nusabali

Tradisi Mebat Sambut Penampahan Kuningan

  • www.nusabali.com-tradisi-mebat-sambut-penampahan-kuningan

DENPASAR, NusaBali.com – Dalam suasana Hari Raya Kuningan yang penuh kehangatan, tradisi Mebat berlangsung di momen Penampahan Kuningan, sebagai persiapan menjelang puncak Hari Raya Kuningan yang akan datang pada Sabtu (5/10/2024).

Tradisi Mebat merupakan kegiatan gotong royong masyarakat Hindu Bali dalam mengolah bahan makanan, seperti daging babi dan ayam, yang kemudian dimasak bersama-sama.

Made Bali Dekorasi, salah satu kelompok usaha dekorasi di Jalan Sedap Malam Gang VIII Akasia, Denpasar Timur, menjadi satu di antara pelestari tradisi ini.

 I Made Surya Adnyana, yang akrab disapa De Lepo, selaku pemilik Made Bali Dekorasi, mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilakukan bersama rekan-rekan dan saudara yang selama ini membantu usaha dekorasi miliknya.

“Pada Penampahan Kuningan ini, saya bersama rekan-rekan menggelar kegiatan Mebat. Kami memulainya dari pagi hingga siang hari, dimulai dengan memotong daging, membersihkannya, mengolah, memasak, memanggang, hingga mempersiapkan hidangan lainnya. Semua dilakukan bersama-sama dalam semangat gotong royong,” kata De Lepo.

Menurut warga Gumi Kebonkuri Kesiman ini, selain menjaga tradisi, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan antar anggota tim dekorasi, yang selama ini bekerja sama dalam proyek dekorasi berbagai acara. “Kami ingin menjaga tradisi Mebat agar terus dikenal oleh generasi milenial saat ini. Di tengah kesibukan bekerja, ini menjadi momen terbaik kami untuk berkumpul dan berbagi kebahagiaan,” tambahnya.

Mebat tidak hanya dilakukan untuk bersenang-senang. Daging yang diolah juga dibagikan kepada rekan-rekan dan saudara-saudara sebagai wujud kebersamaan dan solidaritas. “Dengan begini, kita bisa lebih dekat satu sama lain, saling berbagi kebahagiaan, terutama menjelang Hari Raya Kuningan,” ujar De Lepo.

De Lepo, mantan pegawai hotel yang kini sukses menjalankan usaha dekorasi sejak tahun 2020, mengaku bahwa inisiatif untuk memulai usaha dekorasi berawal dari situasi sulit saat pandemi COVID-19. Namun, dengan semangat pantang menyerah dan dukungan dari rekan-rekan, usahanya kini berkembang pesat.

Ia juga menyampaikan harapannya di tengah perayaan Galungan dan Kuningan yang bertepatan dengan musim pemilu. “Semoga keadaan tetap aman dan tidak ada gesekan. Rahayu untuk semua semeton Bali,” tutup De Lepo.

Tradisi Mebat yang dilakukan Made Bali Dekorasi ini menjadi contoh bagaimana generasi muda dapat terus melestarikan budaya dan tradisi leluhur, sekaligus memperkuat rasa kebersamaan di antara masyarakat Bali. *m03


Komentar