nusabali

Unik! Perumahan di Desa Sedang, Abiansemal, Badung Menyimpan Lokasi Melukat nan Magis (2-Habis)

Hanya Jero Mangku yang Boleh Menimba Air Panglukatan dari Sumur

  • www.nusabali.com-unik-perumahan-di-desa-sedang-abiansemal-badung-menyimpan-lokasi-melukat-nan-magis-2-habis

Saat menimba air penglukatan dari sumur menggunakan ember bertali, di alam niskala, pamangku tampak menimba air di mana talinya itu sendiri berwujud ular

MANGUPURA, NusaBali
Lantaran memiliki mata air, Pura Taman Beji di Perumahan Pondok Intan Asri wilayah Banjar Aseman, Desa Sedang, Kecamatan Abiansemal, Badung jadi lokasi melukat. Karena khasiatnya dirasakan pamedek (umat), pura yang secara niskala memiliki hubungan semacam murid dan guru dengan Pura Dalem Solo yang disucikan warga Desa Adat Sedang ini dikenal juga sebagai lokasi matamba. Selain itu, juga untuk memohon keberhasilan dalam karier.

Celetuk warga setempat mengungkap, Pura Taman Beji ini disebut sudah 'menghasilkan banyak polisi'. Meskipun, hal ini dikembalikan lagi ke keyakinan masing-masing pamedek yang tangkil (berkunjung). Terkabulkan atau tidaknya doa pamedek bisa dilihat dari kembali atau tidaknya pamedek itu.

Kala memohon, pamedek masesangi (bernazar) misal berderma kelengkapan dan kebutuhan pura jika permohonan dikabulkan. Ketika pamedek kembali lagi dan mendermakan sesuatu, tandanya doa mereka dikabulkan. "Wastra dan tedung ini semua punia (derma) pamedek," kata Pamangku Pura Taman Beji, Jero mangku Nengah Sandra,74, saat ditemui, Jumat (11/10) lalu. 

Kata Mangku Sandra, tirta panglukatan diambil langsung dari sumber mata air yang kini sudah ditata seperti sumur. Sebagaimana sumur, air dari mata air ditimba menggunakan ember terikat tali namun tanpa katrol. "Hanya pamangku yang boleh menimba air sumur ini. Pernah ada warga yang menimba siang-siang dan saya juga tidak diberi tahu. Malamnya, katanya, dia dicari orang besar-besar. Sejak saat itu, hanya pamangku saja yang boleh menimba," beber pamangku dengan dua putra ini.

Di luar kesaksian ini, Mangku Sandra menjelaskan bahwa proses menimba itu tidak sekadar mengambil air dari sumur. Saat menimba menggunakan ember bertali itu, di alam niskala, pamangku tampak menimba air di mana talinya itu sendiri berwujud ular. Ular adalah salah satu perwujudan ancangan (abdi) Ida Bhatara-Bhatari di Pura Taman Beji. Bentuk abdi lainnya yang disebut Mangku Sandra adalah berwujud macan.

Sementara itu, untuk pamedek yang berniat tangkil, pamangku pensiunan perwira pertama Polri yang dinas terakhirnya di Biro Logistik Polda Bali ini berharap pamedek melengkapi diri dengan piranti upacara. Piranti itu terdiri dari pejati, bungkak kelapa gading (melukat), kelapa hijau (matamba), bunga berwarna ganjil, dan lekesan.

"Untuk lekesan (sirih pinang) itu memang Ida Ratu Niang Sakti yang menyenangi. Tidak jarang atas petunjuk Beliau melalui pamedek yang kerauhan meminta pengobatan dilakukan dengan mengunyah daun sirih lantas disemburkan," ungkap Mangku Sandra yang juga pernah empat tahun jadi pamangku di SMAN 2 Abiansemal ini. Selain itu, mengantongi lekesan setelah tangkil ke Pura Taman Beji juga dipercaya bahwa pamedek bakal dilindungi Ida Ratu Niang Sakti. Maka tidak heran, di dalam areal pura ditanami pohon sirih yang kini telah lebat dan merambat ke pohon dadap (Erythrina lithoperna).

Pohon sirih, dadap, dan pohon jambu air yang tumbuh di areal Pura Taman Beji jadi tiga dari pohon yang tidak boleh ditebang. Kata Mangku Sandra, pohon dadap yang tumbuh meski hanya ditusuk sembarang ke tanah ini jadi penanda lokasi pura di alam niskala. Warga setempat mempercayai area yang terbentang antara Pura Taman Beji sampai ke Pura Dalem Solo ramai dengan 'aktivitas sosial' alam niskala. Saat nyeraya (beranjak dari suatu tempat), konon, pohon dadap ini adalah penanda arah kembali. 7 ol1

Komentar