nusabali

Pj Gubernur Galakkan Gerakan Serentak Tangani Rabies

  • www.nusabali.com-pj-gubernur-galakkan-gerakan-serentak-tangani-rabies

DENPASAR, NusaBali - Penjabat (Pj) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, akan lebih mendorong langkah pencegahan rabies dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Bali.

Pemerintah Provinsi Bali akan menggalakkan gerakan serentak mengentaskan penyakit zoonosis (menular dari hewan ke manusia) tersebut. 

“Belajar dari penanganan Covid-19 dulu, kita harus membuat gerakan serentak di Bali terkait pencegahan, yaitu vaksinasi rabies kepada hewan, khususnya anjing,” ujar Mahendra Jaya saat menerima audiensi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Provinsi Bali di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar, Senin (30/9). 

Mahendra Jaya menyatakan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama lantaran tingginya risiko jika manusia terjangkit rabies akibat gigitan hewan seperti anjing, kucing, hingga kera yang tertular virus rabies. “Kita realistis dulu, pastikan semua hewan peliharaan yang ada pemiliknya tervaksin, dan yang liar kita tangani juga. Yang jelas, aksi ini harus serentak dan segera dilakukan,” kata Mahendra Jaya.

Peran Tim Siaga Rabies (Tisira), yang terdiri dari kepala desa, bidan desa, Babinsa, Polprades, tokoh agama, dan tokoh masyarakat, digarisbawahi oleh Mahendra Jaya sebagai hal yang krusial, antara lain dalam melakukan penyuluhan rabies kepada masyarakat, membantu pendataan populasi anjing, hingga mendukung pelaksanaan vaksinasi. 

“Teman-teman ini adalah garda terdepan kita di desa, dan harus kita dukung penuh,” tandasnya. 

Oleh karena itu, Mahendra Jaya menyatakan bahwa dia akan segera mengadakan pertemuan dengan seluruh pemangku kepentingan guna mempercepat realisasi gerakan serentak penanganan rabies tersebut. 

“Tentu nanti akan disertai dengan edaran kepada masyarakat. Hal ini kan sudah ada Perda-nya, jadi kita tinggal melaksanakannya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, berdasar data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, cakupan vaksinasi rabies di Provinsi Bali hingga September 2024 mencapai 70,38 persen dengan populasi anjing di Bali lebih dari 600 ribu ekor. Posko Tisira yang tersebar di seluruh Bali berjumlah 405 posko dan didukung oleh lebih dari 600 ribu vaksin yang berasal dari APBD, bantuan pusat, serta bantuan dari Pemerintah Australia. 

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra saat menghadiri peringatan World Rabies Day (WRD) 2024, di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Selatan, Minggu (29/9), menyatakan bahwa tantangan ke depan adalah membebaskan Bali dari rabies. Saat ini, masih ada pekerjaan rumah (PR) untuk mewujudkan target Bali bebas rabies pada 2030, di mana sekitar 30 persen anjing belum divaksinasi rabies. 

Ketua panitia acara drh Wayan Yustisia Semarariana menekankan pentingnya steril untuk mengontrol populasi hewan liar, terutama anjing di sekitar Pantai Mertasari tempat acara berlangsung. Dia mengingatkan pemilik hewan untuk melakukan vaksinasi dan merawat hewan peliharaan dengan baik, karena perilaku hewan sangat dipengaruhi oleh interaksi antara pemilik dan hewan tersebut.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, kondisi rabies di Bali belum sepenuhnya bebas sejak tahun 2008. Oleh karena itu, pendekatan untuk penanggulangan rabies harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat. 

Sekretaris Tim Koordinasi Zoonosis dan Penyakit Infeksi BPBD Bali Eka Saputra, menjelaskan bahwa kasus gigitan rabies masih cukup tinggi, terutama di Karangasem, Buleleng, dan Bangli, tetapi penanganan yang dilakukan telah berhasil meminimalisir kasus gigitan yang menyebabkan kematian.

“Rabies tidak hanya bisa ditangani oleh Dinas Pertanian dan Peternakan, tetapi juga lintas sektor. Target dari Pemprov Bali adalah membentuk tim siaga rabies di masing-masing desa yang kini hampir mencapai 50 persen. Kami berharap tim ini benar-benar bekerja optimal untuk mencapai target Bali bebas rabies pada 2030,” tandas Eka Saputra.

Salah satu inisiatif penting yang juga disampaikan dalam acara ini adalah program ‘1 Desa 1 Dokter Hewan.’ Program ini diharapkan dapat meningkatkan kolaborasi antara dokter hewan dan masyarakat desa dalam upaya memberantas rabies. “Gerakan ini cukup bagus, tetapi harus didukung oleh masyarakat sendiri, dan juga kolaborasi antara tim siaga rabies dan dokter hewan harus digalakkan sehingga akan lebih terlihat dampaknya nanti,” ucap Eka Saputra. 7 a

Komentar