Bali Jadi Venue Utama International MSP Forum
Ajang Pertukaran Pengalaman Pengelolaan Ruang Laut
Marine Spatial Planning
MSP
Konferensi Pers International
Menteri Kelautan dan Perikanan
Sakti Wahyu Trenggono
MANGUPURA, NusaBali - Indonesia kembali menjadi sorotan dunia dalam upaya pelestarian laut. Kali ini, Pulau Dewata terpilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan International Marine Spatial Planning (MSP) Forum ke-6.
Forum internasional yang diikuti oleh 115 peserta dari 51 negara mulai dari pemerintah, LSM, hingga pelaku usaha sektor swasta ini digelar selama empat hari, mulai 8 hingga 11 Oktober 2024, di Hotel Merusaka, Kawasan The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Head of Section for Marine Policy and Regional Coordination IOC-UNESCO, Julian Barbiere mengungkapkan alasan di balik pemilihan Bali sebagai venue. Dia menjelaskan Bali dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan forum karena dianggap sebagai tempat yang dinamis dengan banyak kegiatan terkait kelautan. Dia juga menekankan bahwa pemerintah Indonesia ingin agar konferensi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga terhubung langsung dengan praktik pengelolaan laut di lapangan.
“Inilah sebabnya, pada Kamis (10/10) mendatang kami akan membawa semua peserta, sekitar empat perjalanan lapangan yang berbeda, melihat hutan bakau, melihat infrastruktur pelabuhan, melihat program restorasi terumbu karang, dan sebagainya. Jadi saya pikir itu salah satu alasannya adalah karena ada banyak hal yang perlu dibagikan dan ditunjukkan,” ujar Julian saat konferensi pers pada Selasa (8/10) sore.
Forum ini, lanjut Julian, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan untuk berdiskusi dan berbagi informasi terkait pengalaman dalam merumuskan kebijakan serta strategi pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan. Selain itu, forum ini juga akan membahas upaya-upaya untuk memenuhi target Sustainable Development Goals (SDGs) yang berkaitan dengan laut. Kerja sama antara Indonesia, UNESCO-IOC, dan pihak lainnya diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi konkret untuk meningkatkan pengelolaan ruang laut di tingkat nasional maupun internasional. Dengan demikian, laut Indonesia dapat terus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan generasi mendatang.
“Dalam hal output, saya pikir konferensi ini benar-benar tentang mengembangkan, mengidentifikasi kebutuhan untuk dukungan masa depan, solusi masa depan. Jadi output pertama adalah benar-benar membuat kelompok ini berbagi pengalaman,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono, mengungkapkan dengan bangga jika Indonesia merupakan negara pertama di Asia yang dipercaya dalam menyelenggarakan forum internasional tersebut. Posisi Indonesia sebagai tuan rumah forum ini, yang sebelumnya selalu diselenggarakan di Eropa, lanjut Sakti, menunjukkan pengakuan global atas kepemimpinan Indonesia dalam bidang pengelolaan ruang laut. “Ini menggarisbawahi pengakuan global dan semakin pentingnya perencanaan tata ruang laut,” tegasnya.
Melalui forum ini, Sakti ingin menegaskan komitmennya dalam melestarikan laut dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. Lebih lanjut dia menjelaskan jika tujuan utama forum ini adalah untuk membahas dan bertukar ide serta rekomendasi konkret tentang penguatan hubungan antara perencanaan tata ruang maritim dan kelautan dengan tiga tematik utama, yaitu perlindungan dan pemulihan laut, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan.
“Laut adalah kehidupan dan core atau intinya itu di situ karena laut adalah kehidupan. Tanpa laut yang sehat tidak bisa kita minum, mengirup udara dan hidup dengan baik,” ujarnya. 7 ol3
1
Komentar