nusabali

BPBD Bali Nyatakan Kebakaran di Lereng Gunung Agung Terkendali

  • www.nusabali.com-bpbd-bali-nyatakan-kebakaran-di-lereng-gunung-agung-terkendali

AMLAPURA, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyatakan kebakaran hutan di lereng Gunung Agung sejak Minggu (13/10), telah terkendali. Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin menyebut titik api tidak terlihat lagi.

“Sejak kemarin (Selasa) sampai Rabu (16/10) siang ini tidak terlihat lagi titik api. Hanya terlihat asap tipis dari beberapa pohon ranting yang sudah terbakar,” ujar Rentin.

Rentin menambahkan, laporan dari Relawan Besakih semak terbakar relatif habis sehingga potensi untuk muncul api lagi dan menyebar sangat kecil. Meski demikian tim gabungan tetap tetap siaga melakukan monitoring, baik di lokasi sekitar Pura Pengubengan maupun pemukiman, dalam beberapa hari mendatang.

Masyarakat pun untuk sementara tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pendakian di Gunung Agung. “Aktivitas pendakian sudah ditutup resmi sejak 1 Oktober 2024 karena adanya rangkaian piodalan di Pura Pasar Agung Besakih,” ujar Rentin.

Kepulan asap di lereng Gunung Agung pertama kali teramati pada Minggu (13/10) siang. Satu regu (6 orang) TRC BPBD Bali mulai sejak Senin pagi pukul 06.00 Wita bergerak menuju lokasi, untuk bergabung dengan tim lainnya (RPH, TNI, POLRI, Relawan, dan TRC BPBD Karangasem) untuk membuat sekat pembatas agar tidak sampai ke area pemukiman.

Dari pantauan petugas terdapat enam titik api di lokasi kebakaran. Vegetasi yang terbakar adalah pinus, cemara, dan semak belukar. Diperkirakan luas yang terbakar kurang lebih 100 hektare. Namun api berada di lereng terjal, sulit dijangkau sehingga upaya pemadaman sulit dilakukan.

Terletak 2.000an meter di atas permukaan laut, petugas kesulitan menuju titik api. Dibutuhkan waktu kurang lebih 4 jam untuk menjangkau ke titik api, sangat membahayakan keselamatan manusia. Petugas hanya bisa melakukan pemantauan dari Pura Pengubengan.

BPBD Bali sempat berkoordinasi dengan BNPB dan BMKG untuk melakukan 2 alternatif strategi yakni water bombing dengan menggunakan helikopter dan penerapan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca).7ad

Komentar