Megawati: Ada yang Disindir, Mudah-mudahan Bukan Saya
Saksikan Teater Indonesia Kita ‘Si Manis Jembatan Merah’
JAKARTA, NusaBali - Pesiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri sekitar tiga jam tekun menonton pertunjukan Teater Indonesia Kita dengan lakon ‘Si Manis Jembatan Merah’ di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (28/9) malam.
Sejumlah aktor dan aktris yang tampil yakni Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar Kobar, Abdel Achrian, Inaya Wahid, Ine Febriyanti, Bude Sumiarsih, Marwoto, Susilo Nugroho, Joened, dan Wisben.
Sementara Megawati didampingi putranya yang juga Ketua DPP PDIP M Prananda Prabowo, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Hadir pula Ketua DPP Ganjar Pranowo, Eriko Sotarduga serta calon gubernur yang diusung PDIP, Rano Karno. Juga ada Mahfud MD.
Budayawan Butet Kartaredjasa yang menggunakan kostum bak ‘Raja Jawa’ menampilkan dialog yang penuh sindiran. Megawati pun menyoroti kritikan Butet di pementasan tersebut.
“Tadi kok merasa kayak ada orang yang disindir. Mudah-mudahan bukan saya,” ujar Megawati dalam keterangan tertulisnya, Minggu (29/9).
Diketahui, Butet Kartaredjasa yang menggunakan kostum bak ‘Raja Jawa’, terkadang melintasi panggung sambil bernyanyi dengan lirik, ‘demi bangsa dan negara. Fufufafa’, yang diulang-ulang. Butet bersama pemain teater lainnya membahas adegan soal berbohong dan tertipu. “Tertipu kok dua periode,” ucap Butet.
Pada bagian lain, Butet sang ‘Raja Jawa’ memanjatkan doa. "Jika saya tidak berkuasa, jauhkan saya dari marabahaya," sebutnya.
Duet Cak Lontong dan Akbar pun kompak saling melontarkan dialog dan kata-kata yang diputar balik sehingga menghibur penonton yang memenuhi TIM. Pukul 23.00 WIB, pentas yang penuh dengan satire itu ditutup dengan pengenalan para pendukung pementasan ke–47 Teater Indonesia Kita tersebut.
Megawati bersama puteranya M Prananda Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Mahfud MD diminta Butet untuk ikut bergabung ke atas pentas.
Megawati mengatakan Butet memintanya secara khusus untuk menghadiri pementasan ini. “Saya sebetulnya sedang flu tapi dipaksa Mas Butet untuk menonton. Saya sudah kenal beliau lama sekali,” kata Megawati.
Inayah Gus Dur juga tampil menonjol. Tak heran Megawati mencari dan memanggilnya secara khusus saat di atas pentas. Inayah pun mendekati Megawati. “Saya kenal dia dari dulu nakal, tidak seperti kakaknya, serius. Nanti saya lapor sama Ibu lo,” canda Megawati.
Megawati menceritakan, bahwa di dalam keluarga Soekarno sejak umur lima tahun dilatih harus bisa menari tarian Sunda, Bali, Sumatera. Oleh karena itu, soal seni bukan hal yang aneh bagi keluarga Soekarno.
“Saya jangan dilihat sebagai orang politik saja, karena keluarga bapak ibu saya juga seniman. Tadi waktu ada yang joget, badan saya bergerak. Keluarga kami dari umur lima tahun harus bisa menari Sunda, Bali, Sumatera. Jadi tidak aneh bagi kami,” tutur Megawati.
Megawati pun mendengar suara protes para seniman yang menginginkan TIM jadi pusat kebudayaan. Termasuk seni puisi yang dahulu begitu digemari kini makin redup. Hal ini membuat hatinya bergetar. Untuk itu, dia mendorong agar kompleks TIM terus dikembangkan sebagai pusat seni budaya dalam rangka melestarikan budaya Nusantara. “Tempat ini dibangun Gubernur Ali Sadikin untuk tempat berkumpul dan berkreasi para seniman,” ucap Megawati. 7 k22
1
Komentar