nusabali

Perusahaan China Jajaki Kelola Sampah di Bali

  • www.nusabali.com-perusahaan-china-jajaki-kelola-sampah-di-bali

Sekda Bali Dewa Indra menyebut perusahaan China berencana mengolah sampah menjadi listrik, di mana teknologi pembakaran sampah yang ditawarkan menghasilkan gas buang bersuhu tinggi.

DENPASAR, NusaBali
Meskipun masih dalam tahap penjajakan dan belum ada kepastian, perusahaan asal China, Weiming Environment Protection Group, menunjukkan minat yang kuat untuk berinvestasi dalam pengelolaan sampah di Bali dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai 225 juta dolar Amerika Serikat. Saat ini, mereka telah memulai studi untuk melakukan penelitian terkait potensi pemecahan masalah pengelolaan sampah di Pulau Dewata. 

Beberapa waktu lalu, perwakilan dari Weiming Environment Protection Group telah melakukan pertemuan dengan Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, di rumah jabatan gubernur Jayasabha, Denpasar, Sabtu (7/9). Meskipun telah terjadi pertemuan, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra, mengungkapkan bahwa belum ada perkembangan signifikan terkait kerja sama dengan perusahaan tersebut. 

“Mereka baru melakukan pendekatan-pendekatan, baru cek lokasi, kemudian ya baru mempelajari potensi-potensinya,” kata Sekda Dewa Indra, saat ditemui usai Rapat Paripurna DPRD Bali, Senin (30/9).

Sekda Dewa Indra menegaskan bahwa ada banyak langkah yang harus dilakukan oleh calon investor untuk memastikan bahwa investasi mereka di Bali dapat terwujud. Dia menekankan bahwa saat ini, rencana investasi tersebut masih dalam tahap penjajakan. “Belum, jangan bicara mulainya dahulu. Mereka masih penjajakan. Mereka harus observasi dulu berapa volume sampahnya, berapa per hari. Mereka punya kriteria berapa minimal ton per hari,” ungkapnya.

Selain itu, Pejabat Eselon I di Pemprov Bali ini juga menjelaskan bahwa Weiming Environment Protection Group memiliki rencana untuk mengolah sampah menjadi listrik, di mana teknologi pembakaran (insinerasi) sampah yang ditawarkan oleh Weiming menghasilkan gas buang bersuhu tinggi yang digunakan untuk menghasilkan uap dan menggerakkan pembangkit listrik. Gas buang tersebut dimurnikan dan dibuang sesuai standar lingkungan yang ketat.

“Mereka masih melakukan cek lapangan kondisi-kondisi, jadi belum ada kesimpulan. Untuk pengelolaan sampah di Bali, mereka akan cek dulu semua kabupaten dan kota, sehingga penting bagi mereka untuk melakukan studi yang komprehensif,” tuturnya.

Sekda Dewa Indra menambahkan bahwa kehadiran investor ini diharapkan dapat mendorong penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita, Suwung, Denpasar Selatan, lebih cepat. “Dengan adanya perusahaan ini, mereka akan berinvestasi untuk mengelola sampah, dan ini termasuk dalam agenda mereka untuk mencari lokasi yang tepat untuk fasilitas pengolahan sampah yang baru. Semua rencana pengelolaan sampah ini harus jelas arahnya,” tandasnya.

Dia menjelaskan bahwa jika TPA Suwung dihentikan operasionalnya, maka penting untuk mencari alternatif lokasi dan teknologi yang sesuai untuk pengelolaan sampah. 

“Kita harus mencari tempat dan teknologi yang tepat, serta mengetahui investasinya seperti apa. Semuanya harus berada dalam konteks yang jelas. Kita memerlukan tempat pengelolaan sampah yang modern, dengan kapasitas yang dapat menyerap semua produksi sampah di Bali, teknologinya harus bagus, dan biayanya harus lebih murah,” tegas Sekda Dewa Indra.

Rencananya, dalam tahap awal, Weiming Environment Protection Group akan memproses sekitar 1.500 ton sampah per hari. Kemudian, dalam tahap kedua, jumlah sampah yang akan dikelola akan turun menjadi 750 ton per hari. Dari total nilai investasi sebesar 225 juta dolar AS, alokasi sebesar 160 juta dolar AS akan digunakan untuk tahap pertama proyek ini. Proyek ini akan mengadopsi model pengolahan sampah build-operate-own (BOO) dengan jangka waktu waralaba selama 40 tahun, yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola fasilitas pengolahan sampah tersebut dalam jangka panjang.

Sekda Dewa Indra menyoroti bahwa masalah sampah di Bali masih menjadi isu yang sangat krusial dan perlu ditangani dengan serius. “Sampah di Bali masih menjadi tantangan besar, dan kita harus mencari solusi yang efektif untuk mengelolanya. Dengan adanya investasi ini, diharapkan pengelolaan sampah di Bali akan menjadi lebih baik dan berkelanjutan,” kata Sekda Dewa Indra. 7 cr79

Komentar