Museum Subak Bangkitkan Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Museum Subak
Si Putu Putra Eka Santi
Kepala UPT Museum Mandala Mathika Subak
Belajar Bersama di Museum Subak
TABANAN, NusaBali - Guna membangkitkan permainan tradisional, Museum Mandala Mathika Subak, Tabanan, membuat program belajar bersama selama sepekan. Ada 450 siswa dari 10 sekolah SD yang dilibatkan dalam program tersebut.
Sejumlah permainan tradisional yang dikenalkan. Salah satunya Membalap Kekua Buta yang diperankan oleh kelas empat, lima, dan enam pada Rabu (23/10). Kegiatan itu pun sangat antusias diikuti oleh anak-anak.
Kepala UPT Museum Mandala Mathika Subak Si Putu Putra Eka Santi mengatakan program belajar bersama sengaja dikemas untuk mengenalkan permainan tradisional. Terlebih lagi saat ini nak-anak selalu berinteraksi dengan gedjet. Sehingga ditakutkan permainan tradisional tidak dikenali. "Kegiatan ini juga bertujuan ntuk mengenalkan budaya dan tradisi kepada para siswa SD," tegas Eka Santi.
Eka Santi menjelaskan, kegiatan Belajar Bersama di Museum Subak ini akan berlangsung 10 hari dengan waktu pelaksanaan yang disesuaikan dengan jadwal kegiatan di masing-masing sekolah. Total ada sepuluh SD di sekitar Museum Subak yang diajak berpartisipasi dalam kegiatan ini. Satu sekolah mengikutsertakan 45 orang anak yang duduk di bangku kelas empat, lima, dan enam. “Satu hari satu sekolah dengan jumlah siswa yang cukup. Satu sekolahnya ada 45 siswa. Jadi selama sepuluh hari ada 450 orang siswa yang ikut,” imbuhnya
Dia berharap, materi kegiatan Belajar Bersama di Museum Subak ini juga nantinya bisa dikembangkan di sekolah maupun rumah para siswa. “Agar tidak jenuh dengan belajar di kelas. Selain itu, ini juga untuk mengurangi ketergantungan anak-anak pada gadget,” tandasnya.
Terkait permainan Mebalap Kekua Buta ini dilakukan secara berpasangan. Satu orang pemain berperan sebagai kusir dan seorang lagi berperan sebagai kekua atau kura-kura. Si kusir dalam permainan ini bertugas mengangkat kedua kaki pemain lainnya yang berperan sebagai kekua sembari memberikan arah dan aba-aba. Sedangkan pemain yang berperan sebagai kekua harus berjalan dengan menggunakan kedua tangannya dengan kedua matanya tertutup kain.
Dalam permainan ini, para siswa bukan sekadar bermain. Mereka juga meraktivitas olahraga, melatih ketangkasan dan kecekatan hingga saling bekerja sama.7des
1
Komentar