Pemdes Upayakan Kesuburan Tanaman Mangga dengan Organik
Populasi Mangga Depeha Berkurang
SINGARAJA, NusaBali - Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, salah satu sentra penghasil buah mangga unggulan jenis Harum Manis.
Hanya saja beberapa tahun terakhir, populasi pohon mangga di Depeha berkurang, karena terlalu banyak intervensi pupuk kimia.
Perbekel Desa Depeha, I Gede Srinyarnya Minggu (13/10) kemarin, mengatakan saat ini populasi pohon mangga masih di angka puluhan ribu. Namun jumlah itu jauh berkurang. Sejumlah pohon mangga harum manis meranggas dan akhirnya mati. Hal ini disebabkan karena terlalu banyak terpapar pupuk kimia. Beberapa petani juga memutuskan untuk mengganti pohon mangga yang mati dengan jenis mangga brazil menggantikan varietas asli Depeha.
“Saat ini kondisi pohon mangga sudah jauh lebih baik dari 2000-2009. Tapi masih ada juga pohon mangga yang kritis, daunnya sedikit. Kami sedang upayakan untuk mengembalikan kondisi pohon dengan pupuk organik,” terang Srinyarnya.
Upaya tersebut akan didukung dengan keberadaan TPS3R. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk padat dan eco enzym akan dipakai untuk mengembalikan kesehatan pohon mangga. Srinyarnya menyebut masih ingin mempertahankan varietas mangga harum manis Depeha yang menjadi produk hortikultura buah-buahan unggulan Buleleng.
Mangga harum manis Depeha dikenal memiliki kualitas tinggi dengan rasa manis dan legit. Uniknya mangga harum manis Depeha matang pohon bisa bertahan sampai 12 hari. Berbeda dengan mangga harum manis daerah lain yang hanya bertahan 3 hari saat sudah matang.
Mangga Depeha menurut Srinyarnya sudah go internasional. Hanya saja masih melalui eksportir dari Pulau Jawa. “Pemasaran masih ke gudang-gudang yang diambil langsung orang Jawa. Setelah dipacking jadi mangga Malang, Mangga Probolinggo bahkan ada juga disebut mangga alpukat, padahal mangga dari sini. Ini karena Bali belum punya eksportir langsung,” papar dia.
Dia pun berharap kedepannya pemerintah bisa memberikan solusi atas kendala tersebut. Sehingga potensi buah unggulan Buleleng tidak diklaim menjadi produk daerah lain, gegara tidak ada fasilitator yang menghubungkan langsung petani dengan konsumen.7 k23
1
Komentar