamkan kobaran api menggunakan air PDAM yang ada di areal pura. Kebakaran baru diketahui setelah warga yang bermukim di belakang Pura Paibon Purwa Sari, I Ketut Mustika dan I Komang Sukarma, melintas menyaksikan adanya kepulan asap muncul dari Palinggih Sang Hyang Tiga.
Komang Mustika melaporkan kasus itu ke Kelian Pangempon Pura Paibon Purwa Sari I Gede Sumayasa, selanjutnya secara spontan warga memadamkan api menggunakan air dari keran PDAM.
Gede Sumayasa juga melaporkan kasus itu ke Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem, menyusul datang tiga mobil pemadam kebakaran dipimpin Kadis Pemadam Kebakaran I Nyoman Sutirtayasa. Ternyata saat petugas damkar tiba, api telah padam.
Petugas tidak sempat membentangkan selang air. Di samping itu kendaraan tidak bisa menjangkau lokasi, karena untuk menuju lokasi mesti melalui lorong sejauh sekitar 180 meter. Petugas hanya mengecek lokasi, serta mendata kerugian dan barang-barang yang terbakar.
Di lokasi kejadian, yang terbakar hanyalah berupa tigasan (kain ditumpuk) dan atap palinggih yang terbuat dari genteng. Palinggih dengan ukuran 2 x 3 meter lokasinya paling timur pura. Menurut Kelian Gede Sumayasa, kerugian diperkirakan mencapai Rp 120 juta.
“Saya kira bukan disebabkan percikan api dupa sebagai penyebab kebakaran. Sebab, sejak Sabtu tidak ada yang mabanten. Listrik juga di sini tidak korslet, saya tidak mengerti apa penyebab kebakaran itu,” tuturnya. Pangempon I Gede Gatra dan I Nengah Mudi juga mengaku heran atas penyebab kebakaran itu. “Dari mana ya, asal usul api yang membakar palinggih?,” kata Nengah Mudi.
Gede Sumayasa menyatakan akan segera menggelar paruman melibatkan pangempon dari Lingkungan Batannyuh Kelod dan Lingkungan Dukuh, terkait upaya perbaikan dan rencana lainnya. *k16
1
Komentar