Sidak Pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma, Komisi III Minta Senderan Dibongkar Total
Senderan sebelah selatan ambrol sepanjang hampir 10 meter dari total panjang senderan 75 meter. Selain itu ditemukan juga pondasi areal taman yang retak dan ambles atau penurunan.
BANGLI, NusaBali
Anggota komisi III DPRD Bangli turun melakukan sidak (inspeksi mendadak) terhadap pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma di Kelurahan Cempaga, Bangli, Kamis (3/10). Pembangunan tersebut merupakan kegiatan tahap kedua. Hasilnya, Komisi III minta rekanan membongkar total senderan yang baru dibangun. Karena tampak senderan tersebut sudah ambrol dan ada pula yang retak.
Kegiatan lanjutan penataan Sasana Budaya tersebut dimenangkan PT Sida Dadi Prekanti dengan nilai kontrak Rp 4,2 miliar lebih. Lama pengerjaan 150 hari kalender dimulai akhir Juni 2024.
Sidak Komisi III dipimpin I Wayan Merta Suteja mendapati senderan sebelah selatan ambrol sepanjang hampir 10 meter dari total panjang senderan 75 meter. Selain itu ditemukan juga pondasi areal taman yang retak dan ambles atau penurunan.
Kata Merta Suteja, sidak ini setelah pihaknya menerima laporan ada senderan di Sasana Budaya yang baru dikerjakan ambrol.
Lanjut Merta Suteja, dari hasil sidak ini pihaknya akan mengundang Dinas PUPR Bangli untuk melakukan rapat kerja. Tujuannya, mencari solusi terbaik untuk penyelesaian proyek ini.
"Secara kasat mata kami melihat proyek itu seperti asal-asalan, Makanya, kami minta agar senderan di sebelah selatan di bongkar total," tegas politisi asal Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli ini.
Pihaknya meminta ke depanya dalam membuat perencaan suatu kegiatan harus berdasarkan kajian matang. Begitu juga pihak rekanan agar tidak asal tawar prioyek karena akan berdampak pada hasil pekerjaan.
Sekretaris Komisi III I Made Sudiasa menambahkan, melihat kondisi senderan yang baru dibanguan ambrol tentu menimbulkan pertanyaan besar, apakah karena kesalahan di perencanaan atau pelaksanaan. Pihaknya terlebih dahulu akan melihat dari sisi perencanaan, lanjut sisi pelaksanaan. Menurutnya, pengambilan pengerjaan ini terkesan asal-asalan.
Pihaknya sepakat agar bangunan senderan itu dibongkar total. "Kami tidak mau ambil risiko kedepannya, apalagi pembangunan ini menggunakan dana pemerintah hingga patut dipertanggungjawabkan,” sambungnya.
Hal senada dikatakan anggota komisi III Bangli IB Made Santosa. Kata dia, senderan ambrol ini tidak bisa dibilang semata-mata karena faktor alam yakni hujan lebat. Karena kegiatan ini sudah direncanakan sejak awal secara teknis. Hal itu sepatutnya tentu sudah diantisipasi sejak awal. Karena faktanya ambrol maka pihaknya minta agar segera ditindaklanjuti.
"Hal ini akan kita tindak lanjuti dengan rapat kerja dengan dinas terkait. Kami tentu ingin jawaban pasti apakah ini kesalahan kontraktor atau di perencanaan. Yang jelas, ini masih ada masalah karena belum serah terima proyek sudah ambrol," ujarnya. Untuk menghindari kesan diskriminatif, pihaknya berharap semua proyek atau kegiatan fisik harus disidak.
Direktur PT Sida Dadi Prekanti Ida Bagus Gede Putra mengatakan item pekerjaan tersebut meliputi membuat senderan di sebelah selatan dan timur dan finising stage serta membuat rumah Puri Kayon. Untuk senderan yang ambrol sepanjang 10 meter dengan ketinggian hampir 3 meter.
"Penyebab ambrol karena senderan dekat pohon sehingga senderan tidak berdiri di atas tanah asli. Batas waktu kegiatan ini akhir November, progress kerja sudah 46 persen," jelasnya. 7esa
1
Komentar