1.690 Warga Buleleng Jadi Pekerja Migran, Turki Jadi Negara Paling Diminati
Juartawan mewanti-wanti kepada para calon pekerja migran agar tidak mudah tergiur iming-iming keberangkatan cepat menggunakan visa liburan.
SINGARAJA, NusaBali
Minat masyarakat Buleleng untuk bekerja di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) masih cukup tinggi. Mayoritas para pekerja migran ini lebih memilih bekerja di darat dibandingkan kapal pesiar. Turki menjadi negara dengan yang paling diminati pekerja migran dari Buleleng.
Hal tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Tenaga Kerja Buleleng, Made Juartawan. Ia mengungkapkan sejak Januari 2024 hingga September 2024, jumlah PMI asal Buleleng tercatat sebanyak 1.690 orang. “Mayoritas PMI asal Buleleng bekerja di darat ketimbang di kapal pesiar,” ungkapnya, Minggu (13/10) siang.
Kata Juartawan, untuk di darat negara tujuan PMI yang menjadi favorit adalah Turki. Sebab kebanyakan pekerja asal Buleleng berminat di bidang spa and therapist. “Sedangkan untuk di kapal pesiar, kebanyakan negara tujuannya Italia, Amerika, dan beberapa negara lain di benua Eropa,” imbuh Juartawan.
Juartawan mewanti-wanti kepada para calon pekerja migran agar tidak mudah tergiur iming-iming keberangkatan cepat menggunakan visa liburan. Upaya ini mengantisipasi keberangkatan dari jalur ilegal. Mereka bisa mencari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) sebagai penyalur resmi.
“Kami menyarankan pada para calon PMI, untuk mengecek agen resmi melalui aplikasi Bali Mantap, sebelum berangkat bekerja ke luar negeri. Hal ini untuk memudahkan penelusuran apabila terjadi masalah di luar negeri,” ungkap dia.
Ia mencontohkan, belakangan ada dua pekerja migran asal Buleleng yang bekerja di Lebanon bisa segera dipulangkan. Karena data tempat tinggalnya terekam di sistem BP2MI.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana menekankan pentingnya perlindungan bagi pekerja migran, sebagai hak yang harus diterima. Sebab pekerja migran adalah pahlawan devisa. “Karenanya sebagai bentuk penghormatan, negara harus memberikan perlindungan kepada mereka. Tidak hanya saat mereka bekerja, tetapi juga kepada keluarganya,” ujar dia belum lama ini.
Ia mengajak pihak-pihak terkait untuk bekerja secara kolaboratif dalam mengatasi masalah ini. Ia juga meminta para pemangku jabatan mulai dari perbekel hingga camat, untuk lebih aktif dalam meminimalisir peluang kejahatan terkait pengiriman tenaga kerja ilegal.7 mzk
1
Komentar