nusabali

Fenomena Hari Tanpa Bayangan Picu Suhu Panas di Bali

Suhu Tertinggi Tercatat 34 Derajat Celcius, Aktivitas Warga Normal

  • www.nusabali.com-fenomena-hari-tanpa-bayangan-picu-suhu-panas-di-bali

DENPASAR, NusaBali - Bertepatan dengan fenomena Kulminasi Utama atau biasa dikenal Hari Tanpa Bayangan yang berlangsung dari tanggal 13-15 Oktober 2024, suhu udara yang melanda Bali terasa lebih panas dari biasanya.

Bahkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar mencatat suhu tertinggi di Bali pada bulan Oktober 2024 mencapai 34 derajat Celsius.

Dalam pantauan NusaBali, meskipun di Denpasar sendiri puncaknya diperkirakan baru akan terjadi pada, Selasa (15/10) hari ini, fenomena ini sudah mulai terlihat dari bayangan yang tampak seperti tegak lurus di bawah objek, atau hampir menghilang seiring matahari semakin tinggi di langit. Namun walaupun cuaca lebih panas, tampak aktivitas masyarakat tetap berjalan normal. 

Masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, seperti di sekitar Pantai Mertasari, Desa Pakraman Intaran, Sanur, Denpasar Selatan, mengakui cuaca terasa lebih menyengat, tetapi tidak sampai menghambat kegiatan mereka, misalnya, para pekerja dan wisatawan tetap melanjutkan kegiatan di tengah suhu yang menyengat ini. "Panasnya memang lebih terasa dari biasanya, tapi ya mau gak mau tetap harus kerja, udah biasa di lapangan temanan sama panas," ujar Agung, salah satu pekerja di diving yang ada di Mertasari.

Selain itu, beberapa orang yang ditanyai bahkan mengaku tidak mengetahui bahwa Bali sedang mengalami atau apa itu Hari Tanpa Bayangan, yang merupakan salah satu penyebab suhu terasa lebih panas. “Baru pernah denger, ya taunya cuma memang panas aja karena musimnya, dari pagi sampai malam, masih terasa sumuk (gerah),” kata Nanda, salah satu pengunjung pantai. Warga lain pun juga menyampaikan hal serupa.

Sementara itu, pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) BBMKG Wilayah III Bali, Tomy Gunawan, saat dikonfirmasi Senin (14/10), menjelaskan intensitas radiasi matahari saat kulminasi akan mencapai puncaknya yang berdampak langsung pada suhu di permukaan bumi. Meski demikian, jika tutupan awan cukup besar, suhu permukaan bumi cenderung menurun. Namun, masyarakat tetap akan merasakan panas akibat berkurangnya kelembaban udara.

Hari tanpa bayangan sendiri, merupakan fenomena ketika matahari berada pada posisi tertinggi di langit, tepat di atas titik zenit pengamat. Ketika deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, bayangan benda tegak akan terlihat ‘menghilang’ karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Pada saat fenomena ini, ada perbedaan posisi bidang ekuator Bumi dan bidang ekliptika. Sepanjang tahun, posisi matahari dari Bumi terlihat berubah antara 23,5° LU hingga 23,5° LS.

Sehingga suhu udara di Bali, yang terletak di daerah tropis, akan otomatis meningkat saat siang hari. Meski Bali tampak seperti mengalami cuaca panas sepanjang tahun, intensitas tertinggi, dikatakan terjadi pada bulan ini, karena bulan Oktober menandai puncak dari musim panas di Bali.

Di tengah cuaca terik, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan melakukan langkah-langkah perlindungan diri, seperti mengonsumsi air yang cukup untuk menghindari dehidrasi, menggunakan tabir surya, topi, dan jaket saat beraktivitas di luar ruangan, serta menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi vitamin dan buah-buahan. 

Dibandingkan dengan data suhu Udara bulan Oktober tahun 2023 (26 hingga 33 derajat Celcius), suhu udara maksimum di Denpasar saat ini berkisar antara 33 - 35 derajat Celcius. Pada saat ini, untuk suhu 34 derajat, BMKG mengatakan masih tercatat dalam kategori normal belum mencapai suhu ekstrem. Selain itu, untuk kecepatan angin saat ini masih dalam kategori normal, tetapi masyarakat bahari tetap diimbau untuk selalu mengupdate perkiraan dari BMKG. "Untuk Prakiraan kecepatan angin selama tiga hari ke depan diperkirakan datang dari arah Timur-Tenggara, dengan kecepatan 6 hingga 32 km/jam," tandasnya.

Untuk diketahui, puncak hari Tanpa Bayangan, hanya berlangsung singkat atau kurang lebih satu menit saja, sehingga fenomena ini bukan fenomena ekstrem, dan tidak akan berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat. Untuk Bali, fenomena ini akan terjadi di Denpasar pada 15 Oktober 2024 pukul 12:04:53 Wita, Singaraja pada 13 Oktober 2024 pukul 12:05:50 Wita.

Sedangkan, untuk Amlapura akan terjadi pada 14 Oktober 2024 pukul 12:03:34 Wita, Bangli pada 14 Oktober 2024 pukul 12:04:32 Wita, Negara pada 14 Oktober 2024 pukul 12:07:41 Wita, dan Klungkung serta Gianyar pada 15 Oktober 2024 pada pukul 12:04:07 Wita dan 12:04:26 Wita. 7 cr79

Komentar