nusabali

STYDL Banjar Meranggi Jawara Lomba Penjor Pengerebongan

  • www.nusabali.com-stydl-banjar-meranggi-jawara-lomba-penjor-pengerebongan
  • www.nusabali.com-stydl-banjar-meranggi-jawara-lomba-penjor-pengerebongan
  • www.nusabali.com-stydl-banjar-meranggi-jawara-lomba-penjor-pengerebongan

DENPASAR, NusaBali.com - Sekaa Teruna Yowana Dharma Laksana (STYDL) dari Banjar Meranggi berhasil meraih juara dalam Lomba Penjor Yadnya serangkaian piodalan di Pura Agung Petilan (Pengrebongan), Desa Adat Kesiman, Denpasar Timur, pada Redite Pon Medangsia, Minggu (13/10/2024).

Penjor yang diberi nama ‘Canang Rebong’ ini meraih nomisasi pertama dalam lomba yang melibatkan sekitar 32-33 banjar di Desa Adat Kesiman. Kegiatan ini bertujuan menampilkan kreativitas sekaligus menegaskan nilai yadnya, yaitu ketulusan dalam mempersembahkan penjor sebagai simbol suci upacara, bukan sekadar hiasan.

Ketua STYDL, Kadek Yoga Febrian Ramartha, menjelaskan bahwa tema ini terinspirasi dari makna canang dalam ritual keagamaan di Bali. "Canang adalah inti dari yadnya. Dalam konteks Pengerebongan, kami mengambil tema ‘Canang Rebong’, yang dipakai untuk menyambut dan mengiringi Ida Bhatara menuju pura," ungkap Kadek Yoga.

Pemasangan penjor 'Canang Rebong' pada Sabtu (12/10/2024). -WINDU SWASTIKA

Menghadirkan Nilai Yadnya dalam Penjor

Penjor buatan STYDL Banjar Meranggi dirancang dengan tinggi mencapai 12,37 meter, sedikit melebihi batas tinggi ketentuan lomba yang menetapkan maksimum 12 meter untuk bagian bambu lurus, namun masih dalam aturan karena bagian lengkungan tidak dihitung. 

Penggunaan elemen-elemen dalam penjor ini, seperti sampian uras, reringgitan ulatan, dan gonjer-gonjeran, terinspirasi dari komponen yang ada dalam canang, sehingga masyarakat yang melihat diharapkan dapat memahami maknanya tanpa perlu mengetahui tema atau judul yang diangkat.

"Proses pengerjaan ini melibatkan semua lapisan warga Banjar Meranggi, mulai dari anak-anak hingga orang tua, dan dilakukan bersama-sama," jelas Kadek Yoga. 

Ia menambahkan bahwa penggunaan bahan seperti ental, cat tembok, perada bubuk, serta bahan-bahan tradisional seperti padi, kelapa, dan jajan pala gantung, menambah keindahan dan keunikan penjor.

Biaya pembuatan penjor ini mencapai Rp 7 juta, yang sebagian besar didukung oleh sumbangan LPD Kesiman. "Kami mendapat dukungan dari LPD Kesiman, sehingga dapat menghadirkan penjor yang tidak hanya indah, tapi juga sarat makna," tambah Kadek Yoga.


Komentar