nusabali

Ekonomi Bali Makin Dinamis, BPS Terapkan CVM untuk Hitung PDRB

  • www.nusabali.com-ekonomi-bali-makin-dinamis-bps-terapkan-cvm-untuk-hitung-pdrb

DENPASAR, NusaBali.com - Analisis terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di tanah air hingga kini masih memakai metode harga konstan dengan tahun dasar 2010. Padahal, perekonomian semakin dinamis dan bermunculan aktivitas ekonomi baru dalam kurun waktu lebih satu dekade ini.

Selain PDB, pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali juga masih dianalisis dengan perbandingan terhadap harga konstan pada tahun dasar 2010. Sehingga, hasil analisisnya kurang akurat dan perkembangan ekonomi baru belum terpotret.

"Padahal rekomendasi United Nations Statistical Commission (UNSC), tahun dasar PDRB itu wajib diubah setiap lima tahun atau paling lambat sepuluh tahun," ujar Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Kadek Agus Wirawan, Rabu (2/10/2024) di Denpasar.

Untuk itu, analisis pertumbuhan ekonomi Bali yang relevan diperlukan agar arah kebijakan lebih tepat sasaran. Chain Volume Measures (CVM) adalah metode baru analisis PDRB yang diperkenalkan pada Focus Group Discussion (FGD) dan Coffee Morning Hari Statistik Nasional 2024 BPS Bali, Rabu pagi di Denpasar.

Penerapan CVM sebagai basis penghitungan PDRB Bali dilatarbelakangi perekonomian Bali yang semakin dinamis. Aktivitas ekonomi baru bermunculan dan perlu diakomodir. Contohnya aktivitas ekonomi baru seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Denpasar sebagai destinasi wisata medis.

Jika memakai metode analisis tahun dasar 2010, detail pengaruh pariwisata medis di Sanur ini tidak bakal terpotret secara objektif. Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Bali Kadek Muriadi Wirawan menjelaskan, sebelum CVM, patokan peningkatan volume produksi dilihat berdasarkan harga konstan di tahun 2010.

"Nah, dengan CVM ini basis harga itu bergerak setiap tahunnya, tidak fixed. Tujuannya, untuk memotret aktivitas ekonomi baru yang bermunculan di tahun-tahun berikutnya. Kalau pakai tahun dasar yang fixed, banyak aktivitas ekonomi jadi tidak terpotret," beber Muriadi.

KEK Sanur sendiri, berdasarkan keterangan manajemen PT Hotel Internasional Sanur Indonesia (HISI), direncanakan mulai beroperasi pada triwulan pertama tahun 2025 dan beroperasi penuh tahun 2027. Di tengah perkembangan ekonomi Bali ini, BPS wajib beradaptasi dengan metodologi termutakhir.

"Kalau pakai metode lama, perkembangan seperti KEK ini tidak akan terpotret. Dengan CVM, kalau ada perubahan, penambahan lapangan usaha, atau hal lain yang baru, itu akan representatif hasilnya," imbuh Plt Kepala BPS Bali Agus Wirawan.

Sebagai contoh, tahun 2010 lalu, kata Muriadi selaku Kabid Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, aktivitas ekonomi belum banyak memakai teknologi sedangkan sekarang sudah massif. Tentu, basis harga produk dan jasa tertentu berubah dan perlu dimutakhirkan lantaran tidak terakomodir pada tahun dasar 2010.

"Indikator analisis PDRB itu masih sama (dari basis tahun sebelumnya), cuman yang berubah itu besar harga di tiap-tiap tahun itu berbeda dan itu yang perlu dimutakhirkan. CVM ini telah memperhitungkan itu, termasuk teknologi dan aktivitas ekonomi yang belasan tahun lalu belum ada," beber Muriadi.

Metode CVM ini memiliki beberapa keunggulan menurut penjelasan Statistisi Ahli Madya Direktorat Neraca Pengeluaran BPS RI, Arif Kurniawan. Keunggulan itu termasuk menghilangkan bias metode harga kostan, mutakhir, objektif, dan konsisten terhadap pendekatan PDB yaitu produksi, pengeluaran dan pendapatan.

"Ketika tahun dasar 2010, beli beras itu mungkin harganya Rp 5.000 tapi sekarang beli beras bisa Rp 15.000. Nah, apakah pengeluaran Rp 15.000 yang lebih banyak nominalnya itu artinya kita lebih makmur dibanding 2010? Maka ada faktor koreksi di sana karena gap-nya terlalu jauh," tutur Arif.

Kata Arif, metode CVM membanding indeks harga dengan gap maksimum satu tahun. Sebab, produk dan jasa serupa masih akan ada di tahun berikutnya dan yang dianalisis adalah harga berlaku dan pertumbuhannya.

Metode ini berbeda dibanding metode tahun dasar, apalagi dengan gap belasan tahun. Produk dan jasa yang kala itu ada mungkin sudah tidak ada atau tersubstitusi. Sedangkan, produk dan jasa baru yang bermunculan tidak terhitung lantaran tidak terakomodir pada tahun dasar.

CVM akan disusun dengan kerangka Supply and Use Table (SUT) dan tersusun pada level produk dan harga paling rinci. Supply memotret penyediaan barang dan jasa yang diproduksi industri domestik dan yang diimpor. Use menunjukkan proses konsumsi barang dan jasa pada perekonomian dan bagaimana pendapatan diciptakan dalam proses produksi.

Penerapan CVM tidak berlaku di Bali saja namun merupakan kebijakan BPS RI untuk diterapkan secara nasional. Diketahui, penerapan CVM ini masih dalam pematangan dan akan segera diberlakukan tidak lama lagi. *rat

Komentar