Festival Budaya Palestina Meriahkan Ubud
Penonton disuguhkan kolaborasi unik antara tarian Kecak Bali dan musik Palestina yang menyatukan dua budaya di satu panggung.
GIANYAR, NusaBali - Museum Puri Lukisan Ubud menjadi tuan rumah Palestival 2024, Sabtu (28/9). Acara ini dihadiri ratusan pengunjung yang antusias menyaksikan perayaan budaya Palestina yang disajikan melalui musik, tarian, seni, film, dan kuliner khas Timur Tengah. Diselenggarakan oleh Stay Human Collective, festival ini bertujuan memperkuat pemahaman dan apresiasi terhadap budaya Palestina serta mengangkat nilai-nilai perdamaian dan kemanusiaan.
Salah satu daya tarik utama Palestival adalah pertunjukan live music yang menggambarkan kekayaan tradisi Palestina. Musisi lokal berkolaborasi dengan seniman Palestina dalam penampilan yang memadukan alat musik tradisional Timur Tengah seperti rebana dengan gaya modern. Tarian Dabke turut memeriahkan suasana, sementara penonton disuguhkan kolaborasi unik antara tarian Kecak Bali dan musik Palestina yang menyatukan dua budaya di satu panggung.
Pengunjung juga berkesempatan menyaksikan film-film dokumenter seperti Gaza Surf Club, Bye Bye Tiberias, One More Jump, dan It Must Be Heaven yang menggambarkan semangat dan kekuatan rakyat Palestina dalam menghadapi tantangan. Pemutaran film ini memberikan perspektif berbeda tentang kehidupan di Palestina, mengajak penonton merenungi perjuangan dan kreativitas yang tumbuh dari daerah konflik.
Sepanjang hari, festival ini dipenuhi dengan kegiatan workshop yang menarik perhatian peserta dari segala usia. Workshop tari Dabke, seni darbouka, hingga lomba menggambar anak bertema perdamaian memberikan suasana edukatif yang meriah. Semua kegiatan ini diberikan secara gratis untuk mempromosikan inklusi dan kebersamaan di antara peserta. Di area kuliner, pengunjung disuguhi hidangan autentik Palestina, mulai dari hummus hingga baklava, yang disiapkan oleh restoran lokal.
Sebuah Tea Salon bergaya Majlis menyediakan teh dan kopi khas Timur Tengah, menghadirkan suasana otentik dalam festival. Sementara itu, area pasar budaya menampilkan produk-produk buatan tangan yang terinspirasi dari tradisi Palestina, memberikan pengunjung kesempatan untuk lebih dekat dengan budaya Timur Tengah.
Panglingsir Puri Ubud Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) yang ikut membuka festival menyampaikan harapannya agar festival ini dapat membawa perubahan signifikan bagi Palestina. “Dari Ubud, kami berdoa agar Palestina bisa diberikan kedamaian dalam menjalankan kehidupan sehari-hari,” ujar Cok Ace. Sementara Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, juga menekankan pentingnya dukungan internasional untuk Palestina.
“Budaya Palestina selalu tentang menyebarkan pesan, baik itu tentang budaya, cerita rakyat, atau tanah. Festival ini menunjukkan bahwa orang-orang Palestina memiliki sejarah dan budaya yang kaya yang perlu dihargai,” katanya.
Tariq Ansari, perwakilan dari Stay Human Collective, menekankan bahwa Palestival untuk merayakan Palestina, bukan sebagai gerakan politik, tetapi untuk memperkenalkan Palestina sebagai bangsa yang kaya budaya. “Ini adalah misi dari festival ini, untuk menunjukkan bahwa orang-orang Palestina nyata, memiliki budaya yang nyata, dan mereka ada di sini,” ujarnya. Beberapa seniman tampak memeriahkan acara ini yaitu Mustafa Debu and Band, Al Hannouneh, Dana Dajani, Hoda Fadel, Kerta Art, Rare Angon, Putu Septa, dan Soul of Melanesian.
Dengan ratusan pengunjung yang hadir, Palestival 2024 telah berhasil mempertemukan berbagai kalangan untuk merayakan perdamaian, keberagaman, dan kreativitas rakyat Palestina. Festival ini diharapkan dapat menjadi langkah kecil namun berarti dalam mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang budaya dan identitas Palestina di Indonesia dan dunia. 7 a
Komentar