Teman-temannya Kawin, Ni Kadek Ari Irmayanti ‘Solo Karier’
Ni Kadek Ari Irmayanti, 24, menjadi penabuh gender perempuan satu-satunya yang bertahan di Sekaa Gender Wayang Sanggar Candra Buana, Banjar Saren Anyar, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem.
Satu-satunya Penabuh Gender Perempuan di Sekaa Gender Wayang Sanggar Candra Buana
AMLAPURA, NusaBali
Sebab, tiga perempuan anggota sekaa telah kawin. Tiga rekan Ni Kadek Ari Irmayanti yang telah kawin dan tidak lagi bergabung dalam sekaa adalah, Ni Wayan Aning, Ni Putu Apti, dan Ni Komang Wulandari Dewi.
Walau kurang berhasil memotivasi rekan-rekan sebayanya untuk mengikuti jejaknya menabuh gender wayang, hal itu bukan menjadi hambatan untuk terus melestarikan seni dan budaya lokal.
Saat ditemui NusaBali saat pentas di acara mlaspas dan pacaruan Rsi Gana di Kantor Disdikpora Karangasem, Jalan Veteran Amlapura, Sabtu (19/8), Ni Kadek Ari Irmayanti sedang mengiringi tarian wayang kulit dengan dalang Ida Made Adi Putra.
Bagi bajang dengan latar belakang pendidikan, SD Negeri 3 Budakeling (Kecamatan Bebandem) 2006, SMPN 2 Bebandem 2009, dan SMK PGRI Amlapura 2012, menabuh gender wayang mampu menyeimbangkan kepuasan lahir dan batin.
Dia belajar menabuh gender wayang sejak duduk di kelas I SDN 3 Budakeling tahun 2000. Kini dia telah menguasai beberapa tabuh, yakni, seronca, erak anggelo, ginotan, mengiringi tarian wayang kulit, dan sebagainya.
“Mengiringi tarian wayang kulit itu tabuh paling susah. Sebab, tabuh-tabuhnya mesti seirama dengan tembang-tembang wayang,” tutur putri keempat dari lima bersaudara, dari pasangan suami istri I Nyoman Kari dan Ni Ketut Simpen.
Lantaran tiga rekannya telah mengundurkan diri, maka setiap menabuh gender mengiringi tarian wayang kulit, dia berpasangan dengan Ngurah Kurniata. Sedangkan selama latihan di bawah arahan I Made Raka.
Dalang Ida Made Adi Putra mengaku lebih bersemangat diiringi penabuh gender dari kaum perempuan. Kelincahannya menabuh tak ada bedanya dengan penabuh pria. “Tarian wayang telah seirama dengan tabuh gender. Saya cocok diiringi penabuh wanita ini, karena mengerti pakem wayang,” kata Ida Made Adi Putra, dalang dari Gria Buddha, Banjar Besang, Desa Ababi, Kecamatan Abang.
Berbeda dengan Sekaa Gender Wayang Wanita Gita Suara dari Banjar Saren Kauh, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, anggotanya semua wanita masih bertahan hingga kini. Sekaa ini di bawah asuhan I Komang Gede.
Keempat menabuh di sekaa ini adalah Ni Kadek Suryantini, Ni Kadek Nuryawati, Ni Putu Erawati, dan Ni Wayan Suryani. Sebab, sekaa itu terus alih generasi, penabuhnya dari kalangan murid SD hingga SMP. *k16
Komentar