APBD Badung 2025 Dipasang Lebih Rendah, Puspa Negara Sebut Tak Lazim
MANGUPURA, NusaBali - Kalangan dewan angkat bicara rancangan APBD Induk Tahun 2025 yang dipasang lebih rendah dibanding APBD Perubahan 2024.
Anggota DPRD Badung I Wayan Puspa Negara menyebut penurunan angka rancangan APBD dari Rp 12,1 triliun ke angka Rp 10,4 triliun ini tidak lazim. Asumsi dan target pendapatan semestinya dirancang naik, atau paling tidak sama dengan target di tahun 2024, sebab ini merupakan motivasi pemerintah daerah untuk bekerja keras mencapai target.
Puspa Negara berpendapat dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Badung di angka 6 hingga 6,5 persen saat ini, penurunan angka APBD 2025 menurutnya tidak lazim. Sebab jika dilihat dari faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Badung yakni jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang terus meningkat, ini justru Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan meningkat.
“Jika kita melihat faktor pendukung pendapatan daerah, yakni jumlah kunjungan wisman, tahun 2024 ditarget 7 juta yang saya perkirakan tercapai 6 juta, dan tahun 2025 mencapai 7 juta, itu artinya kunjungan wisman sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan PAD, sehingga kita pandang angka yang lebih rendah di tahun 2025 menunjukkan ada hal yang tidak lazim. Padahal Badung sesuai dengan penjelasan Plt Bupati Badung saat rapat paripurna menyatakan bahwa Badung dalam kondisi yang stabil dalam pertumbuhan pembangunan,” ujarnya, Minggu (13/10).
Dengan kondisi faktual ini, menurut politisi Gerindra asal Kelurahan Legian, Kecamatan Kuta ini, semestinya APBD 2025 dirancang naik, atau paling tidak angkanya sama dengan APBD Perubahan 2024. “Kita melihatnya terjadi landslide dalam merencanakan APBD 2025. Menurut saya pribadi, seyogyanya target itu lebih tinggi dengan melihat fakta-fakta kunjungan wisman semakin meningkat, terlebih di Bandara Ngurah Rai sudah dipasang autogate untuk melancarkan wisatawan yang datang ke Bali, mereka tidak antre lagi. Pelayanan yang semakin baik di Bandara Ngurah Rai seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan APBD Badung,” kata Puspa Negara.
Kendati demikian, Puspa Negara mengaku memang belum melihat alasan-alasan faktual dari pemerintah daerah mengapa APBD dirancang lebih rendah. Namun bagi Puspa Negara, target yang naik itu menunjukkan motivasi bagi pemerintah untuk bekerja lebih keras. “Namanya juga target, perencanaan. Menurut saya perencanaan itu kan motivasi pemerintah termasuk pemerintahan antara eksekutif dan DPRD untuk bekerja lebih keras lagi untuk mencapai target. Kalau targetnya lebih rendah dipasang, itu artinya kita mengalami declining semangat. Kita akan lihat dulu pembahasan APBD 2025, asumsi-asumsi apa yang dipasang oleh pemerintah, sehingga mereka memasang target yang lebih rendah,” kata mantan Ketua LPM Kelurahan Legian ini.
Di sisi lain, Puspa Negara menyampaikan dalam menambah pendapatan agar bisa mencapai target, selain dari kunjungan wisman perlu juga dimaksimalkan dari sisi penagihan piutang pajak daerah. “Menurut saya jika dimaksimalkan penagihan piutang pajaknya itu bisa mendongkrak PAD yang seharusnya dilakukan dengan langkah-langkah yang lebih sistemik dan komprehensif berkaitan dengan penagihan piutang pajak,” ucapnya. 7 ind
Komentar