Karya 30 Tahun Sekali di Banjar Abian Kapas Kelod: Ngenteg Linggih, Pemelaspas, dan Mecaru
DENPASAR, NusaBali.com - Banjar Abian Kapas Kelod, Desa Adat Sumerta, Kecamatan Denpasar Timur, melaksanakan Karya Ngenteg Linggih, Pedudusan Alit, Pemelaspas Mupuk Pedagingan, serta Mecaru Rsi Gana pada Rahina Saniscara Kliwon Wariga, bertepatan dengan Tumpek Pengatag, Sabtu (31/8/2024).
Karya ini merupakan upacara sakral yang digelar setiap 30 tahun sekali di banjar tersebut, dengan rangkaian kegiatan dimulai sejak 14 Agustus hingga puncaknya pada akhir bulan Agustus.
Wayan Krisna Saputra, Kelian Adat Banjar Abian Kapas Kelod, menjelaskan bahwa upacara ini merupakan momen penting bagi warga banjar. “Karya ini melibatkan sejumlah prosesi sakral, termasuk Ngenteg Linggih Ida Bhatara Penyarikan, Mecaru, Pedudusan Alit, dan Mupuk Pedagingan,” ujar Wayan Krisna. Ia juga menyampaikan bahwa selama masa jabatannya sebagai prajuru sejak 2021, karya ini menjadi karya yang sangat istimewa karena hanya digelar sekali dalam 30 tahun.
Kegiatan piodalan rutin sebenarnya sudah dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Tumpek Pengatag atau Tumpek Bubuh. Namun, kali ini karya lebih besar dilaksanakan sebagai wujud sujud syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Karya ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara alam skala dan niskala, menyucikan Ida Bhatara, serta mengharmoniskan energi positif dan negatif di lingkungan banjar.
Persiapan untuk acara ini melibatkan dana sekitar Rp 500 juta yang dikumpulkan dari swadaya warga, gotong royong, serta bantuan dari berbagai pihak. "Kami bersama seluruh krama banjar bekerja sama mempersiapkan sarana dan prasarana upakara dengan penuh semangat. Bahkan, Bapak Walikota Denpasar turut ngayah menari topeng dalam prosesi Mecaru," ungkap Wayan Krisna.
Seluruh warga Banjar Abian Kapas Kelod turut berpartisipasi dalam karya ini, dengan mendirikan penjor di lingkungan masing-masing sebagai tanda hormat dan persembahan kepada Ida Bhatara. Karya juga melibatkan warga dari Banjar Abian Kapas Kaja, Abian Kapas Tengah, Banjar Ketapean Kaja, Banjar Ketapean Kelod, serta Banjar Bengkel yang turut serta megambel. Para mahasiswa dari ISI Denpasar dan siswa SMA Negeri 3 Denpasar juga berperan serta dalam kegiatan ngayah ini.
Wayan Krisna menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme warga Banjar Abian Kapas Kelod dalam menyukseskan karya ini. "Saya sangat bahagia melihat semangat dan partisipasi tinggi dari warga. Semoga seluruh warga Banjar Abian Kapas Kelod serta masyarakat lainnya selalu diberkahi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan," tuturnya.
Karya ini memiliki makna mendalam bagi warga banjar, sebagai sarana untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan menjaga keharmonisan alam. Seluruh rangkaian upacara ini diharapkan mampu memberikan keseimbangan, keselarasan, serta ketentraman bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. *m03
1
Komentar