Prabowo Janji Bikin 15 Juta Rumah, Analis Lirik Saham Properti dan Barang Baku
Pasar Saham
IHSG
Properti
Real Estat
Barang Baku
Bahan Bangunan
Semen Indonesia
BSD City
PPN
BPHTB
Prabowo
Saham
DENPASAR, NusaBali.com - Presiden RI Terpilih Prabowo Subianto menjanjikan pembangunan tiga juta unit rumah per tahun atau 15 juta unit selama lima tahun masa jabatannya. Hal ini membawa sentimen positif ke pasar saham khususnya sektor Properti & Real Estat dan Barang Baku.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 7.520, menguat 0,33 persen dalam seminggu hingga akhir perdagangan, Jumat (11/10/2024) pekan lalu. Analis Ekuitas PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani menuturkan, penguatan IHSG dimotori dua top gainer yaitu IDX Property dan IDX Technology.
"IDX Property tumbuh 4,4 persen dalam sepekan kemarin, dipicu sentimen program pembangunan tiga juta rumah yang digagas Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan siap digarap asosiasi Real Estat Indonesia (REI)," jelas Dimas dalam keterangan tertulis yang diterima NusaBali.com, Senin (14/10/2024).
Selain itu, Prabowo melalui adiknya yang juga Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mencanangkan penghapusan pajak properti. Pajak yang dihapus adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5 persen.
Menurut Dimas, pengapus PPN dan BPHTB dalam pajak pembelian rumah ini bisa menjadi katalis positif bagi sektor properti. Permintaan terhadap produk perumahan diprediksi meningkat didorong sentimen positif ini.
"Namun, pemerintah juga harus memerhatikan daya beli masyarakat yang terus menurun sepanjang tahun ini. Lapangan pekerjaan tambahan harus dibuka dan potongan penghasilan kelas menengah dikurangi agar daya beli masyarakat meningkat," imbuh Dimas.
Untuk itu, perlu juga menunggu Bank Indonesia (BI) mengumumkan BI Rate (suku bunga acuan), Rabu, (16/10/2024) ini. Namun, berdasarkan konsensus, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI diproyeksikan kembali menurunkan BI Rate sebanyak 25 basis poin ke level 5,75 persen.
Pemangkasan BI Rate ini dinilai sebagai respons terhadap daya beli masyarakat yang menurun. Ini terlihat sejak Maret 2024, RI konsisten mengalami perlambatan laju inflasi (disinflasi). Untuk menggenjot roda ekonomi, BI Rate perlu dipangkas seperti langkah bank sentral global lainnya.
Berdasarkan sentimen politis dan ekonomis yang dijelaskan tadi, analis melirik saham-saham di sektor (IDX-IC) Properti & Real Estat dan Barang Baku. Dua sektor ini diproyeksikan mampu menghasilkan cuan begitu program tiga juta rumah per tahun dan pemangkasan BI Rate terealisasi. Ada dua saham yang direkomendasikan.
SMGR
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG (SMGR) adalah emiten yang bergerak di sektor Barang Baku yang sejak 2013 menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding. SIG menaungi badan usaha produsen bahan bangunan, sampai jasa solusi dan teknologi bangunan.
Dengan sentimen program tiga juta rumah per tahun dan pemangkasan kembali BI Rate yang memudahkan pinjaman bank, analis menilai hal ini akan menjadi katalis peningkatan permintaan barang baku. Untuk itu, buy on breakout SMGR (support 4.210, resist 4.570) direkomendasikan.
"Jika SMGR bertahan di atas 4.200, akan terjadi perubahan tren jangka pendek dari sideways ke uptrend," jelas Dimas.
"IDX Property tumbuh 4,4 persen dalam sepekan kemarin, dipicu sentimen program pembangunan tiga juta rumah yang digagas Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan siap digarap asosiasi Real Estat Indonesia (REI)," jelas Dimas dalam keterangan tertulis yang diterima NusaBali.com, Senin (14/10/2024).
Selain itu, Prabowo melalui adiknya yang juga Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo mencanangkan penghapusan pajak properti. Pajak yang dihapus adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11 persen dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) 5 persen.
Menurut Dimas, pengapus PPN dan BPHTB dalam pajak pembelian rumah ini bisa menjadi katalis positif bagi sektor properti. Permintaan terhadap produk perumahan diprediksi meningkat didorong sentimen positif ini.
"Namun, pemerintah juga harus memerhatikan daya beli masyarakat yang terus menurun sepanjang tahun ini. Lapangan pekerjaan tambahan harus dibuka dan potongan penghasilan kelas menengah dikurangi agar daya beli masyarakat meningkat," imbuh Dimas.
Untuk itu, perlu juga menunggu Bank Indonesia (BI) mengumumkan BI Rate (suku bunga acuan), Rabu, (16/10/2024) ini. Namun, berdasarkan konsensus, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI diproyeksikan kembali menurunkan BI Rate sebanyak 25 basis poin ke level 5,75 persen.
Pemangkasan BI Rate ini dinilai sebagai respons terhadap daya beli masyarakat yang menurun. Ini terlihat sejak Maret 2024, RI konsisten mengalami perlambatan laju inflasi (disinflasi). Untuk menggenjot roda ekonomi, BI Rate perlu dipangkas seperti langkah bank sentral global lainnya.
Berdasarkan sentimen politis dan ekonomis yang dijelaskan tadi, analis melirik saham-saham di sektor (IDX-IC) Properti & Real Estat dan Barang Baku. Dua sektor ini diproyeksikan mampu menghasilkan cuan begitu program tiga juta rumah per tahun dan pemangkasan BI Rate terealisasi. Ada dua saham yang direkomendasikan.
SMGR
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG (SMGR) adalah emiten yang bergerak di sektor Barang Baku yang sejak 2013 menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding. SIG menaungi badan usaha produsen bahan bangunan, sampai jasa solusi dan teknologi bangunan.
Dengan sentimen program tiga juta rumah per tahun dan pemangkasan kembali BI Rate yang memudahkan pinjaman bank, analis menilai hal ini akan menjadi katalis peningkatan permintaan barang baku. Untuk itu, buy on breakout SMGR (support 4.210, resist 4.570) direkomendasikan.
"Jika SMGR bertahan di atas 4.200, akan terjadi perubahan tren jangka pendek dari sideways ke uptrend," jelas Dimas.
BSDE
PT Bumi Serpong Damai Tbk atau BSD City (BSDE) adalah usaha di sektor Properti & Real Estat yang diproyeksikan tertopang sentimen positif penghapusan pajak properti yakni PPN dan BPHTB, juga pemangkasan BI Rate.
Dengan keringanan pajak dan permudahan pinjaman bank, sektor properti dinilai ranum kembali di tengah backlog perumahan RI. Untuk itu, buy on breakout BSDE (support 1.215, resist 1.430) direkomendasikan.
"Setelah rebound dari area support disertai dengan lonjakan volume, BSDE berpotensi untuk melanjutkan penguatan," ungkap Dimas. *rat
DISCLAIMER: Artikel ini tidak untuk mengintervensi pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan berinvestasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. NusaBali.com tidak bertanggung jawab terhadap keuntungan atau kerugian atas keputusan investasi yang diambil pembaca.
1
Komentar