Proyek Penembokan Jalan Diprotes Warga Kampung Barokah
Puluhan warga dari dua desa di Kecamatan Gerokgak, Senin (21/8) pukul 08.30 Wita, menggelar aksi protes atas proyek penembokan yang dilakukan oleh PLN di jalan desa sebelah Barat Kampung Barokah.
SINGARAJA, NusaBali
Penembokan tersebut dianggap dipasang terlalu mepet dengan jalan dan tidak sesuai dengan perjanjian awal yang semula disepakati 1 meter dari jalan.
Hal tersebut pun membuat warga dari Banjar Dinas Pungkuhan, Desa Celukan Bawang dan warga Banjar Dinas Juntal Desa Tinga-Tinga meminta pengerjaan proyek penembokan di sisi Barat Kampung barokah dihentikan sementara. Karena dari pengerjaan proyek yang dianggap tidak sesuai dengan perjanjian tersebut merugikan warga dan pemerintah desa. Sedangkan untuk proyek penembokan jalan di sebelah Utara Kampung Barokah yang berbatasan langsung dengan jalan nasional diizinkan untuk diteruskan.
Kepala Desa Celukan Bawang, Muhammad Anshari yang dihubungi terpisah, Senin (21/8) kemarin mengatakan warganya yang melakukan protes memang mengkhawatirkan kondisi jalan desa yang ada. Terutama jika tembok tersebut dipasang terlalu dekat dengan jalan, akan menghilangkan selokan yang ada. “Memang di awal perjanjiannya satu meter dari jalan, tetapi setelah ada galian terlalu dekat dengan jalan. Kalau begini nanti selokannya ditaruh dimana,” kata dia.
Anshari menjelaskan jalan di sebelah Barat Kampung Barokah merupakan jalan yang dibuat menggunakan dana PMPN Mandiri, yang menghubungkan antara Desa Celukan Bawang dengan Desa Tinga-Tinga.
Proyek penembokan jalan yang dilakukan oleh PLN, pasca adanya protes warga kampung Barokah yang sebelumnya keberatan dengan adanya bentangan SUTT di atas rumah mereka. Setelah menjalani proses yang panjang, ratusan KK Kampung Barokah bersedia pindah dari kampungnya dan sekarang menetap di lahan baru dengan ganti rugi. Sehingga kini tanah di Kampung Barokah menjadi milik PLN.
Menurut Anshari kini hanya masih tersisa 7 KK warga yang masih menempati Kampung Barokah, dan segera akan berpindah ke lahan yang baru begitu rumah mereka selesai dibangun.*k23
Penembokan tersebut dianggap dipasang terlalu mepet dengan jalan dan tidak sesuai dengan perjanjian awal yang semula disepakati 1 meter dari jalan.
Hal tersebut pun membuat warga dari Banjar Dinas Pungkuhan, Desa Celukan Bawang dan warga Banjar Dinas Juntal Desa Tinga-Tinga meminta pengerjaan proyek penembokan di sisi Barat Kampung barokah dihentikan sementara. Karena dari pengerjaan proyek yang dianggap tidak sesuai dengan perjanjian tersebut merugikan warga dan pemerintah desa. Sedangkan untuk proyek penembokan jalan di sebelah Utara Kampung Barokah yang berbatasan langsung dengan jalan nasional diizinkan untuk diteruskan.
Kepala Desa Celukan Bawang, Muhammad Anshari yang dihubungi terpisah, Senin (21/8) kemarin mengatakan warganya yang melakukan protes memang mengkhawatirkan kondisi jalan desa yang ada. Terutama jika tembok tersebut dipasang terlalu dekat dengan jalan, akan menghilangkan selokan yang ada. “Memang di awal perjanjiannya satu meter dari jalan, tetapi setelah ada galian terlalu dekat dengan jalan. Kalau begini nanti selokannya ditaruh dimana,” kata dia.
Anshari menjelaskan jalan di sebelah Barat Kampung Barokah merupakan jalan yang dibuat menggunakan dana PMPN Mandiri, yang menghubungkan antara Desa Celukan Bawang dengan Desa Tinga-Tinga.
Proyek penembokan jalan yang dilakukan oleh PLN, pasca adanya protes warga kampung Barokah yang sebelumnya keberatan dengan adanya bentangan SUTT di atas rumah mereka. Setelah menjalani proses yang panjang, ratusan KK Kampung Barokah bersedia pindah dari kampungnya dan sekarang menetap di lahan baru dengan ganti rugi. Sehingga kini tanah di Kampung Barokah menjadi milik PLN.
Menurut Anshari kini hanya masih tersisa 7 KK warga yang masih menempati Kampung Barokah, dan segera akan berpindah ke lahan yang baru begitu rumah mereka selesai dibangun.*k23
Komentar