UWRF 2024 Edisi ke-21 Siap Digelar
Persembahan Bagi Prof Bagus dan Cok Sawitri
Temu media UWRF 2024
Ubud Writers and Readers Festival (UWRF)
Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus
Cok Sawitri
Budaya Bali
Direktur UWRF
Janet DeNeefe
Tema UWRF tahun ini, ‘Satyam Vada Dharmam Chara: Speak the Truth, Practice Kindness’
DENPASAR, NusaBali
Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), salah satu festival sastra tahunan terbesar di Asia Tenggara, akan kembali hadir dengan edisi ke-21 pada 23-27 Oktober 2024.
70 lebih penulis, seniman, aktivis, akademisi, dan pegiat kebudayaan Bali akan meramaikan festival ini, berbagi panggung dan menjadi bagian dari lebih dari 250 pembicara yang dihadirkan dari berbagai penjuru Indonesia dan dunia, mulai dari India, Australia, Korea Selatan, Palestina, Amerika Serikat, hingga Malta.
Tahun ini, UWRF juga akan memberikan persembahan bagi dua tokoh besar Bali, yakni Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus dan Cok Sawitri. Persembahan ini akan menjadi bagian dari lebih dari 200 program yang dihadirkan UWRF selama lima hari di Ubud.
Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus adalah akademisi kelahiran Peguyangan, Denpasar. Guru besar Antropologi akrab disapa Prof Bagus dikenal sebagai The Father of Balinese Studies karena kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan pelestarian budaya Bali, salah satunya melalui karya-karya dan pendirian institusi-institusi akademik yang kemudian menjadi pusat pemikiran terkemuka di bidang ini.
Putranya, I Gusti Ngurah Nitya Santhiarsa, akan membuka malam penghormatan untuknya, diikuti oleh penulis dan profesor sastra Indonesia Prof Dr I Nyoman Darma Putra, MLitt, dan Oka Rusmini.
Persembahan juga diberikan untuk Cok Sawitri seorang penulis, novelis, penyair, penulis naskah, dan seniman pertunjukan asal Sidemen, Karangasem. Ia berpulang pada 4 April 2024, meninggalkan warisan yang berharga bagi lanskap seni dan budaya Bali.
Dalam Tribute to Cok Sawitri, penari dan koreografer Ayu Anantha Putri, penyair, esais, editor, dan kurator seni Warih Wisatsana, seniman tari dan dosen Ida Ayu Wayan Arya Satyani (Dayu Ani), koreografer kelahiran Turki Jasmine Okubo dan jurnalis Wayan Juniartha akan memberikan penghormatan bagi Tokoh Seni Pilihan Tempo 2018 untuk kategori Seni Pertunjukan ini.
Janet DeNeefe, Pendiri dan Direktur UWRF, menyampaikan bahwa dua tokoh ini telah meninggalkan warisan yang begitu mendalam bagi Bali dan masyarakatnya. “Melalui persembahan ini, kami ingin memberikan penghormatan sekaligus perayaan bagi sosok Cok Sawitri dan Prof Dr I Gusti Ngurah Bagus.
Sebagai festival yang lahir dan besar di Bali, kami juga ingin turut memastikan bahwa warisan-warisan keduanya tetap hidup dan, harapannya, dapat terus menginspirasi generasi-generasi muda Bali ke depan,” ujarnya dalam temu media UWRF 2024 di Sanur, Denpasar, Kamis (10/10).
Tema UWRF tahun ini, ‘Satyam Vada Dharmam Chara: Speak the Truth, Practice Kindness’, mengambil inspirasi dari epik Mahabharata dan dikaitkan dengan konsep filosofi Hindu Bali ‘Tri Pramana’, menekankan pentingnya mengamalkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan melalui Bayu (kemampuan untuk hidup), Sabda (kemampuan untuk bersuara), dan Idep (kemampuan untuk berpikir).
Sebagai festival sastra, UWRF ingin mendorong peran penulis dalam mempromosikan kedua nilai ini melalui karya-karyanya.
Oka Rusmini, penulis Bali pemenang SEA Writer Award, menyampaikan bagaimana karya-karya penulis perempuan Bali seperti dirinya menjadi bentuk interpretasi modern dari tema ini. “Ia tidak hanya sekadar menyampaikan kebenaran, tetapi juga mengajak pembaca untuk berempati, berrefleksi, dan bertindak.
Karya-karyanya menjadi cerminan dari semangat zaman yang terus berubah, di mana nilai-nilai kebenaran dan kebaikan terus relevan, namun cara kita memahami dan mengimplementasikannya terus berkembang,” ujarnya.
Saat festival nanti, penulis bernama lengkap Ida Ayu Oka Rusmini ini akan mengisi sesi Bali Through Her Eyes yang akan mengeksplorasi perspektif dan pengalaman perempuan Bali dalam melihat dan memaknai pulau ini.
Selain perempuan, topik penting lain yang juga disorot oleh UWRF adalah terkait pembangunan berlebihan di Bali. Sesi bertajuk Overdevelopment in Bali akan menghadirkan aktivis dan Anggota DPD RI Niluh Djelantik, arsitek dan dosen Universitas Warmadewa I Nyoman Gede Mahaputra, dan akademisi lingkungan dari Universitas Gadjah Mada, Agung Wardhana.
Nama-nama Bali lain yang akan turut mengisi program-program ini mencakup Wayan Jengki Sunarta, Made Adnyana Ole, Bagus Ari Saputra, Ni Nyoman Ayu Suciartini, Tan Lioe Ie, Kadek Sonia Piscayanti, Putu Juli Sastrawan, Nirartha Bas Diwangkara, Sugi Lanus, Wayan Wardika, Carma Mira, Pranita Dewi, dan banyak lagi. 7 ad
1
Komentar