Desa Wisata Taro Juara Satu LDWN 2024
Kesiman Kertalangu 15 Besar
Perbekel Desa Taro
I Wayan Warka
Ketua Pokdarwis
I Wayan Gede Ardika
Kadis PMD Gianyar
Dewa Ngakan Ngurah Adi
Dari 14 banjar di Desa Taro, hampir semuanya memiliki fasilitas penginapan yang dikelola rumah tangga dengan konsep pemberdayaan.
GIANYAR, NusaBali
Desa Wisata Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar menyabet juara satu Lomba Desa Wisata Nusantara (LDWN) 2024 kategori II (maju dan mandiri) yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTT). Penghargaan diterima langsung Perbekel Desa Taro I Wayan Warka didampingi Ketua Pokdarwis I Wayan Gede Ardika dan Kadis PMD Gianyar Dewa Ngakan Ngurah Adi. Sementara Desa Kesiman Kertalangu, Denpasar masuk 15 besar untuk katagori yang sama.
Penghargaan diberikan dalam acara Malam Apresiasi Lomba Desa Wisata Nusantara di Renaissance Bali Nusa Dua Resort, Sabtu (28/9) malam yang dihadiri Menteri Abdul Halim Iskandar. Perbekel Desa Taro I Wayan Warka mengatakan, keberhasilan Desa Wisata Taro tidak terlepas dari perjalanan panjangnya sebagai desa dengan potensi besar dalam pariwisata. Sebelumnya berhasil masuk seleksi 15 besar kategori Desa Maju dan Mandiri. Setelah bersaing ketat dengan desa-desa wisata lainnya, Desa Wisata Taro mampu menembus posisi teratas sebagai juara pertama. “Keberhasilan ini merupakan bukti kerja keras masyarakat Desa Taro yang terus berinovasi dalam pengelolaan pariwisata berbasis lingkungan, budaya, dan kearifan lokal,” jelas Warka, Minggu (29/9).
Desa Wisata Taro juga dikenal dengan ikon lembu putih yang menjadi daya tarik utama. Lembu putih merupakan warisan bersejarah yang hanya ada di Desa Taro. Menjadi simbol kebudayaan yang dilestarikan oleh masyarakat setempat. Potensi ini berhasil diangkat menjadi magnet bagi wisatawan sehingga Desa Taro menjadi destinasi yang unik dan eksklusif di Bali, bahkan nasional. Lomba Desa Wisata Nusantara 2024 memiliki standar penilaian yang sangat ketat. Penilaian berdasarkan beberapa aspek, di antaranya inovasi wisata, pemberdayaan masyarakat, pelestarian budaya, dan kontribusi desa terhadap Sustainable Development Goals (SDGs).
Desa Wisata Taro berhasil mencuri perhatian dengan mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan, pengelolaan lingkungan, serta peran aktif masyarakat dalam memajukan sektor pariwisata. Sebagai bagian dari kategori Desa Maju dan Mandiri, Desa Taro juga dinilai memiliki struktur tata kelola desa yang solid dan program wisata yang memberikan dampak ekonomi signifikan bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari meningkatnya pendapatan desa dan kesejahteraan masyarakat melalui program-program ekowisata dan wisata budaya yang telah dirancang dan dikelola oleh Pokdarwis Taro.
Keberhasilan Desa Wisata Taro ini juga tidak terlepas dari dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Gianyar. “Kemenangan ini adalah hasil kerja keras semua pihak. Saya harap Desa Taro dapat menjadi contoh bagi desa lain dalam pelestarian budaya dan pengelolaan wisata berbasis masyarakat,” ujar Warka. Dengan pencapaian ini, Desa Wisata Taro semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata unggulan yang mengedepankan pelestarian budaya dan kearifan lokal. Masyarakat Desa Taro bersama Pokdarwis dan Pemkab Gianyar terus berkomitmen mempertahankan prestasi ini dan mengembangkan potensi desa lebih lanjut.
Dia mencontohkan, di setiap banjar hampir semuanya memiliki fasilitas penginapan dengan konsep pemberdayaan. Penginapan dikelola di rumah tangga masing-masing. Wisatawan yang menginap bisa menikmati wisata kunang-kunang dan cooking class atau belajar khusus masakan khas Bali di Banjar Patas. Cooking class semakin diminati wisatawan mancanegara. Dengan berkembangnya pariwisata di hampir 14 banjar se-Desa Taro diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan lokal dan mancanegara melalui program-program wisata baru yang terus dikembangkan.
Sementara itu, Perbekel Desa Kesiman Kertalangu, I Made Suena, bersyukur desanya menjadi 15 besar dalam ajang LDWN 2024. Capaian tersebut, merupakan lompatan peringkat dari capaian LDWN 2023. Saat itu, Kesiman Kertalangu berada di peringkat 45 besar nasional. Dengan daya tarik ‘Teba Majalangu’, Desa Kesiman Kertalangu mengedepankan konsep desa wisata edukasi. Di antaranya tentang budaya pertanian yang semakin sulit ditemukan. Apalagi di daerah perkotaan. Bila bertandang ke Teba Majalangu, Kesiman Kertalangu, pengunjung dapat pengetahuan tentang budaya pertanian. Mulai dari mengenal alat dan perkakas pertanian tradisional seperti tengala (bajak), lampit, sunari, pindekan, dan lainnya. 7 nvi, k17
1
Komentar