Kaji Resiko Bencana, Bendungan Titab-Ularan Dibuatkan RTD
SINGARAJA, NusaBali - Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida bersama Pemkab Buleleng sedang menyusun Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Titab-Ularan yang berlokasi di perbatasan wilayah Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Seririt, Selasa (22/10).
Kajian risiko bencana, pencegahan hingga tindak darurat disusun mengantisipasi kejadian dan resiko bencana yang bisa terjadi.
Kepala BWS Bali-Penida Muhammad Noor ditemui usai rapat di rumah jabatan Bupati Buleleng mengatakan, sesuai dengan protap keamanan bendungan wajib dibuatkan RTD. Aturan ini untuk mengantisipasi peristiwa dan resiko bencana yang tidak dapat diprediksi. Seperti bencana alam hujan badai, banjir, gempa bumi yang mengancam keamanan bendungan.
“Semua potensi resiko baik dari berbagai faktor kita petakan semua, siapa berbuat apa. Pemetaan jalur evakuasi, titik kumpul, titik pengungsian, ini melihatkan pemerintah daerah, dari BPBD, SAR, Dinas Kesehatan, semuanya bekerjasama untuk tindak darurat ini,” terang Muhammad Noor.
Terkait dengan keberadaan Bendungan Titab-Ularan yang sudah beroperasi sejak 2016 lalu dinyatakan aman dan sudah dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi, juga untuk air baku SPAM Burana dengan debit 170 liter per detik. Potensi air baku untuk SPAM ini juga masih bisa dimaksimalkan hingga 350 liter per detik.
“Kita tidak berharap ada peristiwa darurat yang mengancam keamanan bendungan. Tetapi kalau tidak disiapkan sekarang, penanganan faktor resiko relatif susah dilakukan. RTD disusun secara sistematis dengan mengidentifikasi masalah, tindakan pencegahan hingga kesiapan meminimalisir resiko,” imbuh dia.
Namun sejauh ini Bendungan yang berada di perbatasan lima desa wilayah Kecamatan Seririt dan Kecamatan Busungbiu dinyatakan aman. Bendungan Titab-Ularan pun menjadi jawaban dan solusi persoalan kekurangan air Buleleng Barat saat musim kemarau. Selain juga menjadi pengendali banjir di musim penghujan.7 k23
Komentar