Bea Cukai Lakukan Penindakan Bidang Kepabeanan dan Cukai
Negara Berpotensi Merugi Rp 16,5 Miliar
Total Bea Cukai berhasil melakukan 1.261 penindakan di bidang kepabeanan dan cukai selama periode Januari hingga September.
MANGUPURA, NusaBali
Sepanjang periode Januari hingga September 2024, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Kanwil DJBC Bali NTB NTT) telah berhasil melakukan 1.261 penindakan di bidang kepabeanan dan cukai. Penindakan yang dilakukan berhasil mencegah potensi kerugian negara sebesar Rp 16,556,648,166.
Dari 1.261 penindakan itu, 475 di antaranya merupakan penindakan kepabeanan, dengan potensi kerugian sebanyak Rp 3.683.983.401. Di antaranya dari komoditi hewan non cites Rp 3.333.070.102, uang tunai Rp 24.045.800, obat-obatan Rp 29.531.123, perikanan Rp 4.448.286, hasil tembakau Rp 11.157.500, makanan Rp 2.056.444, senjata api Rp 4.079.511, MMEA Rp 12.832.642, dan kosmetik Rp 3.311.472. Obat-obatan, MMEA, makanan, alkes, senjata api, hasil tembakau, hewan non cites dan bagian tubuhnya, serta kosmetik, banyak ditemukan dari pengawasan kepabeanan atas pembawaan barang lartas oleh pelaku perjalanan luar negeri.
Sedangkan untuk penindakan cukai, total berjumlah 786 penindakan. Dengan potensi kerugian sebesar Rp 12.872.664.765. Dengan jenis komoditas yakni rokok sebanyak 12.191.505 batang, tembakau iris (TIS) sebanyak 44.607,00 gram, Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) sebanyak 105,75 liter, dan MMEA sebanyak 22,879,66 liter.
Selain itu, Bea Cukai juga berhasil menggagalkan peredaran 50.514 gram narkotika, menyelamatkan sekitar 45 ribu jiwa dari bahaya penyalahgunaan narkoba, dan menghemat potensi biaya rehabilitasi sebesar Rp 58 miliar.
“Salah satu fokus utama kami adalah penindakan terhadap narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP). Kami melihat peningkatan upaya penyelundupan narkoba, terutama melalui jalur barang bawaan penumpang dan pengiriman barang,” ujar Kepala Kanwil DJBC Bali NTB NTT R Fadjar Donny Tjahjadi belum lama ini.
Untuk mengatasi hal ini, Donny mengatakan jika Bea Cukai telah membentuk Unit K-9 yang dilengkapi dengan 7 ekor anjing pelacak. “Anjing-anjing pelacak ini sangat membantu kami dalam mendeteksi keberadaan narkotika yang disembunyikan dengan sangat rapi,” tambahnya.
Kolaborasi dengan instansi terkait seperti Kepolisian Republik Indonesia dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia juga menjadi kunci keberhasilan dalam memberantas peredaran narkoba. Dia menilai, sinergi yang kuat memungkinkan pihaknya untuk mengungkap jaringan-jaringan penyelundup yang lebih besar. Bukti nyata dari sinergi ini adalah pengungkapan 2 clandestine laboratorium narkotika di daerah Canggu dan Gianyar. “Penemuan laboratorium ini menunjukkan bahwa jaringan narkoba semakin berani beroperasi di wilayah kami,” ungkapnya.
Donny juga mengimbau masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam memberantas peredaran barang ilegal. “Jika masyarakat menemukan informasi terkait penyelundupan, kami mohon untuk segera melaporkannya,” ajaknya. 7 ol3
Komentar