Ribuan Pengunjung Serbu Pasar Pergung
NEGARA, NusaBali - Pasar Adat Pergung di Lapangan Widya Mandala, Banjar Baler Pasar, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, kembali digelar serangkaian perayaan Galungan dan Kuningan, Rabu (25/9) dan Sabtu (5/10).
Pasar legendaris yang hanya diadakan tiap 6 bulan kalender Bali (210 hari atau sekitar 7 bulan kalende masehi) ini tampak eksis menjadi destinasi kunjungan warga.
Seperti pantauan saat malam minggu, Sabtu (28/9) malam. Ribuan pengunjung tampak memadati lapangan umum terbesar di Kecamatan Mendoyo ini. Para pengunjung yang kebanyakan rombongan keluarga termasuk anak-anak muda tampak berburu kuliner, pakaian, perabotan rumah tangga, hingga menyerbu berbagai wahana permainan yang menjadi salah satu magnet di pasar musiman ini.
Salah satu penjaga wahana bianglala, Sumiati,44, mengatakan, kunjungan teramai sementara ini adalah saat hari H Galungan, Rabu (25/9) malam. Pada Rabu lalu itu, dirinya mengaku sempat menjual hingga 7 bendel tiket atau sejumlah 700 tiket. "Setelahnya juga masih ramai. Tapi tidak sebanyak pas Galungan," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan salah satu penjaga wahana trampolin, Atik, 43. Saat hari H Galungan pada Rabu lalu, dirinya mengaku sempat menjual 2 bendel tiket atau sejumlah 200 tiket. Namun dibanding Galungan sebelumnya, dirinya mengaku ada sedikit penurunan pengunjung. "Kalau Galungan sebelumnya sudah ramai dari pagi. Tapi Galungan ini baru ramai mulai malam," ujar Atik yang warga Desa Pengambengan, Kecamatan Negara ini.
Ketua Pantia Pasar Adat Pergung, I Nengah Ridja, Minggu (29/9), mengatakan, ada sekitar 450 pedagang yang membuka lapak di Pasar Adad Pergung saat ini. Jumlah pedagang hampir sama seperti Galungan dan Kuningan sebelumnya. "Saat ini yang banyak ikut berjualan juga dari UMKM lokal," ujarnya.
Dari prediksi Ridja, setiap harinya tidak kurang dari 3.000 orang yang memadati Pasar Adat Pergung. Bahkan saat hari H Galungan beberapa waktu lalu, dirinya memperkirakan ada sekitar 5.000 - 6.000 pengunjung. "Paling ramai biasanya pas Galungan, Manis Galungan, Kuningan, dan Manis Kuningan. Cuman pas Manis Galungan sempat hujan, makanya agak sepi. Tetapi tidak tahu nanti pas Kuningan," ucapnya.
Ridja yang juga panglingsir di Desa Adat Pergung menyatakan, Pasar Adat Pergung yang sudah ada sejak sekitar tahun 1970-an ini, akan tetap berusaha dipertahankan. Mengingat di samping sudah menjadi destinasi ikonik tiap Galungan dan Kuningan, Pasar Adat Pergung yang dirintisnya bersama beberapa warga Banjar Baler Pasar ini pun memberikan manfaat yang luar biasa untuk adat ataupun warga sekitar.
"Dari kegiatan ini kita bisa membaut ngaben massal gratis. Masyarakat kita pun dapat rezeki dengan menyewakan lahan parkir. Termasuk sekarang ini banyak yang ikut berjualan," ujar Ridja yang juga Ketua Badan Masyarakat Banjar (BMB) Baler Pasar ini.7 ode
1
Komentar