Bangli Baru Miliki 5 Kampung KB
Saat ini Kabupaten Bangli sudah memiliki lima kampung KB di lima kecamatan.
BANGLI, NusaBali
Indikator pembentukan kampung KB antara lain daerah tersebut merupakan perbatasan, penduduknya padat, dominan keluarga miskin, wilayah tersebut berada di aliran sungai dan kumuh. Hal tersebut diungkapkan Kabid Pengendalian Penduduk, Penyuluhan, dan Penggerakan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak dan Perempuan Kabupaten Bangli I Wayan Kayu bersama Kasi Penyuluhan dan Pendayagunaan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dan Petugas Keluarga Berencana (PKB) I Wayan Darsa, Senin (21/8).
Kampung KB yang sudah terbentuk adalah di Banjar Batu Meyeh, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani yang terbentuk pada 2016 lalu. Banjar Kayu Kapas, Desa/Kecamatan Kintamani, Banjar Dinas Cekeg, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Banjar Dinas Papadan, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, serta Banjar Penarukan, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli yang terbentuk pada awal 2017.
Wayan Darsa menjelaskan yang menjadi indikator dibentuk kampung KB, daerah tersebut merupakan perbatasan, penduduknya padat, dominan keluarga miskin, wilayah tersebut berada di aliran sungai dan kumuh, serta wilayah menjadi tujuan atau pendukung pariwisata. Sesuai data, kampung KB saat ini masih didominasi keluarga kurang sejahtera.
Dikatakan, ada wilayah yang sesuai indikator namun belum menerima program kampung KB, tentu program tidak terwujud. “Kampung KB yang telah dibentuk tidak lepas dari kesadaran masyarakat dan peran tokoh masyarakat setempat. Program ini bukan membatasi masyarakat untuk memiliki keturunan. Namun, program untuk menciptakan keluarga yang berkualitas,” tutur Wayan Darsa.
Di samping itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak dan Perempuan, mengarahkan warga untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang. “Kami arahkan untuk menggunakan implan maupun IUD. Ketimbang menggunakan suntikan atau kapsul, ini malah menyulitkan masyarakat sendiri,” imbuh Wayan Darsa.
Program kampung KB juga menggandeng organisasi perangkat daerah (OPD) lainya seperti PU, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta melibatkan CSR. Pihaknya berharap program ini bisa dilaksanakan secara merata. “Infrastruktur seperti jalan sudah mulai diperbaiki, pemasaran hasil kerajinan penduduk lebih meningkat. Program ini tidak bisa dikerjakan sendiri,” jelas Wayan Darsa.
Untuk saat ini jumlah penduduk di Banjar Batu Meyeh, Desa Songan A sebanyak 82 KK (280 jiwa). Jumlah penduduk sedikit, namun kondisi masih terbelakang. *e
Kampung KB yang sudah terbentuk adalah di Banjar Batu Meyeh, Desa Songan A, Kecamatan Kintamani yang terbentuk pada 2016 lalu. Banjar Kayu Kapas, Desa/Kecamatan Kintamani, Banjar Dinas Cekeg, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Banjar Dinas Papadan, Desa Pengotan, Kecamatan Bangli, serta Banjar Penarukan, Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Bangli yang terbentuk pada awal 2017.
Wayan Darsa menjelaskan yang menjadi indikator dibentuk kampung KB, daerah tersebut merupakan perbatasan, penduduknya padat, dominan keluarga miskin, wilayah tersebut berada di aliran sungai dan kumuh, serta wilayah menjadi tujuan atau pendukung pariwisata. Sesuai data, kampung KB saat ini masih didominasi keluarga kurang sejahtera.
Dikatakan, ada wilayah yang sesuai indikator namun belum menerima program kampung KB, tentu program tidak terwujud. “Kampung KB yang telah dibentuk tidak lepas dari kesadaran masyarakat dan peran tokoh masyarakat setempat. Program ini bukan membatasi masyarakat untuk memiliki keturunan. Namun, program untuk menciptakan keluarga yang berkualitas,” tutur Wayan Darsa.
Di samping itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Perlindungan Anak dan Perempuan, mengarahkan warga untuk menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang. “Kami arahkan untuk menggunakan implan maupun IUD. Ketimbang menggunakan suntikan atau kapsul, ini malah menyulitkan masyarakat sendiri,” imbuh Wayan Darsa.
Program kampung KB juga menggandeng organisasi perangkat daerah (OPD) lainya seperti PU, Dinas Pertanian, Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta melibatkan CSR. Pihaknya berharap program ini bisa dilaksanakan secara merata. “Infrastruktur seperti jalan sudah mulai diperbaiki, pemasaran hasil kerajinan penduduk lebih meningkat. Program ini tidak bisa dikerjakan sendiri,” jelas Wayan Darsa.
Untuk saat ini jumlah penduduk di Banjar Batu Meyeh, Desa Songan A sebanyak 82 KK (280 jiwa). Jumlah penduduk sedikit, namun kondisi masih terbelakang. *e
Komentar