Dorong Penggunaan Pupuk Organik hingga Kembangkan Varietas Wortel Lokal
Juliana, Petani Muda Inspiratif asal Desa Munduk
SINGARAJA, NusaBali - Upaya pemuda asal Banjar Tamblingan, Desa Munduk, Buleleng, bernama I Komang Edi Juliana, dalam memajukan sektor pertanian patut diapresiasi.
Juliana terus berinovasi menunjang ketahanan pangan melalui kelompok tani Amerta Giri Lesung yang ia dirikan. Selain mendorong penggunaan pupuk organik, ia juga berinovasi mengembangkan varietas wortel lokal
Juliana melalui kelompok tani Amerta Giri Lesung aktif mendorong pentingnya penggunaan pupuk organik dan menghindari pupuk mentah, seperti kotoran ayam yang dapat merusak struktur tanah. Pupuk organik, kata dia, bagus untuk kesuburan lahan sebagai pondasi keberhasilan pertanian. “Jika tanah subur, hasil panennya pun berkualitas," ungkapnya, Rabu (2/10) di Buleleng.
Selain itu, ia juga aktif mengembangkan komoditas pertanian. Satu inovasi unggulan Juliana adalah pengembangan varietas wortel lokal. Ia berhasil melakukan penyilangan untuk menciptakan varietas wortel dengan kualitas lebih baik, masa panen lebih cepat, rasa lebih manis, dan tekstur lebih renyah.
Tak berhenti di sana, Juliana juga mengembangkan produk olahan berbasis wortel, seperti kerupuk dan brownies, yang diharapkan bisa menjadi oleh-oleh khas Bali. “Kami memilih kerupuk karena harganya terjangkau, disukai banyak orang, dan mudah didistribusikan,” ujarnya. Saat ini, ia bersama timnya terus menyempurnakan produk-produk tersebut sebelum dipasarkan secara luas.
Dalam proses bertani, Juliana juga menekankan pentingnya penerapan teknologi. Dari penggunaan traktor, mesin pemotong rumput, hingga penyiraman otomatis, semuanya ia perkenalkan kepada para petani muda. Selain itu, ia aktif melakukan riset kualitas tanah dengan bekerja sama dengan laboratorium hayati untuk memastikan lahan yang dibudidayakan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
“Teknologi sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas, namun riset kualitas tanah juga tidak kalah penting untuk memastikan tanah tetap subur,” jelas Juliana.
Sebagai petani muda yang lahir dari keluarga petani, Juliana mengakui bahwa ketertarikannya terhadap pertanian sudah dimulai sejak di bangku sekolah. Meskipun orang tuanya awalnya tidak mendukung keputusannya untuk terjun ke dunia pertanian, ia tetap teguh pada pilihannya.
Setelah lulus dari SMK Negeri 1 Petang pada 2018, Juliana mendirikan kelompok pemuda Remaja Mandiri Bali yang kemudian berkembang menjadi kelompok tani Amerta Giri Lesung. Kelompok ini beranggotakan petani muda dan tua yang saling berbagi informasi dan teknik pertanian modern.
Juliana merasa prihatin dengan semakin maraknya alih fungsi lahan produktif untuk pembangunan. Ia mengingatkan pentingnya mempertahankan lahan pertanian sebagai kunci ketahanan pangan di masa depan. “Jika kita terus kehilangan lahan produktif, ancaman kekurangan pangan akan semakin nyata. Sebagai negara agraris, kita seharusnya mampu menjaga dan meningkatkan produktivitas pertanian," tegasnya.
Dirinya juga berharap para pemangku kebijakan dapat memperkuat aturan kawasan hijau agar lahan pertanian tidak mudah dialihfungsikan. Selain itu, ia juga menaruh harapan pada generasi muda Bali lebih banyak yang terjun ke dunia pertanian. Baginya, pertanian tidak hanya tentang menanam, tetapi juga tentang menjaga bumi dan meningkatkan ketahanan pangan.7 mzk
1
Komentar