Soal Senderan Proyek Sasana Budaya Bangli Ambrol, Dinas PUPR Perkim Bangli Akui Lalai
Suasana rapat kerja
Komisi III DPRD Bangli
I Wayan Merta Suteja
Dinas PUPR Perkim Bangli
Sasana Budaya Giri Kusuma
Semua mesti bertanggung jawab sesuai porsi masing-masing. Seperti perencana juga dalam mengevaluasi pada perencanaan kegiatan.
BANGLI, NusaBali
Komisi III DPRD Bangli menggelar rapat kerja dengan Dinas PUPR Perkim Bangli, terkait dengan temuan sidak di proyek Sasana Budaya Giri Kusuma, beberapa waktu lalu. Rapat kerja yang dipimpin Ketua Komisi III DPRD Bangli I Wayan Merta Suteja berlangsung pada Rabu (9/10).
Dalam rapat tersebut Dinas PUPR Perkim memberikan penjelasan dan mengakui ada kelalaian dalam pelaksanaan proyek tersebut. Dalam rapat kerja tersebut Komisi III membahas beberapa hal, salah satu terkait ambrolnya dinding penahan tanah (DPT) pada proyek Sasana Budaya Giri Kusuma.
Sekretaris Komisi III Ida Bagus Santosa mempertanyakan seperti apa aturan konstruksi DPT yang isi tanah uruk dan ada pohonnya. Menurutnya, semua itu harus ada kajiannya. “Semua harus diperhitungkan. Jangan curah hujan dipakai alasan karena itu semestinya sudah ada perhitungannya,” ujarnya.
Kepala Dinas PUPR Perkim Bangli Dewa Ngakan Made Widnyana Maya menyampaikan, jebolnya DPT di area pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma saat masih dalam proses pengerjaan oleh rekanan. "Itu masih dalam proses pengerjaan," ungkapnya.
Sesuai desain, lokasi itu akan ditata sesuai konsep landscape. Ada tiga set dengan ketinggian DPT rata-rata 1 meter dan yang paling bawah karena ditahan dengan drainase jalan provinsi. Sedangkan kedudukan DPT yang kedua dan ketiga, terutama yang di sisi barat memang riskan. "Sebab, dalam perataan tanah tidak semua tanah asal yang jadi tumpuan. Sedangkan dudukan dari DPT sudah masuk ke tanah dasar. Cuma beban yang diterima dari kedudukan DPT dari timur ke barat memang tidak sama," sebutnya.
Dikatakan pula, persoalan ini menjadi tanggungjawab bersama, termasuk dinas yang diberikan mandat melaksanakan secara teknis di lapangan yang tentunya harus lebih optimal.
Dirinya mengakui lalai dan kurang dalam perhitungan teknis. "Saya mengakui kekurangan saya secara pribadi. Jujur, kami lalai dengan tinggi satu meter itu, ternyata satu meter dikali tiga cukup besar bentangannya," ungkapnya.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Pembangunan Sasana Budaya Giri Kusuma I Ketut Guntara menambahkan dalam persoalan ini, semua mesti bertanggung jawab sesuai porsi masing-masing. Seperti perencana juga dalam mengevaluasi pada perencanaan kegiatan. Mesti ada review sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Kemudian penyedia/kontraktor juga akan mengerjakan kembali terhadap DPT yang ambrol. "Ini sudah mulai dikerjakan. Berdasarkan fakta-fakta di lapangan dan kondisi terakhir, desainnya akan diubah menggunakan penguatan beton. Dalam hal ini tidak ada penambahan anggaran," terangnya.
Pihaknya juga mengaku akan optimal dalam mitigasi resiko atau dampak pelaksanaan kegiatan di lapangan. 7esa
Komentar